JANGAN MENCINTAI ORANG YANG TAK CINTA PADA
ALLAH
Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM
Nasihat Imam Syafii.
Hubungan manusia dengan Allah.
Yaitu hablum minallah.
1.
Kamu
tak mampu menyenangkan semua orang.
Maka cukup bagimu memperbaiki hubungan
dengan Allah.
Jangan terlalu peduli dengan penilaian
manusia.
2. Jadikan akhirat di hatimu, dunia di
tanganmu, dan kematian dipelupuk matamu.
2.
Jangan
mencintai orang yang tak mencintai Allah.
Jika dia berani meninggalkan Allah.
Maka dia lebih berani meninggalkan
kamu.
3.
Jika
semua orang menjauh saat kamu mendapat kesulitan.
Maka ketahui bahwa Allah ingin
membuatmu kuat
Dan ingin menjadi penolongmu.
5. Musibah yang membuat lebih dekat
kepada Allah itu lebih baik daripada nikmat yang membuat jauh dari Allah.
Kamu tak mampu menyenangkan semua
orang.
Maka cukup bagimu memperbaiki hubungan
dengan Allah.
Jangan terlalu peduli dengan penilaian
manusia.
Penilaian manusia banyak berpengaruh
terhadap kegiatan yang kita lakukan.
Hal yang bisa menghambat saat kita
ingin berbuat baik adalah penilaian manusia.
Kita boleh melihat penilaian manusia.
Tapi jangan anggap penilaian manusia
itu variabel penting.
Jangan anggap nilai dari manusia itu
lebih penting dibanding rida Allah.
Jangan anggap nilai dari manusia
melebihi kebaikan dan kebenaran.
Pandangan manusia letakkan pada
posisi tersier.
Artinya, boleh ada penilaian dari
manusia.
Tapi jika tak ada, juga tak apa-apa.
Posisi penilaian dari manusia itu
bersifat kepantasan saja.
Jika kita melakukan kebaikan dan
kebenaran.
Dan dianggap baik dan benar oleh orang
lain.
Kemudian kita dipuji orang.
Maka ucapkan: alhamdulillah.
Kita bersyukur kepada Allah.
Tapi jika sebaliknya.
Yaitu kita tak dipuji orang.
Bahkan kita dibenci orang.
Maka biarkan saja.
Kita hanya fokus terhadap rida dan
ampunan Allah.
Kita tak mungkin bisa menyenangkan
semua orang.
Betapa pun bagusnya kebaikan dan
kebenaran yang dilakukan.
Pasti ada orang yang tak suka.
Hal itu adalah rumus dunia yang fana
ini.
Tak mungkin semua orang sepakat.
Karena selera
manusia berlainan.
Sifat manusia bermacam-macam.
Ada sesuatu yang dianggap penting oleh
seseorang
Tapi diaggap tak penting oleh orang
lain.
Hal itu peristiwa biasa.
Kita harus mementingkan baiknya
hubungan dengan Allah.
Yaitu memperbaiki hablum minallah.
Kita fokus bertanya:
Apakah Allah rida dengan perbuatan
kita?
Apakah Allah berkenan dengan sikap dan
perilaku kita?
Jika mendapat bonus pujian dari
manusia.
Ya, kita bersyukur Alhamdulillah.
Jika tak mendapat pujian
dari manusia.
Ya, tak apa-apa.
Karena kita mengerjakan segala
sesuatu.
Agar mendapat rida dan ampunan dari
Allah.
Dan jangan memposisikan nilai dari
manusia sebagai nomor 1.
Tapi yang utama adalah rida Allah.
Jadikan akhirat di hatimu, dunia di
tanganmu, dan kematian dipelupuk matamu.
Akhirat letakkan di hati.
Hati manusia adalah alat komponen
tubuh paling penting.
Jika hati manusia orientasinya
akhirat.
Maka orientasinya vertikal ke atas.
Dunia letakkan di tangan
Manusia butuh harta dan lainnya untuk
menunjang kehidupan.
Tapi letakkan dunia di tangan.
Jangan meletakkan dunia di hati.
Artinya dunia diletakkan di tangan
Jika dunia hilang,
maka kita mencari lagi.
Jika dunia diletakkan di hati.
Dan ternyata hilang.
Maka kita akan stres dan depresi
memikirkan dunia yang hilang.
Kematian letakkan di pelupuk mata.
Tujuannya untuk mendukung meletakkan
akhirat di hati dan dunia di tangan.
Maka kematian adalah nasihat terbaik
bagi manusia.
Jika manusia sadar bahwa hidup di
dunia waktunya terbatas.
Maka lnsya Allah kita akan hidup
tertib, teratur, sadar tentang yang sejati.
Jangan mencintai orang yang tak
mencintai Allah.
Jika dia berani meninggalkan Allah.
Maka dia lebih berani meninggalkan
kamu.
Para remaja yang sudah waktunya
menikah.
Hendaknya memilih pasangan hidup yang
mencintai Allah.
Jangan memilih orang yang berani
melawan perintah Allah.
Dan jangan pilih orang yang berani
melanggar larangan Allah.
Jika semua orang menjauh saat kamu
mendapat kesulitan.
Maka ketahui bahwa Allah ingin
membuatmu kuat
Dan ingin menjadi penolongmu.
Kesulitan yang kita alami.
Mari kita anggap sebagai keinginan
Allah.
Agar kita menjadi manusia yang kuat
menjaga imun tubuh.
Adanya virus covid-19 kita anggap
bahwa Allah ingin kita lebih kuat.
Agar manusia hidupnya lebih bersih
dalam segala hal.
Dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah.
Jangan sampai kita tak lulus ujian.
Sehingga terkena ujian ulang (remidi)
menghadapi ujian covid-19.
Yakinlah bahwa Allah pasti menolong
kita.
Jangan sampai terjadi hal yang tragis.
Yaitu adanya musibah
malah tambah jauh dari Allah.
Hidup ini adalah ujian.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21)
ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kami, kamu dikembalikan.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin
Faiz)
0 comments:
Post a Comment