PERINTAH IQRA MEMBACA SANGAT PENTING
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Bulan Ramadan disebut bulan iqra, karena diturunkan wahyu pertama dari
Allah kepada Nabi Muhamad melalui malaikat Jibril adalah iqra (perintah membaca),
dan perintah membaca adalah perintah yang sangat penting sehingga sampai
diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.
Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.
اقْرَØ£ْ
بِاسْÙ…ِ رَبِّÙƒَ الَّذِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ Ø®َÙ„َÙ‚َ الْØ¥ِÙ†ْسَانَ Ù…ِÙ†ْ عَÙ„َÙ‚ٍ اقْرَØ£ْ ÙˆَرَبُّÙƒَ الْØ£َÙƒْرَÙ…ُ الَّذِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ عَÙ„َّÙ…َ الْØ¥ِÙ†ْسَانَ Ù…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَعْÙ„َÙ…ْ
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kata “iqra” diambil dari “qara’a” yang pada awalnya bermakna
“menghimpun” dan kata “Iqra” dapat diartikan “menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri sesuatu.”
Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu
dari Allah.
Malaikat Jibril berkata, ”Iqra (bacalah)!”.
Nabi Muhammad menjawab,”Ma, aqra (Apakah
yang harus saya baca?”
Tapi,
tidak ada penjelasan tentang objek atau sesuatu yang dibaca dalam perintah itu.
Artinya perintah membaca itu tidak
dikaitkan dengan objek tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan objeknya
bersifat umum yang mencakup segala sesuatu yang dapat dibaca.
Perintah “iqra” dapat diartikan “membaca, menghimpun, menyampaikan,
menelaah, meneliti, mendalami, mengetahui ciri segala sesuatu”.
Termasuk membaca kitab suci, buku, koran,
majalah, alam semesta, masyarakat, dan apa pun yang dapat dibaca.
Tapi, semua harus dikaitkan dengan “bismi
rabbika (demi Allah)”.
Perintah “Iqra (bacalah)” yang kedua dirangkai dengan “warabbuka
al-akram (Tuhanmu Yang Maha Pemurah)”.
Siapa pun membaca karena Allah akan
memperoleh anugerah kemurahan berupa pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru,
meskipun objeknya sama.
Dengan membaca Al-Quran selalu ada penafsiran dan pengembangan baru.
Meskipun ayat Al-Quran yang dibaca tetap
sama.
Termasuk membaca alam semesta akan selalu bermunculan ilmu pengetahuan dan
penemuan terbaru.
Perintah membaca adalah perintah yang sangat berharga yang pernah
diterima oleh umat manusia.
Membaca adalah syarat utama dalam membangun
peradaban,
Suatu saat mungkin muncul istilah
manusia adalah makhluk membaca.
Di samping makhluk sosial dan makhluk
berpikir.
Akhirnya, kembali kepada diri kita pribadi masing-masing.
Termasuk keluarga kita.
Bagaimana minat baca dalam diri kita?
Apakah sudah tersedia bacaan yang baik, bagus,
dan bermutu?
Apakah kita masih sempat membaca?
Sebaiknya kita membiasakan untuk banyak membaca segala sesuatu.
Yang tersurat (tertulis eksplisit)
maupun tersirat (tersimpul di dalamnya) yang bermanfaat untuk hidup manusia di
dunia dan akhirat.
Daftar Pustaka
1.Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.Al-Mubarakfury,
Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4.Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5.Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6.Al-Kandahlawi,
Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff.
Jogyakarta. 2000.
7.Hisyam,
Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8.Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9.Tafsirq.com
online

0 comments:
Post a Comment