Sunday, December 17, 2017

567. DIAM

DIAM ADALAH EMAS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ungkapan, “Diam adalah emas menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
    Ungkapan “diam adalah emas” tidak hanya di kenal di Indonesia saja, tetapi juga dikenal di negara lain, makna dan arah ungkapan tersebut sejalan dengan tuntunan agama Islam.
     Banyak petunjuk dalam agama Islam yang mendorong agar seseorang selalu menimbang dan memperhatikan perkataan yang akan diucapkannya, karena  Al-Quran menjelaskan bahwa semua perkataan yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat.
      Al-Quran surah Qaf, surah ke-50 ayat 18.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

      “Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.
      Suatu “pembicaraan” dalam bahasa Al-Quran dinamakan dengan “kalam”, dan dari akar kata “kalam” dapat dibentuk kata yang artinya “luka”, sehingga “kalam” dapat melukai, bahkan “luka” yang diakibatkan oleh “lidah” bisa lebih parah daripada “luka” yang diakibatkan oleh “pisau”.
      Semuanya, harus mengantarkan seseorang untuk selalu berhati-hati dengan  memikirkan dan merenungkan sesuatu yang akan diucapkannya, karena “Saya menawan sesuatu yang akan saya ucapkan, tetapi begitu terucapkan maka saya yang menjadi tawanan ucapan saya sendiri”.
      Terdapat beberapa orang yang memiliki “nafsu yang tinggi” dalam berbicara yang melebihi “selera” makannya, karena dia senang berbicara tentang apa pun, seakan-akan dia mengetahui segala sesuatu dan seolah-olah hidupnya hanya untuk berbicara.
     Ajaran Islam mengajarkan kepada umatnya, ketika seseorang berbicara untuk menguraikan pendapatnya, atau mengungkapkan suatu pertanyaan agar disampaikan dengan cara yang santun dan tidak sembarangan.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 101.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْأَلُوا عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْآنُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ

101. Hai orang

      “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkanmu dan jika kamu menanyakan di waktu Al-Quran itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun”.
      Para ulama mengingatkan bahwa kadang kala terdapat suatu pembicaraan atau pertanyaan yang sepintas lalu terlihat berkaitan dengan agama, tetapi sebenarnya agama tidak merestuinya, misalnya seseorang bertanya,”Apakah kamu sedang berpuasa?”
     Apabila kita menjawab, “Ya, saya berpuasa”. Maka jawaban tersebut dapat menimbulkan sikap pamer, ria, dan pamrih, sedangkan apabila kita menjawab,”Tidak, saya tidak berpuasa”. Maka kita telah berbohong.
     Apabila kita diam dan tidak menjawabnya, maka kita dapat dinilai angkuh dan sombong, tetapi apabila kita menjawab secara diplomatis, maka terpaksa memeras otak untuk berpikir menyusun redaksi yang tepat.
     Sifat umum redaksi dalam Al-Quran serta khutbah dan hadis Nabi adalah singkat dan padat isinya, karena Nabi bersabda,”Salah satu tanda kedalaman ilmu seseorang adalah berkhutbah Jumat yang singkat dan padat”.
      Para ulama menjelaskan bahwa banyak materi pembicaraan dan uraian keagamaan yang sewajarnya tidak perlu diucapkan, serta banyak pembicaraan dan pertanyaan yang tidak atau belum perlu diajukan sekarang.
     Misalnya, ketika Neil Amstrong menginjakkan kakinya di bulan, beberapa orang bertanya,”Bagaimana cara seorang Muslim melaksanakan salat ketika berada di bulan?”.
     Maka jawaban yang paling tepat adalah,”Cara salat ketika manusia berada di bulan, akan kita bahas apabila telah ada seorang Muslim yang mendarat di bulan”. Sehingga berlaku ungkapan,”Diam adalah emas, sedangkan berbicara adalah perak”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment