Tuesday, December 17, 2024

38459. CONTOH SIKAP TOLERAN DAN TIDAK

 


CONTOH SIKAP TOLERAN DAN TIDAK

Oleh: Drs. H.M. YusronHadi, M.M.

 

 

Toleran.

Yaitu bersifat atau bersikap:

 

1.Menenggang.

2.Menghargai.

 

3.Membiarkan.

 

 

4.Membolehkan:

 

1)        Pendirian.

2)        Pendapat.

 

3)        Kepercayaan.

4)        Pandangan.

 

5)        Kebiasaan.

6)        Kelakuan.

 

7)        Dan sebagainya.

 

Yang berbeda dengan diri sendiri.

 

 

Misalnya.

Acara peringatan maulid Nabi Muhammad.

Muncul keributan.

 

Acara sedang berlangsung.

Tiba-tiba ada orang mendatangi acara.

 

Dia marah dan memaki orang.

Yang hadir dalam peringatan itu.

 

Ia katakan.

Peringatan Maulid Nabi bid’ah.

 

Setiap bid’ah adalah sesat.

Dan tiap kesesatan tempatnya neraka.

Dia mengusir semua yang hadir.

Nyaris terjadi baku hantam.

 

Orang itu bersikap intoleran.

Pada acara peringatan mauled.

Yang disebut bid’ah.

 

Dengan melakukan itu.

Dia merasa berbuat amar makruf nahi munkar.

 

 Jika meninggal saat itu.

Maka ia yakin mati syahid.

Dan langsung masuk surga.

 

Juga Intoleransi.

Di tempat lain.

Ada peristiwa hampir sama.

 

Warga tradisional.

Sangat lekat dengan adat.

 

Jika ada orang meninggal.

Maka slametan 3 hari berturut-turut.

 

Demikian juga pada hari ke-7.

Dan hari ke-40 dan seterusnya.

 

Pada suatu ketika.

Ada orang meninggal dunia.

 

Karena baca buku orientasi tajdid.

Keluarga itu tak adakan slametan.

 

Warga kampung geger.

Kiai memaki-maki keluarga itu.

 

Menuduh tak bermoral.

Memperlakukan orang meninggal.

Seperti hewan.

 

Kiai itu menuduh.

Mereka bukan Ahli Sunah.

 

Sehingga dia tak akan selamat.

Dan tak akan masuk surga.

Ia sangat yakin.

Semua orang Islam.

 

Akan masuk neraka.

Kecuali Ahli Sunah.

 

Yang ditandai.

Upacara slametan seperti itu.

 

Ia bersikap intoleran.

Pada orang  tak mau slametan.

 

Dalam hubungan manusia.

Banyak masalah muncul.

 

Sebabnya bisa bermacam-macam.

Salah satunya adalah intoleransi.

Yaitu sikap tidak toleran.

 

Ketegangan, bertengkar dan berkelahi.

Bisa muncul karena intoleransi.

 

Penyebab sikap tak toleran.

 

1.Menyalahkan pendapat orang lain.

2.Menghujat dengan sesat.

 

3.Serba mengafirkan.

4.Mengutuk pemikiran orang lain.

Yaitu bentuk intoleransi.

 

5.Sikap intoleransi negatif.

Sebab melewati batas wajar.

 

6.Intoleransi bisa berbuntut panjang.

7.Timbul dampak buruk tak perlu.

 

8.Masalah kecil bisa jadi besar.

Sebab intoleransi.

 

Pengertian Intoleransi.

 

1.Intoleransi bukan ragu-ragu.

 

2.Juga buka tak punya sikap.

 

3.Bukan tak punya keyakinan.

 

4.Intoleransi.

 

Yaitu tak menerima perbedaan.

Tak paham perbedaan.

 

Intoleranasi.

Yaitu sikap kaku, keras, dan mau benar sendiri.

 

 

Lawannya toleransi.

 

Toleransi.

Yaitu sikap paham perbedaan.

 

Tapi pada saat sama.

Dia punya sikap jelas.

 

Bisa bedakan benar dan salah.

Bias bedakan baik dan buruk.

Dengan cara demokratis, santun, dan beradab.

 

5.Tidak gampang marah.

6.Tak hilang keseimbangan.

 

 

Ada 6 ciri orang tidak toleran.

Menurut Mark Goulston.

 

Yaitu:

1)        Fanatik.

2)        Sikap kaku.

 

3)        Merasa serba tahu.

4)        Tak mau mendengar.

 

5)        Hanya bergaul dengan sesama.

6)        Sikap hitam putih.

 

1.        Fanatik.

 

1)        Dia yakin secara sempit.

2)        Tak ada ruang bagi pemahaman lain.

 

3)        Dia yakin pandangan satu-satunya yang benar.

4)        Apa saja yang berbeda, meskipun kecil dianggap salah dan musuh.

 

Perbedaan antara taat dan fanatik.

Menurut Buya Hamka.

 

Orang taat.

Yakin secara kokoh.

Berdasar dasar alasan rasional.

 

Orang fanatic.

Yakin membabi buta.

Tanpa alasan rasional.

 

Orang fanatic.

Menyerang siapa yang tidak sepakat .

Meskipun beda sedikit dengan pendapatnya.

 

Sikap intoleran bisa muncul karena fanatisme.

 

2. Sikap kaku.

 

Orang intoleran biasanya pribadi kaku.

Tak bisa melihat orang lain yang beda pendapat.

 

Ia paksa orang lain.

Agar sependapat dengannya.

 

Ia banyak sibuk urusan jaga harga dirinya.

 

Dia memandang perbedaan.

Ancaman pada identitasnya.

 

Orang fanatik.

Kaku bertahan diri.

 

Hadapi orang lain.

Yang beda pendapat.

 

Perbedaan pendapat.

Selalu diartikan musuh.

 

Orang berbeda pendapat.

Dianggapnya musuh yang menyerang.

 

3.        Sikap Serba Tahu.

 

Merasa serba tahu.

Orang intoleran merasa banyak  tahu.

Tentang semua hal.

 

Pengetahuannya aspek sempit.

Dari hidup ini.

Membuatnya sukses.

 

Dia yakin.

Kesuksesan yang sama.

 

Bisa diterapkan.

Pada tiap aspek kehidupan.

 

 

Demikian juga dalam melihat orang lain.

 

Ia melihat orang lain akan sukses.

Jika menempuh jalan yang telah dilaluinya.

 

Baginya hanya ada 1 jalan menuju sukses.

Hanya ada 1 jalan ke Roma.

 

Ia bersikap intoleran terhadap jalan berbeda dari jalan yang pernah ia lalui.

 

4.        Tidak mau mendengar.

 

Orang intoleran biasanya tak suka mendengar orang lain bicara.

 

Tidak menghargai pikiran orang di sekitarnya.

 

Dia sibuk menasihati orang lain.

Tidak suka mendengar nasihat orang lain untuk dirinya.

5.        Sikap Hitam Putih.

 

Yaitu ketegangan dalam hubungan dengan orang lain.

 

Orang intoleran hanya mau bersahabat dengan orang yang setuju dan loyal kepadanya.

 

Dia tidak suka berteman dengan orang yang kritis terhadap dirinya.

 

Dia lebih memilih teman “yes people”, yaitu asal bapak senang.

 

Menurutnya, di dunia ini tak ada abu-abu.

Tak ada proses.

Hanya ada manusia Muslim dan kafir.

 

Tidak ada setengah Muslim atau setengah kafir.

 

Tidak ada proses menjadi Muslim.

 

Jika bukan negara Islam.

Maka jelas  negara kafir.

 

Tidak ada negara setengah Islam.

Proses jadi Islam.

 

Islam ajarkan sikap tengah.

 

Dalam Islam, kita diajarkan untuk mendengar pikiran orang lain.

 

Menghormati pendapat orang lain.

 

Bersikap wajar tidak melewati batas.

 

Bersikap pertengahan dan tidak ekstrem.

Berfikir luas dan tidak sempit.

 

Berprasangka baik.

Tak mudah tuduh sesama.

Dengan tuduhan sesat atau kafir.

 

Dulukan ukhuwah (persaudaraan).

Bukan ‘adawah (permusuhan).

 

Mari kita junjung tinggi toleransi dalam melihat perbedaan pikiran.

 

Selalu mohon hidayah dalam menentukan pendapat.

 

Selalu berdasar semangat :

 Wallahu a’lam bish-shawab”

 (Allah Maha Mengetahui yang benar).

 

(Sumber internet)

0 comments:

Post a Comment