Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label MAHFUD MD 1 KURSI DPRD 5 MILIAR. Show all posts
Showing posts with label MAHFUD MD 1 KURSI DPRD 5 MILIAR. Show all posts

Tuesday, December 24, 2024

38606. MAHFUD MD 1 KURSI DPRD 5 MILIAR RUPIAH

 


MAHFUD MD 1 KURSI DPRD 5 MILIAR RUPIAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Mahfud MD sebut.

 

Pemilu tidak langsung.

Atau lewat DPRD.

 

Pernah terjadi di Indonesia.

Berlangsung curang dan mahal.

 

 Praktik jual beli kursi.

Saat pilihan Kepala Daerah.

 

1)        Gubernur

2)        Bupati.

 

Dipilih oleh DPRD.

Sebelum era Reformasi.

 

Menurut Mahfud.

Untuk dapat dicalonkan.

 

Orang tak hanya cukup;

1)        Dukungan partai politik.

2)        Juga dukungan anggota dewan.

 

"Saudara masih ingat.

Sejak tahun 1999.

 

Pemilu belum serentak.

Pilkada belum serentak.

 

Kepala Daerah dipilih DPRD.

Jelas ada jual beli kursi.

 

Agar dapat dukungan.

Harga suara di DPRD.

 

Tiap kursinya.

Sebesar sekian," kata Mahfud.

 

Diskusi "Plus Minus Pilkada oleh DPRD".

 Senin (23/12/2024).

 

Mahfud MD jelaskan.

Jika ada calon kuat.

 

Dapat dukungan partai.

Tapi kurang dukungan DPRD.

 

Untuk menang.

Maka kursi tambahan akan dibeli.

 

"'Kurang berapa kursinya?'

Jika Kurang 4 suara.

 

Maka  Rp20 miliar dibayar.

Jadi 1 kursi Rp5 miliar," imbuhnya.

Mahfud jelaskan.

 

Semua partai politik.

Pada masa itu.

 

Melakukan praktik itu.

Termasuk partai yang dikenal bersih.

 

"Semua partai.

Bahkan PKS pun terima uang.

 

Saya tahu.

Sebab yang bayar laporan.

 

Yang katanya bersih.

Semua sama saat itu.

 

 Pikirannya pokoknya uang," katanya.

 

Mahfud tegaskan.

Pemilu saat kini.

 

Tak berarti lebih murah.

Dibanding era sebelumnya.

 

Menurut Mahfud.

Praktik jual beli suara.

 

Masih terjadi saat ini.

Tapi bedanya.

 

Suara dibeli langsung dari warga.

Atau "diecer".

 

Saat itu kita marah.

Maka diubah pilihan langsung'.

 

Sesudah pilihan langsung.

Malah tambah jelek.

 

Jika lewat DPRD.

Maka DPRD dibeli.

 

Jika pemilu langsung.

Maka dibeli eceran.

 

Pakai amplop ke rakyat.

Mahal banget," tambah Mahfud.

 

Yang menentukan bukan aturan.

Tapi manusianya.

 

Kesimpulan.

 

Jika manusia jelek.

Maka aturan apa pun

Hasilnya jadi jelek.

 

Jika manusia baik.

Maka aturan tak sempurna.

Hasilnya jadi baik.

 

Misalnya.

Jika pejabat dan petugas pemilu.

Adil dan jujur.

 

Kotak pemilu pakai tak kresek

Atau pakai alat apa pun.

 

Maka rakyat tetap percaya.

Apa pun hasilnya.

 

Masalahnya bukan pada sistemnya.

Tapi pada manusianya.

 

 

(Sumber Mahfud MD)