Friday, November 5, 2021

11535. MACAM MACAM JIHAD UMAT ISLAM

 



MACAM MACAM JIHAD UMAT ISLAM

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ada salah paham dalam memahami “jihad”.

 

Karena “jihad” biasanya hanya dipahami “perjuangan fisik”.

 

Atau “perlawanan bersenjata’.

 

Kata “jihad” sering dipakai saat perjuangan fisik.

Salah satu bentuk jihad.

Yaitu perjuangan fisik berperang.

 

Tapi harus diingat.

Masih ada jihad lebih besar daripada perang fisik.

 

Saat kembali dari medan perang.

 

Nabi bersabda,  

“Kita kembali dari jihad kecil ke jihad besar.

Yaitu jihad melawan hawa nafsu”.

 

 

Sejarah turunnya ayat Al-Quran membuktikan.

Nabi Muhammad diperintah berjihad.

Sejak masih di Mekah.

 

Jauh sebelum adanya izin mengangkat senjata.

Untuk membela diri dan agama.

 

Pertempuran pertama terjadi tahun ke-2 Hijriah.

 

Tanggal 17 Ramadan 2 Hijriah.

Terjadi Perang Badar.

Saat Nabi umur 55 tahun.

Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 52.

 

Menyatakan jihad besar.

Saat Nabi masih di Mekah .

 

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

 

      Maka janganlah kamu mengikuti orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad besar.

 

 

Salah paham disuburkan terjemahan kurang tepat terhadap ayat Al-Quran.

 

Yaitu “jihad” diartikan dengan “anfus dan harta benda”.

 

 

Kata “anfus” sering diterjemahkan “jiwa”.

 

Misalnya oleh Departemen Agama RI.

 

Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 72.

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

      Sesungguhnya orang-orang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka minta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberi pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

 

 

Kata “anfus” dalam Al-Quran dapat bermakna:

1.      Nyawa.

2.      Hati.

 

3.      Jenis.

 

4.      Totalitas manusia.

Yaitu tempat terpadu jiwa dan raganya.

Serta segala sesuatu yang tidak dapat terpisah darinya.

 

 

Al-Quran mempersonifikasikan wujud seseorang di hadapan Allah.

Dan masyarakat dengan kata “nafs”.

 

 

Kata “nafs” dalam konteks jihad.

Dapat dipahami “totalitas manusia”.

 

Kata “nafs” mencakup:

1.      Nyawa.

2.      Emosi.

3.      Pengetahuan.

 

4.      Tenaga.

5.      Pikiran.

6.      Waktu.

 

7.      Tempat.

Yang terkait dengannya.

 

Pengertian ini, diperkuat perintah Al-Quran.

 

Untuk berjihad tanpa menyebut “nafs” (harta benda).

 

 

Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 78.

 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

 

      Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikuti) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang muslim dari dulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikan salat, tunaikan zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dia sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

 

 

Berjihad adalah berjuang sekuat tenaga.

 

Untuk mengalahkan musuh.

1.      Berjihad menghadapi musuh nyata.

2.      Berjihad menghadapi setan.

3.      Berjihad melawan nafsunya masing-masing.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 218.

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

      Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

”Berjihadlah menghadapi nafsumu.

Seperti kamu berjihad menghadapi musuhmu”.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

”Berjihadlah menghadapi orang kafir dengan tangan dan lidahmu”.

 

 

Pada umumnya, ayat Al-Quran tentang jihad.

 

1.      Tidak disebut objek yang harus dihadapi.

2.      Secara tegas objeknya berjihad melawan orang kafir dan munafik.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 73.

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 

      Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang kafir dan orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itu tempat kembali seburuk-buruknya.

 

 

Al-Quran surah At-Tahrim (surah ke-66) ayat 9.

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 

      Hai Nabi, perangi orang kafir dan munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

 

Kesimpulannya.

 

Umat Islam harus berjihad melawan:

 

1.      Orang kafir.

2.      Orang munafik.

3.      Setan.

4.      Hawa nafsu.

 

Sumber dari segala kejahatan.

Yaitu setan yang sering memanfaatkan kelemahan nafsu manusia.

 

 

Saat manusia sudah tergoda oleh setan.

 

Manusia menjadi kafir, munafik, dan menderita penyakit hati,

 

Akhirnya manusia itu menjadi setan.

 

Setan adalah “manusia dan jin yang durhaka kepada Allah.

 

Serta merayu pihak lain untuk melakukan kejahatan”.

Dalam berjihad, seluruh potensi umat Islam harus dikerahkan.

 

Untuk menghadapi musuh.

Penggunaan potensi itu harus sesuai dengan musuh yang dihadapi.

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment