MACAM MACAM JIHAD UMAT
ISLAM
Oleh:Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Ada salah paham dalam
memahami “jihad”.
Karena “jihad” biasanya
hanya dipahami “perjuangan fisik”.
Atau “perlawanan
bersenjata’.
Kata “jihad” sering dipakai
saat perjuangan fisik.
Salah satu bentuk jihad.
Yaitu perjuangan fisik berperang.
Tapi harus diingat.
Masih ada jihad lebih besar
daripada perang fisik.
Saat kembali dari medan
perang.
Nabi bersabda,
“Kita kembali dari jihad
kecil ke jihad besar.
Yaitu jihad melawan hawa
nafsu”.
Sejarah turunnya ayat
Al-Quran membuktikan.
Nabi Muhammad diperintah
berjihad.
Sejak masih di Mekah.
Jauh sebelum adanya izin
mengangkat senjata.
Untuk membela diri dan
agama.
Pertempuran pertama terjadi
tahun ke-2 Hijriah.
Tanggal 17 Ramadan 2 Hijriah.
Terjadi Perang Badar.
Saat Nabi umur 55 tahun.
Al-Quran surah Al-Furqan (surah
ke-25) ayat 52.
Menyatakan jihad besar.
Saat Nabi masih di Mekah .
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Maka janganlah kamu mengikuti orang
kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad besar.
Salah paham disuburkan terjemahan
kurang tepat terhadap ayat Al-Quran.
Yaitu “jihad” diartikan
dengan “anfus dan harta benda”.
Kata “anfus” sering
diterjemahkan “jiwa”.
Misalnya oleh Departemen
Agama RI.
Al-Quran surah Al-Anfal (surah
ke-8) ayat 72.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا
أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ
يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ
قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Sesungguhnya orang-orang beriman dan
berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka saling
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (tetapi) jika mereka minta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka kamu wajib memberi pertolongan kecuali terhadap kaum
yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.
Kata “anfus” dalam Al-Quran
dapat bermakna:
1. Nyawa.
2. Hati.
3. Jenis.
4. Totalitas
manusia.
Yaitu tempat terpadu jiwa dan raganya.
Serta segala sesuatu yang tidak dapat terpisah
darinya.
Al-Quran mempersonifikasikan
wujud seseorang di hadapan Allah.
Dan masyarakat dengan kata
“nafs”.
Kata “nafs” dalam konteks
jihad.
Dapat dipahami “totalitas
manusia”.
Kata “nafs” mencakup:
1. Nyawa.
2. Emosi.
3. Pengetahuan.
4. Tenaga.
5. Pikiran.
6. Waktu.
7. Tempat.
Yang terkait dengannya.
Pengertian ini, diperkuat perintah
Al-Quran.
Untuk berjihad tanpa
menyebut “nafs” (harta benda).
Al-Quran surah Al-Haj (surah
ke-22) ayat 78.
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ
إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا
لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ
فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ
مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah
dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikuti) agama orang tuamu
Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang muslim dari dulu, dan
(begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul menjadi saksi atas dirimu dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikan salat, tunaikan
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dia
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Berjihad adalah berjuang
sekuat tenaga.
Untuk mengalahkan musuh.
1. Berjihad
menghadapi musuh nyata.
2. Berjihad
menghadapi setan.
3. Berjihad
melawan nafsunya masing-masing.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah
ke-2) ayat 218.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang beriman,
orang-orang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka mengharapkan
rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Rasulullah bersabda,
”Berjihadlah menghadapi
nafsumu.
Seperti kamu berjihad
menghadapi musuhmu”.
Rasulullah bersabda,
”Berjihadlah menghadapi orang kafir dengan tangan dan
lidahmu”.
Pada umumnya, ayat Al-Quran
tentang jihad.
1. Tidak disebut
objek yang harus dihadapi.
2. Secara
tegas objeknya berjihad melawan orang kafir dan munafik.
Al-Quran surah At-Taubah (surah
ke-9) ayat 73.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ
وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang
kafir dan orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah
neraka Jahanam. Dan itu tempat kembali seburuk-buruknya.
Al-Quran surah At-Tahrim (surah
ke-66) ayat 9.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ
وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
Hai Nabi, perangi orang kafir dan munafik
dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itu adalah
seburuk-buruk tempat kembali.
Kesimpulannya.
Umat Islam harus berjihad melawan:
1. Orang
kafir.
2. Orang munafik.
3. Setan.
4. Hawa
nafsu.
Sumber dari segala kejahatan.
Yaitu setan yang sering memanfaatkan kelemahan nafsu
manusia.
Saat manusia sudah tergoda
oleh setan.
Manusia menjadi kafir,
munafik, dan menderita penyakit hati,
Akhirnya manusia itu menjadi
setan.
Setan adalah “manusia dan
jin yang durhaka kepada Allah.
Serta merayu pihak lain
untuk melakukan kejahatan”.
Dalam berjihad, seluruh
potensi umat Islam harus dikerahkan.
Untuk menghadapi musuh.
Penggunaan potensi itu harus
sesuai dengan musuh yang dihadapi.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera
Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab.
Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan,
2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book
Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi
3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment