IMAM SYAFII DITUDUH KUDETA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. PWMU.CO– Selama menjadi ulama, Imam
Syafii pernah berurusan dengan rezim yang menuduhnya merencanakan kudeta Wali
Negeri Yaman bersama kaum Alawiyin.
2. Dia
ditangkap, dipenjara, disiksa, dan divonis mati.
3. Nama
lengkapnya Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Usman bin Syafi’ bin al-Sa’ib
bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim bin Abdi Manaf al-Qurasyi.
4. Lahir
di Gaza, Palestina tahun 772 M.
5. Nama
populernya Imam Syafi’i merujuk kepada kakek buyutnya.
6. Silsilahnya
bertemu jaringan keluarga dengan Nabi Muhammad saw dari keturunan Bani Hasyim
bin Abdi Manaf.
7. Imam
Syafii berusia 2 tahun, ayahnya meninggal.
8. Ibunya
membawa dia pindah ke Mekah hidup dekat kerabatnya.
9. Ibunya
lantas mengirim dia belajar ajaran Islam kepada guru di lingkungan suku
Hudzail, daerah pinggiran kota.
10. Suku ini punya tradisi literasi sangat baik,
yaitu menghafal Quran, hadis, dan syair.
11. Imam
Syafii menjelaskan, umur 4 tahun mulai belajar Al-Quran dan menghafalnya.
12. Umur 7
tahun Imam Syafii sudah hafal Al-Quran.
13. Setiap
pulang dari kuttab, dia dan teman-temannya mencari lempengan kayu, kulit
kambing, pelepah kurma untuk menulis pelajaran dari gurunya.
14. Tinggal
di desa Hudzail ini selama 17 tahun.
15. Ilmu
yang diperoleh seperti al-Quran, hadits, bahasa, sastra, etika, dan sejarah
Arab.
16. Kemudian
pulang ke Makkah.
17. Menulis
syair dan sejarah Arab.
18. Suatu
waktu dia bertemu seseorang dari Bani Zubair yang menyarankan untuk memadukan
sastra dengan fikih.
19. Orang
itu meminjami kitab al-Muwaththo’ karya Imam Malik bin Anas.
20. Isi
kitab hadits itu langsung dihafalnya dalam waktu 9 hari.
21. Setelah
itu dia berniat berguru kepada Imam Malik di Kota Madinah.
22. Berguru kepada Imam Malik.
23. Imam
Syafii minta surat rekom dari Wali Negeri Mekah sebelum ke Madinah.
24. Tiba di Madinah dia temui Wali Negeri dulu
agar mengantarkan ke rumah Imam Malik di daerah Wadi Aqiq.
25. Wali
Negeri Madinah grogi bertemu Imam Malik.
26. Tapi
akhirnya bersedia mengantarnya.
27. Memasuki
halaman rumahnya, yang keluar pembantunya.
28. Wali Negeri Madinah berkata,”Tolong sampaikan
pada Imam, saya ada di sini.”
29. Pembantu
itu masuk.
30. Saat
keluar lagi, pembantu itu berkata,”Salam dari maulaya”.
31. Jika
maksud Anda ingin bertanya sesuatu, hendaklah ditulis pada secarik kertas, dan
jika ingin mengaji, tunggulah sampai tiba waktunya.”
32. ”Tolong
katakan kepada Imam, kami ingin menyampaikan surat dari Wali Negeri Makkah.”
33. Setelah
agak lama Imam Malik keluar.
34. Kewibawaanya
dan ketenangannya luar biasa.
35. Setelah
menerima surat, langsung dibacanya.
36. Tampak
ekspresi tak suka di wajahnya.
37. ”Subhanallah! sejak kapan ilmu Rasulullah saw
memamaki surat rekomendasi?”
38. Wali
Negeri tampak gemetar.
39. Imam
Syafi’i langsung menjelaskan, dia adalah muththalibi dari Mekah ingin belajar
Islam kepadanya.
40. Mata
Imam Malik langsung menyorotinya.
41. Suaranya
kembali tenang lalu bertanya,”Siapa namamu?”
42. ”Muhammad,”
jawab Imam Syafi’i.
43. ”Wahai
Muhammad, takutlah kamu kepada Allah dan hindari maksiat, karena aku melihat
sesuatu dalam dirimu bahwa kelak engkau akan menjadi orang besar.”
44. Muhammad
bin Idris alias Imam Syafi’i diterima menjadi murid dan menetap di rumahnya.
45. Selama
12 tahun dia belajar di sini, hingga Imam Malik meninggal tahun 801 M.
46. Umur
29 tahun, Imam Syafii mengganti gurunya mengajar.
47. Dituduh Kudeta Wali Negeri Yaman.
48. Kemudian
dia pindah ke Yaman.
49. Di
negeri ini namanya mulai dikenal sebagai mufti berusia muda.
50. Namun dia
berselisih paham dengan Wali Negeri Yaman soal imamah.
51. Dia
dituduh hendak mengkudetanya karena berpendapat yang berhak menjadi pemimpin
itu kaum Alawiyin, keturunan Ali bin Abi Thalib.
52. Yang
sejak zaman Muawiyah Bani Umaiyah hingga Abbasiyah ditindas dan dipersekusi
oleh penguasa.
53. Imam
Syafi’i ditangkap bersama 9 tokoh Alawiyin dan dipenjara.
54. Selama
di penjara mendapat siksaan.
55. Wali
Negeri menjatuhkan hukuman mati.
56. Eksekusi
hukuman mati dilakukan di Baghdad di depan Khalifah Harun Rasyid.
57. Satu
persatu 9 Alawiyin dihukum mati.
58. Giliran
Syafi’i, Khalifah Harun bertanya soal kefasihannya tentang al-Quran, ilmu
falakh, sejarah Arab.
59. Terakhir
Khalifah Harun minta nasihat.
60. Maka
diberinya nasihat terus terang tanpa tedeng aling-aling tentang rezim khalifah
dan gubernurnya yang zalim kepada rakyat.
61. Ada
yang menyebut nasihat itu bergaya tabiin Thawuus bin Kaisan al-Yamani.
62. Di
luar dugaan Khalifah Harun menangis.
63. Akhirnya,
mahkamah memberi hadiah 50 ribu dirham dan membebaskan dari hukuman.
64. Hadiah
habis dibagikan kepada pegawai istana.
65. Imam
Syafi’i lalu menetap di Baghdad meninggalkan pengalaman buruk di Yaman.
66. Kota
ini adalah gudang ilmu karena banyak ulama tinggal.
67. Beberapa
tahun kemudian Imam Syafi’i dikenal ahli fikih moderat yang menyatukan
rasionalitas Imam Abu Hanifah dan tekstualitas Imam Malik.
68. Kisah Imam Syafii memang
penuh warna.
69. Di
antara muridnya kelak terkenal sebagai Imam Ahmad bin Hambal.
70. Tahun
822 M Imam Syafi’i pindah ke Kairo, Mesir.
71. Mengajar
di Masjid Jamik Fustath.
72. Di
sini ilmunya makin matang dan lengkap dan populer sebagai ahli ilmu fikih
brilian.
73. Pendapat
dan pemikirannya selama tinggal di Baghdad ternyata berubah setelah menetap di
Kairo.
74. Pendapatnya
selama di Baghdad disebut qaul qadim.
75. Pendapatnya
di Kairo disebut qaul jadid.
76. Dua
pendapat itu hingga kini dijadikan rujukan fikih.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment