KEWAJIBAN
PUASA RAMADAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Ramadan
adalah bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari).
2. Al-Quran
memakai kata “shiam” sebanyak 8 kali, semua dalam arti “puasa” menurut
pengertian hukum syariat, hanya 1 kali Al-Quran memakai kata “shaum”, tetapi
maknanya “menahan diri untuk tidak bebicara”.
3. Uraian
Al-Quran tentang puasa Ramadan, ditemukan dalam surat Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 183, 184, 185, dan 187
4. Puasa Ramadan
baru diwajibkan setelah Nabi Muhammad berada di Madinah, karena para ulama
sepakat surah Al-Baqarah ini turun di Madinah.
5. Kewajiban
puasa Ramadan ditetapkan Allah pada 10 Syakban tahun ke-2 Hijriah di Madinah.
6. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu
bertakwa.
7. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.
أَيَّامًا
مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ
مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ
عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
ۚ وَعَلَى الَّذِينَ
يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ
مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ
خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ
لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا
خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ
تَعْلَمُونَ
Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
8. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
ۖ وَمَنْ كَانَ
مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ
سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ
بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا
يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَىٰ مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.
9. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187.
أُحِلَّ
لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ
الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ
ۚ هُنَّ لِبَاسٌ
لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ
لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ
أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ
أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ
وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ
وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ
اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ
الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ
الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا
الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي
الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ
اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا
ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ
اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan
Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan
kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak
dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu.
Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,
(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam
mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
10. Sebagian
ulama berpendapat kewajiban puasa Ramadan dilakukan bertahap, karena sikap
Al-Quran sering memberi perintah bertahap.
11. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184 menyatakan “ayyaman ma'dudat” (beberapa
hari tertentu):
1) Sebagian
ulama memahami 3 hari pada tahap awal kewajiban berpuasa Ramadan.
2) Diperpanjang
sebulan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.
3) Barang
siapa di antaramu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu (Ramadan),
maka hendaklah ia berpuasa (selama bulan itu), dan siapa yang sakit atau dalam
perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya.
12. Sebagian
ulama lain berpendapat puasa Ramadan tidak dilakukan secara bertahap, tetapi Al-Quran
mewajibkan selama 1 bulan Ramadan tidak bertahap.
13. Mungkin
Rasulullah dan para sahabat telah melakukan puasa sunah sebelumnya.
14. Tetapi
bukan kewajiban dari Al-Quran, karena tidak ditemukan ayat Al-Quran tentang puasa
sunah tertentu.
15. Uraian
Al-Quran tentang kewajiban puasa Ramadan, diawali pendahuluan mendorong umat Islam melaksanakannya dengan
baik.
16. Surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183 diawali panggilan mesra, “Wahai orang-orang beriman,
diwajibkan kepadamu berpuasa.”
17. Tidak dijelaskan
siapa yang mewajibkan dan belum dijelaskan berapa hari kewajiban puasa itu.
18. Terlebih
dahulu ditampilkan,”Sebagaimana diwajibkan terhadap umat sebelummu.”
19. Sangat
wajar umat Islam melaku puasa Ramadan dengan baik.
20. Tujuan
puasa untuk kepentingan orang yang puasa itu sendiri yaitu,”agar kamu bertakwa”
(terhindar dari siksa).
21. Surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 menjelaskan kewajiban puasa hanya “beberapa
hari yang tertentu”.
22. Hanya
diwajibkan bagi orang sehat di kampung halamannya.
23. Barang
siapa sakit atau dalam perjalanan, maka boleh tidak berpuasa dan menggantinya
hari yang lain.
24. Orang
yang merasa sangat berat berpuasa, dia bisa mengganti dengan membayar fidiah (memberi
makan) kepada 1 orang miskin.
25. Penjelasan ditutup pernyataan, “berpuasa
adalah lebih baik.”
26. Disusul
penjelasan keistimewaan bulan Ramadan, sehingga muncul perintah dari Allah untuk
berpuasa.
27. Allah
menghendaki kemudahan untukmu bukan kesulitan, lalu diakhiri perintah
“bertakbir” dan “bersyukur”.
28. Surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 tidak berbicara tentang puasa, tetapi tentang
berdoa.
29. Penempatan uraian tentang berdoa atau
penyisipannya dalam Al-Quran tentang puasa, pasti punya rahasia tersendiri.
30. Hal
itu mengisyaratkan berdoa di bulan Ramadan adalah ibadah sangat dianjurkan.
31. Allah
dekat kepada hamba-Nya dan menerima doa dari orang yang berdoa.
32. Surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyangkut izin melakukan hubungan seks suami
dan istri pada malam Ramadan.
33. Dan penjelasan
lamanya puasa yang harus dikerjakan, yaitu sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment