Saturday, February 24, 2018

713. BONGKAR

MEMBONGKAR KUBURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum membongkar kuburan orang Islam yang meninggal dunia menurut cara agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “jenazah” menurut KBBI V dapat diartikan “mayat”, “badan atau tubuh orang yang sudah mati”, dengan istilah yang lebih santun.
      Fardu kifayah adalah kewajiban bersama bagi mukalaf yang apabila sudah dilaksanakan oleh seseorang di antara mereka, yang lain bebas dari kewajiban itu.
      Jika seorang muslim meninggal dunia, maka hukumnya “fardu kifayah” atas umat Islam untuk menyelenggarakan empat hal terhadap jenazahnya, yaitu: memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah.
MEMANDIKAN JENAZAH
      Kata “mandi” menurut KBBI V dapat diartikan “membersihkan tubuh dengan air dan sabun (dengan cara menyiramkan, merendamkan diri dalam air,  dan sebagainya)”, “bermandi”, atau “dipenuhi oleh (cahaya , uang, dan sebagainya)”.
      Memandikan jenazah adalah membersihkan tubuh orang yang telah meninggal dunia dengan cara menyiramkan air atau menyucikan mayat orang yang sudah meninggal dunia.
     Jenazah yang wajib dimandikan adalah jenazah orang Islam, terdapat tubuhnya meskipun sebagian, dan bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama Allah).
      Cara memandikan jenazah adalah berikut ini. Ke-1, jenazah diletakkan dalam ruangan yang terlindung, sehingga auratnya tertutup. Ke-2, jenazah ditaruh dalam posisi agak tinggi misalnya di atas ranjang.
     Ke-3, hanya orang-orang tertentu yang boleh memandikan jenazah. Ke-4, pakaian jenazah diganti dengan kain basahan misalnya dengan sarung agar auratnya tertutup. Ke-5, perut jenazah ditekan agar kotoran dari perutnya keluar kemudian dibersihkan.
       Ke-6, disiram dengan air sebanyak tiga atau lima kali bercampur wewangian agar baunya harum. Ke-7, membersihkan gigi, mulut, dan mewudukan jenazah. Ke-8, kepala jenazah dibersihkan dan rambutnya disisir.
      Ke-9, jenazah dimiringkan ke kiri untuk membersihkan bagian tubuh sebelah kanan. Ke-10, jenazah dimiringkan ke kanan untuk membersihkan tubuh sebelah kiri. Ke-11, memandikan jenazah dilakukan dengan sopan menggunakan air bercampur wewangian agar baunya harum.
      Orang-orang yang diizinkan untuk memandikan jenazah adalah berikut ini.   
      Pertama, jenazah laki-laki yang memandikan adalah para lelaki, jenazah wanita yang memandikan juga para wanita.
      Kedua, seorang suami lebih berhak memandikan jenazah istrinya dan seorang istri lebih berhak memandikan jenazah suaminya. Ketiga, mahram dari jenazah lebih berhak memandikan jenazahnya.
      Keempat, jenazah wanita yang di daerah tersebut tidak terdapat wanita, suami, atau mahramnya hendaklah jenazahnya ditayamumkan, karena dilarang dimandikan oleh laki-laki yang lain, dan sebaliknya jenazah pria yang tidak ada istri, laki-laki, atau mahramnya, hendaknya jenazahnya ditayamumkan.
      Kelima, jenazah anak pria atau anak perempuan diizinkan dimandikan oleh laki-laki atau wanita dewasa yang bukan mahramnya. Keenam, orang yang dibolehkan memandikan jenazah adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan dapat menjaga rahasia jenazah.
MENGAFANI JENAZAH
      Kafan adalah kain pembungkus mayat (sebaiknya berwarna putih) dan mengafani jenazah adalah memberikan kain kafan kepada jenazah atau memakaikan kain kafan kepada jenazah.
     Cara mengafani (membungkus) jenazah adalah berikut ini.
      Ke-1, kain kafan diambilkan dari harta si jenazah sendiri, dari keluarganya, atau berasal dari dana sosial masyarakat. Ke-2, kain kafan minimal satu lapis untuk jenazah pria maupun wanita yang menutupi seluruh tubuhnya.
      Ke-3, jenazah pria sebaiknya dibungkus kafan sebanyak tiga lapis kain kafan menutupi seluruh tubuh jenazah dan untuk jenazah wanita lima lapis kain kafan.
      Ke-4, kain kafan dihamparkan setiap helai ditaburi wewangian kemudian dibungkuskan kepada jenazah. Ke-5, kedua tangan jenazah ditaruh di atas perutnya tangan kanan di atas tangan kiri dan  diluruskan sesuai rusuknya (lambungnya).
      Ke-5, jenazah orang Islam yang sedang memakai seragam ihram haji atau ihram umrah tidak perlu diberikan wewangian dan kepala jenazah tidak perlu ditutupi.
MENYALATI JENAZAH
      Salat jenazah adalah salat untuk orang Islam yang meninggal dunia, dilakukan dengan empat takbir, dikerjakan dengan berdiri saja tanpa rukuk, tanpa sujud, dan hukum salat jenazah adalah fardu kifayah.
       Syarat untuk orang yang ikut menyalatkan jenazah adalah sama seperti syarat salat lainnya.
      Ke-1, suci badan dan suci pakaian, menutup aurat, serta menghadap kiblat. Ke-2, salat jenazah dilakukan ketika jenazah telah dimandikan dan dikafani. Ke-3, jenazah diletakkan di sebelah kiblat di depan para jemaah. 
      Rukun salat jenazah adalah berikut ini.
      Ke-1, berniat salat jenazah. Ke-2, membaca surah Al-Fatihah setelah takbiratul ihram. Ke-3, membaca takbir empat kali termasuk takbiratul ihram.
      Ke-4, membaca selawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua. Ke-5, membacakan doa untuk jenazah setelah takbir ketiga. Ke-6, salat jenazah sambil berdiri jika mampu. Ke-7, mengucapkan salam.
      Sunah salat jenazah adalah berikut ini. Ke-1, mengangkat kedua tangan ketika membaca empat kali takbir. Ke-2, membaca “taawuz” (auzubillah) sebelum membaca surah Al-Fatihah. Ke-3, mengucapkan bacaan dengan merendahkan suara.
MENGUBURKAN JENAZAH
      Cara menguburkan jenazah adalah berikut ini.
      Ke-1, menggali lubang liang lahad secukupnya agar tidak tercium bau mayat dari luar dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Ke-2, jenazah ditaruh miring ke sebelah kanan dengan wajah menghadap kiblat.
      Ke-3,  memasang kayu atau bambu yang dimiringkan di atas jenazah agar tidak terkena tanah. Ke-4, menimbun lubang lahad dengan galian tanahnya semula.
      Sunah menguburkan jenazah adalah berikut ini.
      Ke-1, memasukkan jenazah wanita ke liang lahad disunahkan menutupi bagian atasnya dengan kain atau bahan lainnya. Ke-2, urukan tanah tempat jenazah dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya agar mudah dikenali.
      Ke-3, urukan tanah disunahkan diratakan datar daripada dimunjungkan. Ke-4, memberikan tanda dengan sesuatu di atas urukan kepala jenazah. Ke-5, meletakkan kerikil di atas tanah kuburan.
      Ke-6, meletakkan bunga atau pelepah basah di atas kuburan. Ke-7, menyirami tanah kuburan dengan air. Ke-8, mendoakan jenazah agar semua amal kebaikannya diterima oleh Allah dan segala kesalahannya diampuni oleh Allah.
     Larangan berkenaan dengan kuburan.
     Ke-1, dilarang menembok kuburan. Ke-2, dilarang duduk di atas kuburan. Ke-3, dilarang membuat rumah di atas kuburan. Ke-4, dilarang membuat masjid di atas kuburan. Ke-5, dilarang membuat tulisan diatas kuburan.
MEMBONGKAR KUBURAN
      Membongkar kuburan untuk mengeluarkan jenazah yang telah dikebumikan hukumnya haram karena akan merusak kehormatan jenazah.
     Hal-hal yang dibolehkan untuk membongkar kuburan ketika jenazahnya belum membusuk adalah berikut ini.
      Ke-1, jenazah belum dimandikan, dikafani, disalatkan, atau tidak menghadap kiblat, maka boleh dibongkar kembali dan diperlakukan semestinya. Ke-2, tanah tempat jenazah dikuburkan bermasalah dan diminta kembali oleh pemiliknya yang sah. Ke-3, terdapat barang berharga yang ikut terkubur di dalamnya.
      Jenazah yang telah terkubur lama dan tulang belulangnya sudah hancur, tidak terlarang untuk membongkar kuburannya dengan cara dan sikap yang baik.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment