MANULA SIAP HIDUP DI KASUR SEPERTI BAYI LAGI
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Orang tua yang katanya banyak makan asam garam.
Artinya mengerti semua.
Ternyata mereka seperti anak-anak yang tidak memahami
tentang masa tuanya sendiri.
Banyak orang tua tidak
mempersiapkan diri menghadapi perjalanan masa tuanya sendiri.
Manusia injak usia 60 tahun.
Mulai manula (manusia usia lanjut).
Atau Lansia.
Sebelum hari benar-benar gelap.
Para manula harus mengingat beberapa pemandangan yang akan
dihadapinya,
Sehingga hatinya lebih siap dan tidak galau.
PEMANDANGAN KE-1
Ketika usia makin tua, para manula harus menyadari makin
sedikit orang yang ada di sampingnya.
Generasi orang tua di atas kita telah tiada.
Generasi seumuran dengan kita juga banyak yg sudah tidak
mampu merawat dirinya sendiri.
Para generasi muda punya kesibukan sendiri.
Bahkan mungkin suami atau istri sudah meninggalkan dunia
yang fana ini terlebih dahulu.
Yang menemani kita hanya hari-hari kosong melompong.
Kita sebagai manula harus belajar hidup sendirian.
Dan berusaha menikmati kesendirian.
PEMANDANGAN KE-2
Perhatian masyarakat makin lama makin kecil.
Mereka tidak peduli betapa gemilangnya karir kita selama
ini.
Betapa pun terkenalnya kita, setelah uzur kita menjadi
kakek atau nenek yang biasa saja.
Pusat perhatian tidak lagi menyoroti diri kita.
Mari belajar duduk di sudut yang tenang.
Dan mengagumi keriuhan generasi muda.
Kita harus berusaha menanggulangi perasaan cemburu, iri,
dan galau terhadap generasi muda.
PEMANDANGAN KE-3
Jalan di depan kita banyak bahaya menghadang.
Misalnya, sakit, patah tulang, stroke, alzheimer, kanker,
dan lainnya.
Semuanya itu mungkin
menghampiri kita .
Kita sulit menolaknya.
Kita harus belajar berdamai dengan penyakit.
Belajar hidup bersama penyakit.
Dan berteman dengan penyakit.
Mari kita jaga suasana hati.
Tugas kita adalah berpikir positif.
Berolah raga yang cukup.
Selalu memompa semangat untuk diri kita sendiri.
PEMANDANGAN KE-4
Para manula harus membiasakan diri untuk hidup di atas
tempat tidur, seperti bayi.
Kembali ke situasi seperti waktu kita kecil, ketika ibu
melahirkan kita.
Setelah melewati
liku-liku kehidupan penuh warna.
Akhirnya kita kembali ke awal, yaitu ke tempat tidur.
Dan mungkin menerima perawatan orang lain.
Yang berbeda adalah dahulu kita dirawat ibu dan ayah
penuh kasih sayang.
Tetapi akhirnya belum tentu ada keluarga yang merawat kita.
Mungkin yang merawat kita perawat yang wajahnya
tersenyum.
Tetapi kita tidak tahu
dalam hatinya.
Kita tetap harus bersyukur, merendah, dan berterima kasih.
PEMANDANGAN KE-5
Manula menghadapi tahap terakhir perjalanan hidup di dunia.
Kita harus belajar menerima dan mengikhlaskan segalanya.
Mari kita nimati sisa kehidupan ini dan mensyukuri semua
yang kita miliki selama ini.
Jangan terlalu memikirkan hal-hal kecil dan tetek bengek.
Jangan mudah terganggu hal remeh-temeh.
Yakinlah anak-anak dan cucu-cucu kita masing-masing punya
rezeki.
Semuanya telah dipersiapkan oleh Allah Yang Maha Pengasih
lagi Penyayang.
Jangan mudah tersinggung dan cepat marah, nanti teman kita
makin sedikit.
Mari kita persiapkan suasana hati menghadapi sisa
perjalanan ini dengan alami dan wajar.
Selamat menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan
kesejahteraan.
Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah yang Maha
Pengampun.
Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 8.
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ
مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakan:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian
akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan".
Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 68.
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا
يَعْقِلُونَ
Dan barang siapa Kami
panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka
apakah mereka tidak memikirkan?
Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 6.
۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu hewan
melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui
tempat berdiam hewan itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kitab yang nyata (Lohmahfuz).
Daftar Pustaka.
1. Detiknews.
0 comments:
Post a Comment