Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, July 3, 2019

2538. KEMATIAN -2


KEMATIAN-2
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan pandangan agama tentang kematian?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Semua agama, terutama agama samawi (agama yang bertalian dengan langit), mengajarkan bahwa ada kehidupan sesudah kematian.
2.    Kematian adalah awal perjalanan panjang dalam evolusi manusia yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksa dan kenistaan.
3.    Kematian manusia menurut agama samawi mempunyai peranan yang sangat besar dalam memantapkan akidah dan menumbuhkembangkan semangat pengabdian.
4.    Tanpa adanya kematian, manusia tidak akan berpikir tentang keadaan sesudah mati, dan tidak akan mempersiapkan diri menghadapinya.
5.    Nabi Muhammad bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan duni yaitu kematian”.
6.    Bisa disimpulkan bahwa inti ajakan para nabi dan rasul setelah kewajiban percaya kepada Tuhan, adalah kewajiban percaya akan adanya hidup setelah kematian.
7.    Al-Quran menjelaskan bahwa terdapat bermacam-macam dan bertingkat-tingkat kehidupan.
8.    Misalnya kehidupan tumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat, sampai ke tingkat tertinggi yaitu kehidupan Yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan.
9.    Al-Quran menginformasikan bahwa kehidupan di dunia adalah kehidupan yang rendah, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sempurna.
10. Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 64.

وَمَاهَٰذِهِالْحَيَاةُالدُّنْيَاإِلَّالَهْوٌوَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّالدَّارَالْآخِرَةَلَهِيَالْحَيَوَانُ ۚ لَوْكَانُوايَعْلَمُونَ

     Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
11. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4)  ayat 77 menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanya sebentar, sedangkan kehidupan akhirat lebih baik bagi orang yang bertakwa.

أَلَمْتَرَإِلَىالَّذِينَقِيلَلَهُمْكُفُّواأَيْدِيَكُمْوَأَقِيمُواالصَّلَاةَوَآتُواالزَّكَاةَفَلَمَّاكُتِبَعَلَيْهِمُالْقِتَالُإِذَافَرِيقٌمِنْهُمْيَخْشَوْنَالنَّاسَكَخَشْيَةِاللَّهِأَوْأَشَدَّخَشْيَةً ۚ وَقَالُوارَبَّنَالِمَكَتَبْتَعَلَيْنَاالْقِتَالَلَوْلَاأَخَّرْتَنَاإِلَىٰأَجَلٍقَرِيبٍ ۗ قُلْمَتَاعُالدُّنْيَاقَلِيلٌوَالْآخِرَةُخَيْرٌلِمَنِاتَّقَىٰوَلَاتُظْلَمُونَفَتِيلًا

     Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah salat dan tunaikan zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakan: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.
12. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 38, menjelaskan bahwa kenikmatan kehidupan dunia hanya sedikit apabila dibandingkan dengan kenikmatan kehidupan akhirat.

يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوامَالَكُمْإِذَاقِيلَلَكُمُانْفِرُوافِيسَبِيلِاللَّهِاثَّاقَلْتُمْإِلَىالْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْبِالْحَيَاةِالدُّنْيَامِنَالْآخِرَةِ ۚ فَمَامَتَاعُالْحَيَاةِالدُّنْيَافِيالْآخِرَةِإِلَّاقَلِيلٌ

     Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
13. Kehidupandi dunia ini adalah kehidupan yang tidak sempurna.
14. Kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang penuh keadilan sejati dan tempat orang bertakwa memperoleh kenikmatan hidup yang tidak terbatas.
15. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan kenikmatan dan kesempurnaan di alam akhir adalah melewati kematian.
16. Kematian yang dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan adalah sebab yang mengantar manusia menuju kenikmatan yang abadi.
17. Kematian yang kelihatannya adalah kepunahan, tetapi pada hakikatnya adalah kelahiran yang kedua.
18. Kematian manusia dapat diibaratkan dengan menetasnya sebuah telur.
19. Anak ayam yang terkurung dalam telur, tidak dapat mencapai kesempurnaan evolusinya sebelum menetas.
20. Manusia tidak akan mencapai kesempurnaan sebelum meninggalkan dunia ini, yaitu mati.
21. Al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menunjuk kepada kematian, yaitu “wafat” atau “meninggal” dan “imsak” atau “menahan”.
22. Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 42.

اللَّهُيَتَوَفَّىالْأَنْفُسَحِينَمَوْتِهَاوَالَّتِيلَمْتَمُتْفِيمَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُالَّتِيقَضَىٰعَلَيْهَاالْمَوْتَوَيُرْسِلُالْأُخْرَىٰإِلَىٰأَجَلٍمُسَمًّى ۚ إِنَّفِيذَٰلِكَلَآيَاتٍلِقَوْمٍيَتَفَكَّرُونَ

      Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.
23. Bukankah kematian adalah wafat yang berarti kesempurnaan serta imsak yang berarti menahan (di sisi-Nya)?
24. Al-Quran juga menyifati kematian sebagai musibah dan malapetaka.
25. Tetapi istilah ini lebih banyak ditujukan kepada manusia yang durhaka, atau terhadap mereka yang ditinggal mati.
26. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 106.

يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواشَهَادَةُبَيْنِكُمْإِذَاحَضَرَأَحَدَكُمُالْمَوْتُحِينَالْوَصِيَّةِاثْنَانِذَوَاعَدْلٍمِنْكُمْأَوْآخَرَانِمِنْغَيْرِكُمْإِنْأَنْتُمْضَرَبْتُمْفِيالْأَرْضِفَأَصَابَتْكُمْمُصِيبَةُالْمَوْتِ ۚ تَحْبِسُونَهُمَامِنْبَعْدِالصَّلَاةِفَيُقْسِمَانِبِاللَّهِإِنِارْتَبْتُمْلَانَشْتَرِيبِهِثَمَنًاوَلَوْكَانَذَاقُرْبَىٰ ۙ وَلَانَكْتُمُشَهَادَةَاللَّهِإِنَّاإِذًالَمِنَالْآثِمِينَ
      Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antaramu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah salat (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa".
27. Kematian juga dikemukakan oleh Al-Quran dalam konteksmenguraikan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia dan Allah mempertanyakan kepada orang-orang kafir.
28. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 28.
كَيْفَتَكْفُرُونَبِاللَّهِوَكُنْتُمْأَمْوَاتًافَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّيُمِيتُكُمْثُمَّيُحْيِيكُمْثُمَّإِلَيْهِتُرْجَعُونَ.


     Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkanmu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
29. Kenikmatan karena adanya kematian, bukan hanya dalam kehidupan akhirat kelak, tetapi bisa dirasakan dalam kehidupan dunia sekarang ini.
30. Jika tidak ada kematian, maka bumi kita yang luasnya terbatas akan penuh sesak sehingga banyak menimbulkan masalah.
31. Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 1-2.

تَبَارَكَالَّذِيبِيَدِهِالْمُلْكُوَهُوَعَلَىٰكُلِّشَيْءٍقَدِيرٌالَّذِيخَلَقَالْمَوْتَوَالْحَيَاةَلِيَبْلُوَكُمْأَيُّكُمْأَحْسَنُعَمَلًا ۚ وَهُوَالْعَزِيزُالْغَفُورُ
     Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia mengujimu, siapa di antaramu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
32. Kesimpulannya, bahwa adanya kehidupan dan kematian adalah untuk menguji manusia tentang kegiatan amalnya selama hidup di dunia.
33. Orang-orang yang berhasil lulus dengan baik akan dimasukkan ke dalam surga, yaitu tempat kehidupan di akhirat  yang kekal dan penuh dengan kenimatan yang tidak ada bandingannya

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

2537. KEMATIAN -1


KEMATIAN-1
(Seri ke-1)
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kematian manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Mati (menurut KBBI V) artinya sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi.
2.    Kematian manusia adalah ketiadaan hidup atau antonim dari hidup.
3.    Al-Quran menjelaskan bahwa kematian manusia tidak hanya terjadi sekali, tetapi dua kali kematian.
4.    Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 11.

5.      قَالُوارَبَّنَاأَمَتَّنَااثْنَتَيْنِوَأَحْيَيْتَنَااثْنَتَيْنِفَاعْتَرَفْنَابِذُنُوبِنَافَهَلْإِلَىٰخُرُوجٍمِنْسَبِيلٍ

      Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"

6.    Kematian ke-1 dialami oleh manusia sebelum kelahirannya atau ketika  Allah belum menghembuskan ruh kehidupan kepadanya.
7.    Kematian ke-2 adalah pada saat meninggalkan dunia yang fana ini.
8.    Kehidupan ke-1 dialami oleh manusia pada saat manusia bisa bernapas di dunia ini.
9.    Kehidupan ke-2 ketika berada di alam barzakh, atau kelak ketika dibangkitkan di akhirat.
10. Al-Quran berbicara tentang kematian dalam banyak ayat.
11. Para ahli memperkirakan sekitar 300-an ayat yang berbicara tentang berbagai aspek kematian dan kehidupan sesudah kematian ke-2.
12. Secara umum bisa disimpulkan bahwa pembicaraan tentang kematian adalah suatu hal tidak yang menyenangkan, bahkan manusia ingin hidup 1.000 tahun lagi.
13. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 96.

وَلَتَجِدَنَّهُمْأَحْرَصَالنَّاسِعَلَىٰحَيَاةٍوَمِنَالَّذِينَأَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّأَحَدُهُمْلَوْيُعَمَّرُأَلْفَسَنَةٍوَمَاهُوَبِمُزَحْزِحِهِمِنَالْعَذَابِأَنْيُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُبَصِيرٌبِمَايَعْمَلُونَ

    Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
14. Dikisahkan bahwa iblis berhasil merayu Nabi Adam dan Hawa melalui keinginan hidup kekal selamanya.
15. Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120.

فَوَسْوَسَإِلَيْهِالشَّيْطَانُقَالَيَاآدَمُهَلْأَدُلُّكَعَلَىٰشَجَرَةِالْخُلْدِوَمُلْكٍلَايَبْلَىٰ

      Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
16. Banyak faktor yang menyebabkan manusia takut mati, antara lain:
1)    Karena manusia tidak mengetahui hal yang akan dihadapinya setelah kematian.
2)    Manusia menduga bahwa harta kekayaan dan segala yang dimiliki di dunia sekarang ini adalah lebih baik daripada yang akan diperoleh nanti setelah kematian.
3)    Karena membayangkan betapa sulit dan pedih pengalaman mati dan sesudah mati.
4)    Karena khawatir memikirkan dan prihatin terhadap keluarga yang ditinggalkan.
5)    Tidak mengetahui makna hidup dan mati, sehingga merasa cemas dan takut menghadapi kematian.
17. Kemudian muncul pandangan yang optimistis dan pesimistis terhadap kematian dan kehidupan, bahkan dari kalangan para pemikir sekalipun.
18. Manusia dengan nalar dan pengalamannya tidak mampu mengetahui hakikat kematian.
19. Kematian dinilai sebagai salah satu hal yang gaib dn nisbi yang paling besar dan aneh.
20. Meskipun hakikat kematian adalah misteri dan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi setiap menyaksikan peristiwa kematianyang merenggut nyawa makhluk yang hidup, maka manusia semakin terdorong untuk mengetahui hakikat kematian atau setidaknya akan terlintas dalam benaknya, bahwa suatu ketika dirinya pasti akan mati.
21. Manusia sering kali menyaksikan bahwa datangnya kematian tidak melihat umur dan tempat, serta tida menangguhkan kehadirannyasampai terpenuhi semua keinginan.
22. Kematian menimbulkan kecemasan bagi banyak orang, terutama bagi orang  yang menganggap bahwa hidup hanyasekali, yakni di dunia ini saja.
23. Terdapat orang yang menilai kehidupan ini adalah siksaan.
24. Untuk menghindar dari siksaan itu, mereka ingin melupakan kematian dan menghindari kecemasan yang ditimbulkannya dengan cara melakukan apa pun secara bebas tanpa aturan, karena menilai kematian adalah akhir dari segalanya.
25. Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya enggan menjadikan kehidupan atau eksistensi mereka terbatas dalam beberapa puluh tahun saja.
26. Meskipun manusia menyadari bahwa mereka harus mati, tetapi pada umumnya menilai kematian manusia bukan berarti kepunahan.
27. Keengganan manusia menilai kematian sebagai kepunahan tercermin melalui penciptaan berbagai cara untuk menunjukkan eksistensinya.
28. Misalnya, dengan menyediakan kuburan atau tempat tersebut dikunjunginya secara rutin sebagai manifestasi dari keyakinannya bahwa manusia yang telah meninggalkan dunia masih tetap hidup, meskipun jasadnya tidak ada.
29. Hubungan antara manusia yang hidup dengan orang yang telah meninggal amat berakar pada jiwa manusia.
30. Hal ini tercermin sejak zaman dahulu sebelum kehadiran agama besar yang dianut oleh umat manusia sekarang.
31. Masyarakat Mesir Kuno meyakini keabadian manusia, sehingga mereka menciptakan teknik untuk mengawetkan mayat selama ratusan tahun lamanya.
32. Socrates menulis, “Ketika aku menemukan kehidupan (dunia) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, tetapi ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Oleh karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (dunia) dan bergembira dengan kematian, karena kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup”.
33. Para pemikir modern berpendapat bahwa keabadian manusia dibuktikan oleh karya-karya besar mereka.
34. Filosof Jerman Goethe menjadikan kehidupan dunia ini sebagai arena untuk bekerja keras, dan kematian adalahpintu gerbang menuju kehidupan baru guna merasakan ketenangan dan keterbebasan dari segala macam beban.
34.
DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


2537. KEMATIAN -1


KEMATIAN-1
(Seri ke-1)
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kematian manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Mati (menurut KBBI V) artinya sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi.
2.    Kematian manusia adalah ketiadaan hidup atau antonim dari hidup.
3.    Al-Quran menjelaskan bahwa kematian manusia tidak hanya terjadi sekali, tetapi dua kali kematian.
4.    Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 11.

5.      قَالُوارَبَّنَاأَمَتَّنَااثْنَتَيْنِوَأَحْيَيْتَنَااثْنَتَيْنِفَاعْتَرَفْنَابِذُنُوبِنَافَهَلْإِلَىٰخُرُوجٍمِنْسَبِيلٍ

      Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"

6.    Kematian ke-1 dialami oleh manusia sebelum kelahirannya atau ketika  Allah belum menghembuskan ruh kehidupan kepadanya.
7.    Kematian ke-2 adalah pada saat meninggalkan dunia yang fana ini.
8.    Kehidupan ke-1 dialami oleh manusia pada saat manusia bisa bernapas di dunia ini.
9.    Kehidupan ke-2 ketika berada di alam barzakh, atau kelak ketika dibangkitkan di akhirat.
10. Al-Quran berbicara tentang kematian dalam banyak ayat.
11. Para ahli memperkirakan sekitar 300-an ayat yang berbicara tentang berbagai aspek kematian dan kehidupan sesudah kematian ke-2.
12. Secara umum bisa disimpulkan bahwa pembicaraan tentang kematian adalah suatu hal tidak yang menyenangkan, bahkan manusia ingin hidup 1.000 tahun lagi.
13. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 96.

وَلَتَجِدَنَّهُمْأَحْرَصَالنَّاسِعَلَىٰحَيَاةٍوَمِنَالَّذِينَأَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّأَحَدُهُمْلَوْيُعَمَّرُأَلْفَسَنَةٍوَمَاهُوَبِمُزَحْزِحِهِمِنَالْعَذَابِأَنْيُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُبَصِيرٌبِمَايَعْمَلُونَ

    Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
14. Dikisahkan bahwa iblis berhasil merayu Nabi Adam dan Hawa melalui keinginan hidup kekal selamanya.
15. Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120.

فَوَسْوَسَإِلَيْهِالشَّيْطَانُقَالَيَاآدَمُهَلْأَدُلُّكَعَلَىٰشَجَرَةِالْخُلْدِوَمُلْكٍلَايَبْلَىٰ

      Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
16. Banyak faktor yang menyebabkan manusia takut mati, antara lain:
1)    Karena manusia tidak mengetahui hal yang akan dihadapinya setelah kematian.
2)    Manusia menduga bahwa harta kekayaan dan segala yang dimiliki di dunia sekarang ini adalah lebih baik daripada yang akan diperoleh nanti setelah kematian.
3)    Karena membayangkan betapa sulit dan pedih pengalaman mati dan sesudah mati.
4)    Karena khawatir memikirkan dan prihatin terhadap keluarga yang ditinggalkan.
5)    Tidak mengetahui makna hidup dan mati, sehingga merasa cemas dan takut menghadapi kematian.
17. Kemudian muncul pandangan yang optimistis dan pesimistis terhadap kematian dan kehidupan, bahkan dari kalangan para pemikir sekalipun.
18. Manusia dengan nalar dan pengalamannya tidak mampu mengetahui hakikat kematian.
19. Kematian dinilai sebagai salah satu hal yang gaib dn nisbi yang paling besar dan aneh.
20. Meskipun hakikat kematian adalah misteri dan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi setiap menyaksikan peristiwa kematianyang merenggut nyawa makhluk yang hidup, maka manusia semakin terdorong untuk mengetahui hakikat kematian atau setidaknya akan terlintas dalam benaknya, bahwa suatu ketika dirinya pasti akan mati.
21. Manusia sering kali menyaksikan bahwa datangnya kematian tidak melihat umur dan tempat, serta tida menangguhkan kehadirannyasampai terpenuhi semua keinginan.
22. Kematian menimbulkan kecemasan bagi banyak orang, terutama bagi orang  yang menganggap bahwa hidup hanyasekali, yakni di dunia ini saja.
23. Terdapat orang yang menilai kehidupan ini adalah siksaan.
24. Untuk menghindar dari siksaan itu, mereka ingin melupakan kematian dan menghindari kecemasan yang ditimbulkannya dengan cara melakukan apa pun secara bebas tanpa aturan, karena menilai kematian adalah akhir dari segalanya.
25. Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya enggan menjadikan kehidupan atau eksistensi mereka terbatas dalam beberapa puluh tahun saja.
26. Meskipun manusia menyadari bahwa mereka harus mati, tetapi pada umumnya menilai kematian manusia bukan berarti kepunahan.
27. Keengganan manusia menilai kematian sebagai kepunahan tercermin melalui penciptaan berbagai cara untuk menunjukkan eksistensinya.
28. Misalnya, dengan menyediakan kuburan atau tempat tersebut dikunjunginya secara rutin sebagai manifestasi dari keyakinannya bahwa manusia yang telah meninggalkan dunia masih tetap hidup, meskipun jasadnya tidak ada.
29. Hubungan antara manusia yang hidup dengan orang yang telah meninggal amat berakar pada jiwa manusia.
30. Hal ini tercermin sejak zaman dahulu sebelum kehadiran agama besar yang dianut oleh umat manusia sekarang.
31. Masyarakat Mesir Kuno meyakini keabadian manusia, sehingga mereka menciptakan teknik untuk mengawetkan mayat selama ratusan tahun lamanya.
32. Socrates menulis, “Ketika aku menemukan kehidupan (dunia) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, tetapi ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Oleh karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (dunia) dan bergembira dengan kematian, karena kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup”.
33. Para pemikir modern berpendapat bahwa keabadian manusia dibuktikan oleh karya-karya besar mereka.
34. Filosof Jerman Goethe menjadikan kehidupan dunia ini sebagai arena untuk bekerja keras, dan kematian adalahpintu gerbang menuju kehidupan baru guna merasakan ketenangan dan keterbebasan dari segala macam beban.
34.
DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.