Tuesday, December 3, 2024

38199. MANUSIA TAK LIHAT ANGIN TAPI INGIN LIHAT TUHAN

 


MANUSIA TAK LIHAT ANGIN TAPI INGIN LIHAT TUHAN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Bukti.

Yaitu tanda atau keterangan nyata.

Tentang sesuatu yang menyatakan kebenaran peristiwa.

 

Esa.

Yaitu tunggal atau satu.

 

Tuhan.

Yaitu sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia.

Sebagai Yang Maha Kuasa dan Maha perkasa.

 

 Sebagian orang menuntut.

Bukti wujud dan keesaan Tuhan.

Dengan bukti material.

 

Mereka ingin melihat bukti wujud Tuhan.

Di dunia ini.

 

 Nabi Musa ingin melihat wujud Tuhan.

 

 Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 143.

 


وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

 

143. Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkata Musa: "Ya Tuhanku, tampakkan (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama beriman".

 

 Peristiwa ini bukti.

Manusia agung seperti Nabi Musa.

 

Tak mampu untuk melihat Allah.

Dalam hidup dunia ini.

 

 Dalam hidup sehari-hari.

 Manusia akui adanya sesuatu.

Tanpa harus melihatnya.

 

Misalnya.

1)                Adanya angin.

 

Manusia akui adanya angin.

Hanya dengan merasakan.

Atau melihat bekasnya.

 

2)                Adanya nyawa.

 

 Manusia mengakui adanya “nyawa”.

Tanpa melihatnya.

Bahkan tak tahu substansinya.

 

Mata manusia tak bisa melihat benda.

 

1)        Benda terlalu kecil.

2)        Benda dalam gelap.

 

3)        Benda sangat terang.

4)        Benda terlalu besar.

 

5)        Benda terlalu jauh.

6)        Benda terlalu dekat.

 

Mata manusia tidak bisa melihat butir pasir sangat kecil di malam gelap.

 

Bukan pasirnya tak ada.

Tapi mata manusia tidak mampu melihatnya.

 

Mata manusia tidak bisa melihat karena sesuatu sangat terang.

 

 Misalnya.

Kelelawar mudah “melihat” pada malam gelap.

Tapi kelelawar tidak bisa melihat pada siang hari.

 

 Mata manusia tak sanggup menatap ciptaan Tuhan yang bernama matahari.

 

Jika dipaksa menatap matahari sesaat saja.

Maka matanya bisa buta.

 

 Mata manusia bisa tertipu penampilan.

Misalnya.

 

Sebuah batang kayu lurus.

 Terlihat bengkok di dalam sungai.

 

Bintang yang sangat besar.

Terlihat sangat kecil dari kejauhan.

 

 Bukti ontologi gambarkan.

 Manusia punya ide tentang Tuhan.

 

Tak dapat membayangkan.

Adanya sesuatu lebih berkuasa melebihi Tuhan.

 

 Bukti kosmologi.

Berdasar  “sebab dan akibat”.

 

Tak mungkin terjadi sesuatu.

Tanpa ada penyebabnya.

 

Dan penyebab terakhir.

Pasti Tuhan.

 

 Bukti teleology.

Berdasar alam seragam dan serasi.

 

Tak dapat terjadi.

Tanpa ada satu kekuatan.

Yang mengatur serba serasi.

 

 Bukti pengalaman moral.

 Yaitu adanya yang real.

Pengalaman selam ini.

 

Tak akan berarti.

Tanpa adanya susunan moral objektif.

 

Pada gilirannya.

Tak akan berarti.

 

Tanpa adanya satu Zat Yang Maha Tinggi.

Yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Daftar Pustaka

1.Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

0 comments:

Post a Comment