MALAYSIA
PIPA GAS 100 PERSEN INDONESIA PENGHASIL 1 PERSEN
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Indonesia
.
Merdeka
17-8-1945.
Malaysia
.
Merdeka
31-12-1957
Pakar
Kebijakan Publik.
Bambang
Haryo Soekartono.
Menilai harga LPG
Di
Indonesia.
Tak realistis.
Dan
carut marut.
Di
kelola manajemen Pertamina.
Indonesia
penghasil gas terbesar.
Di
Asia.
Dia
menduga.
Ada
pihak tertentu ingin rakyat.
Tetap
pakai gas LPG.
Yang
harganya.
Tidak
realistis.
Tahun
2023.
Harga
gas LPG 3 kg.
Tabung
melon
HET
capai Rp 25.000.
Padahal
tahun 2014.
Harga
HET Elpiji 3 kg.
Masih
Rp 13.500.
Naik
85 persen.
Tak
sampai 10 tahun.
Hal itu.
Tak
masuk akal," ujar Bambang Haryo.
Senin
(7/8/2023).
Menurut
Anggota DPR-RI.
Periode
2014-2019.
Harga
LPG di luar Jawa.
Bisa
di atas Rp40.000.
Misalnya.
1)
Sidrap
Sulawesi Rp40.000.
2)
Kutai
Timur Kalimantan Rp50.000.
"Pertamina
suplai gas LPG.
Dan
BBM.
Secara
monopoli.
Dapat
subsidi pemerintah.
Berupa
PNM dari APBN Rp82,3 triliun.
Pada
tahun 2023.
Mestinya
suplaiLPG.
Ke
seluruh Indonesia.
Tak
boleh terkendala biaya.
Apalagi
ada tol laut.
Dipakai
kirim LPG.
Biaya
lebih murah.
Data
BPS.
LPG
3 kg.
Banyak
dipakai usaha kecil.
Sekitar
25 juta usaha mikro.
Dan
rakyat bawah.
Sekitar
110 juta orang.
Hal
itu.
Sangat
memberatkan warga.
Bahkan
warga menengah atas.
1)
Pakai
LPG 5,5 kg.
Harga Rp110.000.
2)
LPG
12 kg.
Harga Rp240.000.
Berbeda
dengan Malaysia.
1.
LPG
12 kg.
Harga
25,8 ringgit .
Setara
Rp 90.300.
Di
Kota:
1)
Kuala
Lumpur.
2)
Perak.
3)
Pulau
Pinang.
4)
Terengganu.
5)
Pahang.
6)
Dan
lainnya.
Bahkan
harga di Malaysia.
Bagian
Pulau Kalimantan
1)
Kota
Kinabalu.
2)
Serawak.
3)
Pelosok
lainnya.
Harganya
berbeda.
Kurang
dari 1 ringgit.
Bisa
disebut.
Harganya
sama.
Di
seluruh wilayah Malaysia.
Sampai
pedalaman," kata BHS.
Petronas
Malaysia.
Perusahaan
milik negara.
Tak
monopoli suplai BBM.
Di
Malaysia.
Perusahaan
swasta.
Seperti:
1)
Shell.
2)
Petron.
3)
Dan
lainnya.
Swasta jual LPG pada rakyat.
Harga sama dengan Petronas.
Swasta tak diberi subsidi.
Dari negara.
Malaysia
juga impor gas LPG.
Dari
negara yang sama.
Dengan
Indonesia.
Yaitu:
1)
USA.
2)
Arab.
3)
Qatar.
4)
Anggola.
5)
Kuwait.
6)
Singapura.
Di
Malaysia.
Tabung
LPG 16 kg.
Hanya
dipakai oleh:
1)
UMKM.
2)
Usaha
mikro.
3)
Kedai
kecil.
4)
Pasar
tradisional.
5)
Pedagang
kaki lima.
Bagi
semua rakyat.
Di
Malaysia.
Sampai
pelosok.
Sudah
ada pipa jaringan gas 100 persen.
Harga
lebih murah.
Daripada
LPG.
Bahkan
hampir gratis.
Hanya bayar service charge.
Penggunaan
gas.
Tak
dibatasi," ujarnya.
Tapi
di Indonesia.
Menurut
Bambang Haryo.
Hampir
100 persen pemukiman.
Belum
ada jaringan gas.
Mereka
harus pakai tabung.
Untuk
rumah tangganya.
BHS
ungkapkan.
Jaringan
gas dibangun.
Pemerintah
Hindia Belanda.
Di
perumahan kota besar.
Seperti:
1)
Jakarta.
2)
Surabaya.
3)
Semarang.
4)
Medan.
Tapi tidak difungsikan.
Jaringan gas saat ini.
Baru jangkau kurang 1 persen.
Jumlah rumah penduduk.
Di Indonesia.
Padahal
Indonesia.
Penghasil
gas terbesar.
Di
Asia.
Bahkan:
1)
China.
2)
Jepang.
3)
Korea.
4)
Singapura.
Dipasok
gas dari Indonesia.
"Hal
itu sangat Ironis.
Manajemen
pertamina dan PGN.
Kementerian
BUMN dan ESDM.
Bisa
disebut gagal.
Tambah
sedih.
Tabung
LPG 3 kg.
Harganya
seperti tak disubsidi.
Barangnya
sulit ada di daerah.
Berdampak
pada ekonomi.
Sangat
merugikan masyarakat," ujarnya.
(Sumber
tribun)
.png)
%20-%20Copy%20-%20Copy%20-%20Copy.bmp)
0 comments:
Post a Comment