CARA
BACA AL-QURAN
Oleh:
Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

1. Tertib
urutan surat dan ayat dalam mushaf Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah
hasil susunan Nabi Muhammad berdasar bimbingan dari Allah.
2. Umat
Islam membaca mushaf A-Quran mulai surah ke-1 (surah Al-Fatihah) sampai surah
ke-114 (surah An-Nas).
3. Umat
Islam membaca Al-Quran seperti membaca sebuah pembahasan.
1) Melompat
dari satu topik ke topik lainnya dengan pendekatan tematik, yaitu sesuai dengan
suatu tema/topik tertentu.
2) Ada
pula yang membacanya sesuai dengan urutan kronologis turunnya.
4. Mengapa
kitab mushaf Al-Quran yang ada saat sekarang tidak tersusun seperti urutan
kronoligis turunnya?
5. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 121.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ
الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ
بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang
yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka membaca dengan bacaan yang
sebenarnya, mereka beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka
mereka orang-orang yang rugi.
6. Secara
keseluruhan, Al-Quran adalah sebuah ilmu, atau sebentuk ilmu yang mengandung
nilai ilmiah, yang telah, masih, dan akan dapat terus dibuktikan kebenarannya
secara ilmiah.
7. Banyak
orang sudah menemukan pembuktian kebenaran Al-Quran lewat berbagai disiplin
bidang keilmuan.
8. Sekarang
kita bisa dapat membaca banyak buku tentang kebenaran Al-Quran di internet,
mislanya tulisan:
1) Harun
Yahya.
2) Dr.
Zakir Naik.
3) Maurice
Bucaille.
4) Dan
lainnya.
9. Nilai
keilmuan dalam Al-Quran mencakup bidang sains dan filsafat, mengajarkan cara
pandang terhadap dunia, konsep kebudayaan atau peradaban, sampai konsep
kepribadian atau akhlak.
10. Tujuan
utama pengajaran Al-Quran adalah yang bersinggungan dengan konsep filsafat
kebudayaan, peradaban, kepribadian, dan akhlak.
11. Ayat
Al-Quran yang bersinggungan dengan sains dan teknologi hanya ibarat sampiran
dalam pantun, yang berfungsi menguatkan pesan inti yang hendak disampaikan.
12. Dalam
segi teknik atau cara, atau tepatnya seni penguraian pesan, Al-Quran punya cara
atau gaya yang berbeda dari buku ilmiah karangan manusia.
13. Orang
yang terbiasa membaca buku ilmiah karangan manusia, pada umumnya merasa heran
melihat susunan mushaf dan gaya bahasa Al-Quran.
14. Dalam
segi gaya bahasa (uslub), bahasa Al-Quran sangat kental warna sastranya, sangat
kentara unsur puisinya, sangat jelas konsistensinya dalam menonjolkan ciri
sajak persamaan atau persesuaian bunyi pada setiap akhir kalimat dan ayat.
15. Dalam
segi ini yang paling sulit dimunculkan dalam terjemahan.
16. Sehingga
usaha HB Yassin membuat terjemahan Al-Quran yang puitis, dapat disebut gagal.
17. Sebagai
ilmu, Al-Quran dirancang untuk menjadi pedoman hidup manusia.
18. Selain
ada nilai sains dan filosofis, Al-Quran jelas mengandung ajaran hidup yang
praktis.
19. Kepraktisan
Al-Quran dibuktikan dengan cara pengajarannya yang dilakukan secara cicilan dan
berangsur-angsur.
20. Hal
itu adalah keistimewaan Al-Quran untuk memenuhi kebutuhan pragmatis dakwah Nabi
Muhammad dan para pendukung awalnya.
21. Al-Quran
sebagai sebuah ilmu peradaban yang masuk ke dalam dimensi sejarah, berhadapan
dengan gejolak psikologis Nabi Muhammad dan para pengikut awalnya.
22. Ditampilkan
dalam situasi sosial dan politik sebagai alternatif solusi dari kemelut.
23. Pengajaran
Al-Quran dilakukan selama 23 tahun.
24. Banyak
orang kurang peduli bahwa Al-Quran diturunkan dalam jangka waktu 23 tahun.
25. Seiring
dengan pengajaran Al-Quran mengalir sebuah proses dakwah yang berdampak lokal
sampai internasional.
26. Dari
proses pengajaran dan dakwah Al-Quran, lahir sebuah agama dunia yang baru,
yaitu agama Islam.
27. Setelah
Al-Quran selesai diajarkan dan diterapkan secara pragmatis untuk memenuhi
kebutuhan zaman dengan segala situasi dan kondisinya.
28. Kemudian
Al-Quran disusun menjadi sebuah buku.
29. Penyusunan
Al-Quran menjadi sebuah buku seperti yang kita dapati sekarang adalah penegasan
Al-Quran secara keseluruhan adalah sebuah ilmu.
30. Sebuah
ilmu disusun, dituturkan, dan ditulis berdasarkan tertib atau susunan rangkaian
tertentu.
31. Dimulai
pembukaan, disusul uraian, dan ditutup dengan kesimpulan.
32. Al-Quran
dibukukan dengan surat Al-Fatihah yang artinya “pembuka” diletakkan dalam
urutan pertama.
33. Setelah
itu diletakkan beberapa surat panjang sebagai uraian.
34. Dan
diakhiri dengan beberapa surat pendek sebagai kesimpulan.
35. Susunan
buku atau mushaf Al-Quran yang memenuhi persyaratan ilmiah.
36. Susunan
topik Al-Quran yang melompat-lompat dan “kacau” terkandung rahasia tertentu
yang menunjukkan Al-Quran memang istimewa berbeda dengan buku karangan manusia.
37. Al-Quran
dianugerahkan oleh Allah sebagai teman hidup para umat Islam sepanjang zaman.
38. Umat
Islam akan selalu membaca Al-Quran berulang-ulang, seumur hidupnya.
39. Semakin
sering membacanya, dan semakin akrab dengan A-Quran akan semakin mengetahui dan
memahami seluk-beluknya.
40. Cara
membaca Al-Quran adalah:.
1) Jika
yang dimaksudkan membaca Al-Quran sebagai ilmu, maka perlakukan Al-Quran
sebagai ilmu, yang di dalamnya terdapat: pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.
2) Al-Quran
dalam rincian per surah mempunyai susunan yang sama, yaitu: ada ayat pendahuluan,
berisi gagasan inti, uraian, dan kesimpulan.
3) Mengacu
pada surat Al-Muzzammil (surah ke-73), membaca Al-Quran dapat dilakukan mulai
dari mudah, sedang, sampai sulit, menurut penilaian pembaca.
41. Terdapat
dalil yang mengatakan sebagian ayat dan surah dengan bagian yang lain saling
menafsirkan.
42. Dalil
ini memang benar.
43. Dalam
arti banyak istilah dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh Al-Quran sendiri.
44. Misalnya
istilah “al-muttaqin” dijelaskan dalam rangkaian ayat dalam surat Al-Baqarah.
45. Ada
pula istilah yang penjelasannya ditemukan secara terpisah dalam surah lain.
46. Membaca
Al-Quran secara tematik sangat bagus untuk mencari penjelasan Al-Quran tentang
tema tertentu.
47. Tematik
artinya menurut tema atau topik tertentu
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment