Monday, May 6, 2024

33861. ADA 3 CARA BERSYUKUR ATAS NIKMAT ALLAH

 


ADA 3 CARA BERSYUKUR ATAS NIKMAT ALLAH

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.



 

Syukur (menurut KBBI V)

Yaitu rasa terima kasih kepada Allah.

 

Bersyukur artinya berterima kasih.

Atau mengucapkan syukur.


Ada 3 cara mensyukuri nikmat Allah.

Yaitu dengan:

 

1)        Hati.

2)        Lidah.

3)        Perbuatan.

1.        Bersyukur dengan hati. 

 

Sadar bahwa semua nikmat yang diterima.

Anugerah dari Allah.

 

Bersyukur dengan hati.

Mengantarkan  manusia .

 

Menerima nikmat Ikhlas penuh.

Tak menggerutu.

Tak keberatan sedikit pun.

 

Sadari betapa besar kasih sayang Allah.

Sehingga terlontar dari lidahnya.

Ucapan pujian pada Allah. 

 

Al-Quran surah Al-Qasas (surah ke-28) ayat 76-82.


۞ إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

 

Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami anugerahkan padanya harta yang kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata padanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak suka orang terlalu membanggakan diri".

 

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

 

Dan cari pada apa yang telah dianugerahkan Allah padamu (bahagia) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti Allah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tak suka orang berbuat kerusakan.

 

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ

 

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku diberi harta, karena ilmuku". Dan apakah ia tidak tahu, bahwa Allah sungguh membinasakan umat sebelumnya yang lebih kuat darinya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tak perlu ditanya kepada orang berdosa, tentang dosa mereka.

 

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

 

Maka Qarun keluar pada kaumnya dengan megah. Berkata orang yang ingin kehidupan dunia: "Semoga kita punya harta seperti  diberikan pada Qarun; sesungguhnya ia benar punya keberuntungan besar".

 

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ

 

Berkata orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan besar bagimu, pahala Allah lebih baik bagi orang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala, kecuali oleh orang yang sabar".


فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan ia tak termasuk orang (yang dapat) membela (dirinya).

 

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

 

Dan orang yang kemarin ingin kedudukan Karun, berkata: "Aduhai, benar Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benar, tidak beruntung orang yang ingkar (nikmat Allah)".

 

Qarun sukses jadi konglomerat kaya raya.

Hasil dia cerdas.

 

Al-Quran menlai sebagai kafir.

Tak mensyukuri nikmat Allah.

 

Orang bersyukur dengan hatinya.

Pada saat ditimpa musibah.

 

Dia tetap bersyukur.

Masih memuji Allah.

 

Dia bayangkan bencana dialaminya.

Pasti lebih kecil.

 

Daripada musibah lain.

Yang  dapat  terjadi.

Dia tetap bersyukur .

Dengan ucapan  “untung”.

 

Dan merasa  lega.

Sebab musibah lebih ringan.

Daripada yang mungkin terjadi.


 Orang itu “tersungkur”.

Melakukan “sujud syukur”.

 

Wujud syukur  dengan  hati.

Pikiran sadar betapa besar

Nikmat Allah selama ini. 

 

2.        Bersyukur dengan lidah.

 

Mengakui dengan ucapan.

Bahwa semua sumber nikmat.

Berasal dari Allah.

 

Sambil memuji Allah.

Dengan ucapan “Alhamdulillah”.

“Segala puji bagi Allah”.


Segala puji  kepada  Allah.

Saat memuji orang.

Karena baik atau cantik.

 

Pujian kepada Allah.

Sebab kecantikan dan kebaikan.

Bersumber dari Allah.

 

3.        Bersyukur dengan perbuatan.

Nabi  Daud dan putranya, Nabi Sulaiman.

Dapat nikmat sangat banyak.

 

Allah perintahkan pada  mereka.

 Untuk bekerja.

Sebagai tanda syukur.

 

 Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 13.

 

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
    

Para jin membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari Gedung tinggi, patung dan piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba Ku yang berterima kasih”.

Bekerja yaitu pakai nikmat yang diterima.

Sesuai tujuan pemberian. 


Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 7.

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
   
 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) padamu, dan jika kamu ingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

 

Redaksi Al-Quran (14:7).

Jika orang “bersyukur”.

 

Maka janji Allah

Jelas dan tegas.

 

Tapi akibat “kufur”.

Hanya diberi isyarat

Siksaan Allah sangat pedih.

 


  Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment