Thursday, April 16, 2020

4168. HUKUM PUASA RAMADAN


HUKUM PUASA RAMADAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Ramadan adalah bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari).
2.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

      Hai orang-orang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.

3.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
       Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antaramu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari lain. Dan wajib bagi orang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah, (yaitu): memberi makan 1 orang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
4.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
       (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk manusia dan penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (hak dan batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
5.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187.


أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
     

      Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka pakaian bagimu, dan kamu pakaian bagi mereka. Allah mengetahui kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campuri mereka dan cari apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasa sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka, ketika kamu iktikaf dalam mesjid. Itu larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.

6.    Kalimat “wa 'alal ladzina yuthiqunahu fidyatun tha'amu miskin” (Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya membayar fidiah, yaitu memberi makan seorang miskin).
1)    Penggalan ayat ini diperselisihkan maknanya oleh para ulama.
2)    Sebagian berpendapat pada mulanya Allah memberi alternatif bagi orang wajib puasa (berpuasa atau berbuka dengan membayar fidiah).
3)    Sebagian lain berpendapat ayat ini bicara tentang musafir, orang  sakit, dan orang yang berat berpuasa Ramadan, mereka dibolehkan tidak puasa dengan syarat membayar fidiah.
4)    Mayoritas ulama memahami penggalan ayat ini bicara tentang orang tua dan orang mempunyai pekerjaan sangat berat, sehingga berpuasa sangat memberatkannya, padahal dia tidak punya sumber rezeki lain.
5)    Dalam kondisi ini, mereka diperbolehkan tidak berpuasa Ramadan dengan syarat membayar fidiah, termasuk terhadap orang sakit yang tidak mampu berpuasa, dan memperlambat penyembuhan, serta wanita hamil dan menyusui.

7.    Fidiah adalah memberi makan fakir dan miskin setiap hari, selama dia tidak berpuasa Ramadan.
1)    Besarnya fidiah ada yang berpendapat sebanyak “setengah shak” (gantang) atau sekitar 3,125 gram gandum, kurma, atau makanan pokok yang lain.
2)    Ada yang menyatakan “satu mud” sekitar lima per enam liter.
3)    Ada yang mengembalikan penentuan jumlahnya kepada kebiasaan setiap masyarakat.

8.    Kalimat “uhilla lakum lailatash-shiyamir-rafatsu ila nisa'ikum” (Dihalalkan bagimu malam Ramadan bersetubuh dengan istrimu).
1)    Ayat ini membolehkan hubungan suami dan istri pada malam hari Ramadan, termasuk mengeluarkan sperma dengan cara apa pun.
2)    Sebagian ulama menilai berpelukan dan berciuman suami istri siang hari bulan Ramadan hukumnya makruh, karena dapat mengakibatkan keluarnya sperma.
3)    Mayoritas ulama berpendapat suami istri melakukan hubungan seks pada malam hari, tidak harus mandi junub sebelum terbitnya fajar, tetapi wajib mandi junub sebelum terbitnya matahari untuk salat subuh.

9.    Kalimat “wakulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul khaith al-abyadhu minal khaithil aswadi minal fajr” (makan dan minumlah sampai terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar).
1)    Waktu imsak sekitar 10 menit sebelum masuk Subuh.
2)    Imsak bertujuan mencegah dan memberi peringatan agara tidak melakukan aktivitas terlarang.

10. Kalimat “tsumma atimmush shiyama ilal lail” (kemudian sempurnakan puasa sampai malam), artinya waktu berpuasa dimulai sejak terbitnya fajar dan berakhir dengan datangnya malam.
1)    Para ulama berbeda pendapat tentang “malam hari”.
2)    Ada yang memahami “malam hari” adalah tenggelamnya matahari, meskipun masih terdapat mega merah.
3)    Yang lain memahami “malam hari” adalah hilangnya mega merah dan menyebarnya kegelapan.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment