Wednesday, August 16, 2023

19810. PEMIMPIN DEMOKRASI TIRU ASPAL BUKAN BESI

 


PEMIMPIN DEMOKRASI TIRU ASPAL BUKAN BESI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Eep Saifullah Fatah.

 

Dalam negara demokrasi.

Sistem kerjanya paradoks.

Atau saling berlawanan.

 

 Pemimpin negara demokrasi.

Harus mampu seimbang.

 

Dalam 2 hal.

Yang tampak bertentangan.

 

Dalam demokrasi.

 

Pemimpin harus penuhi 2 syarat.

Tampak bertentangan.

 

Yaitu:

1)        Kuat.

2)        Lentur.

 

Pemimpin negeri demokrasi.

Harus kuat dan lentur.

 

Karena ada kepentingan.

Yang harus didengar.

 

Yaitu aspirasi public.

Yang harus diakomodasi,” katanya.

 

 Pendiri dan CEO PolMark Indonesia.

 Eep Saefulloh Fatah.

 

Selasa 15 Agustus 2023.

 

Pemimpin Kuat.

Artinya.

 

Dia bisa kerjakan apa pun.

Yang mau dikerjakan.

 

Pemimpin Lentur.

Artinya.

 

Dia sedia mendengarkan.

Siap akomodasi.

 

Bisa ambil titik tengah.

Mampu kompromi.

 

Titik temu berbagai pihak.

Merasa kepentingannya terwakili.

 

Dalam negara demokrasi.

Pemimpin tak boleh jadi besi.

Tapi harus jadi aspal.

 

Sifat besi.

Yaitu keras dan kaku.

 

Sifat aspal.

Yaitu lentur tapi kuat.

 

“Dalam negara demokrasi.

 Pemimpin sifatnya seperti aspal.

 

Sifat aspal.

Jika ditinju terasa keras.

 

Tapi jika dipegang.

Tampak lembek.

 

Sifat aspal.

Paduan kekuatan dan kelenturan.

 

Dalam demokrasi .

Pemimpin itu harus begitu,” ungkap dia.

 

Dalam demokrasi.

Pemimpin juga punya syarat lain.

 

Pemimpin harus benar.

Tapi juga harus toleran.

 

Dia  yakin benar.

Apa yang dikerjakan.

Punya prinsip selalu terjaga.

 

Tapi juga paham

Di luar sana.

Ada orang punya prinsip berbeda.

 

Contohnya.

Soal alkohol.

 

Pemimpin beri kesempatan.

Bagi orang tak haramkan alkohol .

 

Bisa konsumsi alkohol.

 

Tapi toleransi harus dijaga.

Diatur batas usia.

Untuk konsumsi alcohol.

 

Diatur tata Kelola.

Distribusi dan sistem edarnya.

 

Hak konsumsi alkohol.

Bagi orang lain.

Tak boleh dihapus.

 

Pemimpin yakin alkohol haram.

Tapi toleran ada keyakinan berbeda.

 

Soal akibat lain.

 

Misalnya.

Terjadi kriminalitas.

 

Pemimpin tak larang alcohol.

Tapi soal tindakan akibatnya.

 

Yang diproses akibatnya.

Bukan dilarang alkoholnya.

 

(Sumber kba)

0 comments:

Post a Comment