SIKAP TOLERAN DAN TAK TOLERAN DALAM
HIDUP
Oleh: Drs. H.M. YusronHadi, M.M.
Toleran.
Yaitu bersifat atau
bersikap:
1.Menenggang.
2.Menghargai.
3.Membiarkan.
4.Membolehkan:
1)
Pendirian.
2)
Pendapat.
3)
Kepercayaan.
4)
Pandangan.
5)
Kebiasaan.
6)
Kelakuan.
7)
Dan sebagainya.
Yang berbeda dengan diri
sendiri.
Misalnya.
Acara peringatan
maulid Nabi Muhammad.
Muncul keributan.
Acara sedang
berlangsung.
Tiba-tiba ada orang mendatangi
acara.
Dia marah dan memaki orang.
Yang hadir dalam peringatan
itu.
Ia katakan.
Peringatan Maulid Nabi
bid’ah.
Setiap bid’ah adalah
sesat.
Dan tiap kesesatan
tempatnya neraka.
Dia mengusir semua
yang hadir.
Nyaris terjadi baku
hantam.
Orang itu bersikap
intoleran.
Pada acara peringatan mauled.
Yang disebut bid’ah.
Dengan melakukan itu.
Dia merasa berbuat amar
makruf nahi munkar.
Jika meninggal saat itu.
Maka ia yakin mati
syahid.
Dan langsung masuk
surga.
Juga Intoleransi.
Di tempat lain.
Ada peristiwa hampir
sama.
Warga tradisional.
Sangat lekat dengan
adat.
Jika ada orang
meninggal.
Maka slametan 3 hari berturut-turut.
Demikian juga pada
hari ke-7.
Dan hari ke-40 dan
seterusnya.
Pada suatu ketika.
Ada orang meninggal
dunia.
Karena baca buku orientasi
tajdid.
Keluarga itu tak adakan slametan.
Warga kampung geger.
Kiai memaki-maki
keluarga itu.
Menuduh tak bermoral.
Memperlakukan orang
meninggal.
Seperti hewan.
Kiai itu menuduh.
Mereka bukan Ahli Sunah.
Sehingga dia tak akan selamat.
Dan tak akan masuk
surga.
Ia sangat yakin.
Semua orang Islam.
Akan masuk neraka.
Kecuali Ahli Sunah.
Yang ditandai.
Upacara slametan seperti itu.
Ia bersikap intoleran.
Pada orang tak mau slametan.
Dalam hubungan manusia.
Banyak masalah muncul.
Sebabnya bisa
bermacam-macam.
Salah satunya adalah
intoleransi.
Yaitu sikap tidak
toleran.
Ketegangan, bertengkar
dan berkelahi.
Bisa muncul karena
intoleransi.
Penyebab sikap tak
toleran.
1.Menyalahkan pendapat orang lain.
2.Menghujat dengan sesat.
3.Serba mengafirkan.
4.Mengutuk pemikiran orang lain.
Yaitu bentuk
intoleransi.
5.Sikap intoleransi negatif.
Sebab melewati batas
wajar.
6.Intoleransi bisa berbuntut panjang.
7.Timbul dampak buruk tak perlu.
8.Masalah kecil bisa jadi besar.
Sebab intoleransi.
Pengertian Intoleransi.
1.Intoleransi bukan ragu-ragu.
2.Juga buka tak punya sikap.
3.Bukan tak punya keyakinan.
4.Intoleransi.
Yaitu tak menerima perbedaan.
Tak paham perbedaan.
Intoleranasi.
Yaitu sikap kaku,
keras, dan mau benar sendiri.
Lawannya toleransi.
Toleransi.
Yaitu sikap paham
perbedaan.
Tapi pada saat sama.
Dia punya sikap jelas.
Bisa bedakan benar dan
salah.
Bias bedakan baik dan
buruk.
Dengan cara demokratis,
santun, dan beradab.
5.Tidak gampang marah.
6.Tak hilang keseimbangan.
Ada 6 ciri orang tidak
toleran.
Menurut Mark Goulston.
Yaitu:
1)
Fanatik.
2)
Sikap kaku.
3)
Merasa serba tahu.
4)
Tak mau mendengar.
5)
Hanya bergaul dengan
sesama.
6)
Sikap hitam putih.
1.
Fanatik.
1)
Dia yakin secara
sempit.
2)
Tak ada ruang bagi
pemahaman lain.
3)
Dia yakin pandangan satu-satunya
yang benar.
4)
Apa saja yang berbeda,
meskipun kecil dianggap salah dan musuh.
Perbedaan antara taat
dan fanatik.
Menurut Buya Hamka.
Orang taat.
Yakin secara kokoh.
Berdasar dasar alasan rasional.
Orang fanatic.
Yakin membabi buta.
Tanpa alasan rasional.
Orang fanatic.
Menyerang siapa yang
tidak sepakat .
Meskipun beda sedikit dengan
pendapatnya.
Sikap intoleran bisa
muncul karena fanatisme.
2. Sikap kaku.
Orang intoleran
biasanya pribadi kaku.
Tak bisa melihat orang
lain yang beda pendapat.
Ia paksa orang lain.
Agar sependapat
dengannya.
Ia banyak sibuk urusan
jaga harga dirinya.
Dia memandang
perbedaan.
Ancaman pada identitasnya.
Orang fanatik.
Kaku bertahan diri.
Hadapi orang lain.
Yang beda pendapat.
Perbedaan pendapat.
Selalu diartikan musuh.
Orang berbeda pendapat.
Dianggapnya musuh yang
menyerang.
3.
Sikap Serba Tahu.
Merasa serba tahu.
Orang intoleran merasa banyak tahu.
Tentang semua hal.
Pengetahuannya aspek sempit.
Dari hidup ini.
Membuatnya sukses.
Dia yakin.
Kesuksesan yang sama.
Bisa diterapkan.
Pada tiap aspek kehidupan.
Demikian juga dalam melihat orang lain.
Ia melihat orang lain akan sukses.
Jika menempuh jalan yang telah dilaluinya.
Baginya hanya ada 1 jalan menuju sukses.
Hanya ada 1 jalan ke Roma.
Ia bersikap intoleran terhadap jalan berbeda dari jalan yang
pernah ia lalui.
4.
Tidak mau mendengar.
Orang intoleran biasanya tak suka mendengar orang lain bicara.
Tidak menghargai pikiran orang di sekitarnya.
Dia sibuk menasihati
orang lain.
Tidak suka mendengar
nasihat orang lain untuk dirinya.
5.
Sikap Hitam Putih.
Yaitu ketegangan dalam
hubungan dengan orang lain.
Orang intoleran hanya
mau bersahabat dengan orang yang setuju dan loyal kepadanya.
Dia tidak suka
berteman dengan orang yang kritis terhadap dirinya.
Dia lebih memilih
teman “yes people”, yaitu asal
bapak senang.
Menurutnya, di dunia
ini tak ada abu-abu.
Tak ada proses.
Hanya ada manusia Muslim dan kafir.
Tidak ada setengah Muslim atau setengah kafir.
Tidak ada proses menjadi Muslim.
Jika bukan negara Islam.
Maka jelas negara kafir.
Tidak ada negara setengah Islam.
Proses jadi Islam.
Islam ajarkan sikap tengah.
Dalam Islam, kita
diajarkan untuk mendengar pikiran orang lain.
Menghormati pendapat
orang lain.
Bersikap wajar tidak
melewati batas.
Bersikap pertengahan dan
tidak ekstrem.
Berfikir luas dan tidak
sempit.
Berprasangka baik.
Tak mudah tuduh sesama.
Dengan tuduhan sesat
atau kafir.
Dulukan ukhuwah (persaudaraan).
Bukan ‘adawah (permusuhan).
Mari kita junjung
tinggi toleransi dalam melihat perbedaan pikiran.
Selalu mohon hidayah
dalam menentukan pendapat.
Selalu berdasar
semangat :
“Wallahu
a’lam bish-shawab”
(Allah Maha
Mengetahui yang benar).
(Sumber internet)

0 comments:
Post a Comment