Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A. Semua
penduduk suatu negara pasti ingin menjadi kaya dan banyak uang.
B. Mengapa
pemerintah tidak mencetak banyak uang?
C. Risiko
pemerintah mencetak banyak uang.
1) Harga
barang semakin mahal.
2) Biaya
membuat uang menguras keuangan pemerintah.
3) Harga
emas melonjak tinggi.
4) Nilai
tukar uang asing anjlok.
5) Utang
pemerintah tambah tinggi.
D. Penjelasan.
1. Terjadi
inflasi, seharga barang semakin mahal.
1) Pada
dasarnya perlu keseimbangan antara mata uang yang beredar dengan barang yang
ada.
2) Jika
uang yang beredar di Indonesia diperbanyak, maka harga-harga barang akan meningkat.
3) Misalnya,
tiap penduduk mendapat 10 juta rupiah dan harga 1 sepeda motor 10 juta rupiah.
4) Penjual
sepeda motor merasa rugi jika tetap dijual dengan harga 10 juta rupiah, maka penjual
akan menaikkan harganya.
5) Hal
itu berlaku terhadap semua barang yang diperjualbelikan.
6) sehingga
semua barang akan naik harganya.
2. Biaya
pembuatan menguras keuangan pemerintah.
1) Pembuatan
uang perlu bahan khusus.
2) Biaya
membuat uang menguras dana pemerintah.
3. Harga
emas akan melonjak tinggi.
1) Dalam
mencetak uang perlu benda berharga sebagai jaminannya.
2) Biasanya
jaminan berupa emas di simpan di Bank BRI.
3) Logam
mulia emas dipilih karena tidak berkarat, tidak terpengaruh suhu, dan tetap
stabil dalam segala kondisi.
4) jika
terlalu banyak mencetak uang, maka harga emas akan melonjak.
5) Harga
1 grma emas bisa senilai 12 juta rupiah.
4. Nilai
tukar mata uang asing anjlok.
1) Jika
uang beredar terlalu banyak, maka nilai uangnya akan turun.
2) Contohnya,
di Zimbabwe sepotong roti harganya jutaan rupiah.
5. Utang
negara semakin bertambah.
1) Jika
1 dolar setara degan 10.000 rupiah, melonjak menjadi 1 dolar setara dengan 1
juta rupiah, maka utangnya semakin besar.
(sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment