HASIL SURVEI UNTUK OPINI SESUAI
PESAN POLITIK
Oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM
Sebaran sampel.
Survei terakhir
Litbang Kompas.
Tampak meragukan.
Jumlah sampel 1.364
orang.
Mencakup populasi Indonesia.
Dalam 38 Provinsi.
Artinya.
Tiap Provinsi rerata 36
orang.
Dalam metodologi apa pun.
Sampel itu terlalu kecil.
Untuk simpulkan
populasi.
Guru besar Ilmu
Komunikasi UI.
Prof Zulhasril Nasir.
Selasa, 22 Agustus 2023.
Tanggapi hasil survei
Litbang Kompas.
Elektabilitas Capres.
Dirilis 21 Agustus 2023.
“Sebagai orang paham.
Dan
terlibat penelitian social.
Selama puluhan tahun.
Saya berpendapat.
Survei Kompas itu.
Tak ada nilainya.
Hanya untuk giring opini.
Seperti tujuan mereka.
Makin jelas bagi kità.
Survei ini dipaksakan.
Jadi head-line hari
Senin.
Pengambil keputusan.
Otaknya sudah sehat.
Usai liburan.
Prof UI katakan.
Kita ragukan hasil
survei.
Menjelang pemilu.
Alasannya.
Yaitu:
1)
Survei terkait pemilu.
2)
Media industri bisnis.
3)
Redaksi punya sikap politik.
4)
Lembaga survei tak netral.
Survei terkait pemilu.
Pemilu terkait suara.
Untuk memilih:
1)
Partai.
2)
Caleg.
3)
Presiden.
Info media dan pemilik
suara.
Terkait pihak tertentu.
Dalam pemilu.
Media termasuk industri bisnis.
Terkait info.
Seperti iklan.
Redaksi punya sikap politik.
Suatu pedoman internal.
Tentukan banyak hal.
Yang umum dan khusus.
Semua terkait politik
redaksi.
Seperti:
1)
Pilihan halaman berita.
2)
Pilihan narasumber.
3)
Tipe huruf.
4)
Bunyi judul.
5)
Uraian berita.
6)
Dan lainnya.
Media tak netral
Jadi alat politik
redaksi.
Kelemahan sisi waktu.
Dalam metodologi.
Survei cari sahih.
Bukan sebelum pemilihan.
Tapi ketika berlangsung.
Makin tidak yakin.
Bahwa hasil polling sahih.
Karena info lapangan.
Suara Anies Baswedan.
Makin naik.
Terutama di:
1)
Sulsel.
2)
Kaltim.
3)
Jatim.
4)
Jabar.
(sumber
kba)
0 comments:
Post a Comment