MANUSIA TAK LIHAT ANGIN TAPI INGIN LIHAT
TUHAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
Bukti.
Yaitu tanda atau keterangan nyata.
Tentang sesuatu yang menyatakan
kebenaran peristiwa.
Esa.
Yaitu tunggal atau satu.
Tuhan.
Yaitu sesuatu yang diyakini, dipuja, dan
disembah oleh manusia.
Sebagai Yang Maha Kuasa dan Maha
perkasa.
Sebagian
orang menuntut.
Bukti wujud dan keesaan Tuhan.
Dengan bukti material.
Mereka ingin melihat bukti wujud Tuhan.
Di dunia ini.
Nabi
Musa ingin melihat wujud Tuhan.
Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 143.
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي
أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ
فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ
لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ
سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
143. Dan tatkala Musa
datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan
Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkata Musa: "Ya Tuhanku, tampakkan
(diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan
berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke
bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu
dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada
Engkau dan aku orang yang pertama beriman".
Peristiwa
ini bukti.
Manusia agung seperti Nabi Musa.
Tak mampu untuk melihat Allah.
Dalam hidup dunia ini.
Dalam
hidup sehari-hari.
Manusia
akui adanya sesuatu.
Tanpa harus melihatnya.
Misalnya.
1)
Adanya
angin.
Manusia akui adanya angin.
Hanya dengan merasakan.
Atau melihat bekasnya.
2)
Adanya
nyawa.
Manusia
mengakui adanya “nyawa”.
Tanpa melihatnya.
Bahkan tak tahu substansinya.
Mata manusia tak bisa melihat benda.
1)
Benda
terlalu kecil.
2)
Benda
dalam gelap.
3)
Benda
sangat terang.
4)
Benda
terlalu besar.
5)
Benda
terlalu jauh.
6)
Benda
terlalu dekat.
Mata manusia tidak bisa melihat butir
pasir sangat kecil di malam gelap.
Bukan pasirnya tak ada.
Tapi mata manusia tidak mampu
melihatnya.
Mata manusia tidak bisa melihat karena
sesuatu sangat terang.
Misalnya.
Kelelawar mudah “melihat” pada malam gelap.
Tapi kelelawar tidak bisa melihat pada
siang hari.
Mata
manusia tak sanggup menatap ciptaan Tuhan yang bernama matahari.
Jika dipaksa menatap matahari sesaat saja.
Maka matanya bisa buta.
Mata
manusia bisa tertipu penampilan.
Misalnya.
Sebuah batang kayu lurus.
Terlihat
bengkok di dalam sungai.
Bintang yang sangat besar.
Terlihat sangat kecil dari kejauhan.
Bukti
ontologi gambarkan.
Manusia
punya ide tentang Tuhan.
Tak dapat membayangkan.
Adanya sesuatu lebih berkuasa melebihi
Tuhan.
Bukti
kosmologi.
Berdasar “sebab dan akibat”.
Tak mungkin terjadi sesuatu.
Tanpa ada penyebabnya.
Dan penyebab terakhir.
Pasti Tuhan.
Bukti
teleology.
Berdasar alam seragam dan serasi.
Tak dapat terjadi.
Tanpa ada satu kekuatan.
Yang mengatur serba serasi.
Bukti
pengalaman moral.
Yaitu
adanya yang real.
Pengalaman selam ini.
Tak akan berarti.
Tanpa adanya susunan moral objektif.
Pada gilirannya.
Tak akan berarti.
Tanpa adanya satu Zat Yang Maha Tinggi.
Yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.
Daftar Pustaka
1.Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Misan, 2009.
3.Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

0 comments:
Post a Comment