MAHFUD
MD 1 KURSI DPRD 5 MILIAR RUPIAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Mahfud MD sebut.
Pemilu tidak langsung.
Atau lewat DPRD.
Pernah terjadi di Indonesia.
Berlangsung curang dan mahal.
Praktik jual beli kursi.
Saat pilihan Kepala Daerah.
1)
Gubernur
2)
Bupati.
Dipilih oleh DPRD.
Sebelum era Reformasi.
Menurut Mahfud.
Untuk dapat dicalonkan.
Orang tak hanya cukup;
1)
Dukungan partai politik.
2)
Juga dukungan anggota dewan.
"Saudara masih ingat.
Sejak tahun 1999.
Pemilu belum serentak.
Pilkada belum serentak.
Kepala Daerah dipilih DPRD.
Jelas ada jual beli kursi.
Agar dapat dukungan.
Harga suara di DPRD.
Tiap kursinya.
Sebesar sekian," kata Mahfud.
Diskusi "Plus Minus Pilkada oleh
DPRD".
Senin (23/12/2024).
Mahfud MD jelaskan.
Jika ada calon kuat.
Dapat dukungan partai.
Tapi kurang dukungan DPRD.
Untuk menang.
Maka kursi tambahan akan dibeli.
"'Kurang berapa kursinya?'
Jika Kurang 4 suara.
Maka Rp20 miliar dibayar.
Jadi 1 kursi Rp5 miliar,"
imbuhnya.
Mahfud jelaskan.
Semua partai politik.
Pada masa itu.
Melakukan praktik itu.
Termasuk partai yang dikenal bersih.
"Semua partai.
Bahkan PKS pun terima uang.
Saya tahu.
Sebab yang bayar laporan.
Yang katanya bersih.
Semua sama saat itu.
Pikirannya pokoknya uang," katanya.
Mahfud tegaskan.
Pemilu saat kini.
Tak berarti lebih murah.
Dibanding era sebelumnya.
Menurut Mahfud.
Praktik jual beli suara.
Masih terjadi saat ini.
Tapi bedanya.
Suara dibeli langsung dari warga.
Atau "diecer".
Saat itu kita marah.
Maka diubah pilihan langsung'.
Sesudah pilihan langsung.
Malah tambah jelek.
Jika lewat DPRD.
Maka DPRD dibeli.
Jika pemilu langsung.
Maka dibeli eceran.
Pakai amplop ke rakyat.
Mahal banget," tambah Mahfud.
Yang menentukan bukan aturan.
Tapi manusianya.
Kesimpulan.
Jika manusia jelek.
Maka aturan apa pun
Hasilnya jadi jelek.
Jika manusia baik.
Maka aturan tak sempurna.
Hasilnya jadi baik.
Misalnya.
Jika pejabat dan petugas pemilu.
Adil dan jujur.
Kotak pemilu pakai tak kresek
Atau pakai alat apa pun.
Maka rakyat tetap percaya.
Apa pun hasilnya.
Masalahnya bukan pada sistemnya.
Tapi pada manusianya.
(Sumber Mahfud MD)

0 comments:
Post a Comment