Thursday, April 16, 2020

4167. KEWAJIBAN PUASA RAMADAN


KEWAJIBAN PUASA RAMADAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Ramadan adalah bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari).
2.    Al-Quran memakai kata “shiam” sebanyak 8 kali, semua dalam arti “puasa” menurut pengertian hukum syariat, hanya 1 kali Al-Quran memakai kata “shaum”, tetapi maknanya “menahan diri untuk tidak bebicara”.
3.    Uraian Al-Quran tentang puasa Ramadan, ditemukan dalam surat Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183, 184, 185, dan 187
4.    Puasa Ramadan baru diwajibkan setelah Nabi Muhammad berada di Madinah, karena para ulama sepakat surah Al-Baqarah ini turun di Madinah.
5.    Kewajiban puasa Ramadan ditetapkan Allah pada 10 Syakban tahun ke-2 Hijriah di Madinah.
6.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

      Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.
7.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

      Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
8.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

    (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
9.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187.

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
      Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
10. Sebagian ulama berpendapat kewajiban puasa Ramadan dilakukan bertahap, karena sikap Al-Quran sering memberi perintah bertahap.
11. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184 menyatakan “ayyaman ma'dudat” (beberapa hari tertentu):
1)    Sebagian ulama memahami 3 hari pada tahap awal kewajiban berpuasa Ramadan.
2)    Diperpanjang sebulan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.
3)    Barang siapa di antaramu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu (Ramadan), maka hendaklah ia berpuasa (selama bulan itu), dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya.

12. Sebagian ulama lain berpendapat puasa Ramadan tidak dilakukan secara bertahap, tetapi Al-Quran mewajibkan selama 1 bulan Ramadan tidak bertahap.
13. Mungkin Rasulullah dan para sahabat telah melakukan puasa sunah sebelumnya.
14. Tetapi bukan kewajiban dari Al-Quran, karena tidak ditemukan ayat Al-Quran tentang puasa sunah tertentu.
15. Uraian Al-Quran tentang kewajiban puasa Ramadan, diawali pendahuluan  mendorong umat Islam melaksanakannya dengan baik.
16. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183 diawali panggilan mesra, “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa.”
17. Tidak dijelaskan siapa yang mewajibkan dan belum dijelaskan berapa hari kewajiban puasa itu.
18. Terlebih dahulu ditampilkan,”Sebagaimana diwajibkan terhadap umat sebelummu.”
19. Sangat wajar umat Islam melaku puasa Ramadan dengan baik.
20. Tujuan puasa untuk kepentingan orang yang puasa itu sendiri yaitu,”agar kamu bertakwa” (terhindar dari siksa).
21. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 menjelaskan kewajiban puasa hanya “beberapa hari yang tertentu”.
22. Hanya diwajibkan bagi orang sehat di kampung halamannya.
23. Barang siapa sakit atau dalam perjalanan, maka boleh tidak berpuasa dan menggantinya hari yang lain.
24. Orang yang merasa sangat berat berpuasa, dia bisa mengganti dengan membayar fidiah (memberi makan) kepada 1 orang miskin.
25.  Penjelasan ditutup pernyataan, “berpuasa adalah lebih baik.”
26. Disusul penjelasan keistimewaan bulan Ramadan, sehingga muncul perintah dari Allah untuk berpuasa.
27. Allah menghendaki kemudahan untukmu bukan kesulitan, lalu diakhiri perintah “bertakbir” dan “bersyukur”.
28. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 tidak berbicara tentang puasa, tetapi tentang berdoa.
29.  Penempatan uraian tentang berdoa atau penyisipannya dalam Al-Quran tentang puasa, pasti punya rahasia tersendiri.
30. Hal itu mengisyaratkan berdoa di bulan Ramadan adalah ibadah sangat dianjurkan.
31. Allah dekat kepada hamba-Nya dan menerima doa dari orang yang berdoa.
32. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyangkut izin melakukan hubungan seks suami dan istri pada malam Ramadan.
33. Dan penjelasan lamanya puasa yang harus dikerjakan, yaitu sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment