MANUSIA SALAH JALAN JIKA TAK ADA NABI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Jika tidak ada nabi.
Menurut banyak agama.
Terutama Islam, Kristen, dan Yahudi.
Manusia kehilangan panduan yang jelas.
Untuk membedakan:
1)
Benar.
2)
Salah.
Secara mutlak.
Konsekuensi tak ada nabi utusan Allah.
Yaitu:
1)
Kehilangan petunjuk Tuhan.
2)
Potensi moral menyimpang.
3)
Bingung pada tujuan hidup.
4)
Tak ada teladan ideal.
A.
Manusia kehilangan petunjuk Tuhan.
Manusia mengandalkan:
1)
Akal.
2)
Naluri.
Tapi terpengaruh:
1)
Budaya.
2)
Lingkungan.
3)
Hawa nafsu.
Tanpa wahyu
Maka kebenaran:
1)
Bersifat relatif.
2)
Membingungkan.
B.
Potensi moral menyimpang.
Tanpa Nabi membawa ajaran Tuhan.
Manusia menciptakan sendiri:
1)
Sistem moral.
2)
Bisa berubah-ubah.
3)
Potensi menyimpang dari kebenaran sejati.
C.
Bingung pada tujuan hidup.
Para Nabi menjelaskan.
1)
Tujuan hidup manusia.
2)
Asal usul manusia.
3)
Akhir hidup
4)
Hidup di akhirat.
Tanpa ada utusan
Allah.
1)
Manusia hidup tanpa arah.
2)
Hanya kejar kepuasan dunia.
D.
Tak ada teladan ideal.
Nabi contoh nyata ajaran Tuhan dijalankan.
Tanpa Nabi, manusia tak punya figur panutan.
Tak punya pedoman hidup benar.
Secara nyata.
Dalam lslam dijelaskan
1)
Allah tak menyiksa suatu kaum
Sebelum kirim utusan pada mereka.
2)
Nabi diutus agar manusia tak punya alasan.
3)
Orang hidup sebelum Nabi datang.
Disebut Ahlu Fatrah.
Atau masa kosong
wahyu.
4)
Tugas utama Nabi menyampaikan petunjuk.
5)
Umat tak menerima peringatan tak disiksa.
A.
Allah tak menyiksa sebelum utus Rasul.
Al-Quran surah Al-lsra (surah ke-17) ayat 15.
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا
يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا
مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
Barang siapa berbuat
sesuai hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat untuk (keselamatan)
dirinya sendiri; dan barang siapa sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi
(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa
orang lain, dan Kami tidak akan mengazab
sebelum Kami mengutus seorang rasul.
Setelah Nabi terakhir (Muhammad).
Manusia tetap punya:
1)
Akal.
2)
Fitrah.
3)
Wahyu (Al-Qur'an dan hadis).
Sebagai
pegangan.
Masih punya jalan mendapat hidayah.
Meskipun tidak ada nabi baru.
Tanpa adanya Rasul (Nabi).
Manusia tak tanggung jawab penuh.
Sebab belum dapat petunjuk yang jelas.
B.
Agar manusia tak punya alasan.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 165.
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ
حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
(Mereka Kami
utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya rasul-rasul. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
C.
Orang hidup sebelum rasul.
Disebut ‘ahlu
fatrah’.
Atau masa kosong
wahyu.
Al-Quran surah
Al-Ma’idah (surah ke-5) ayat 19.
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ
فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ
ۖ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai Ahli Kitab,
sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami)
kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada
kami seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
E.
Tugas utama nabi adalah memberi petunjuk.
Al-Qurah surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 213.
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ
وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ
أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۖ فَهَدَى
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ
وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Manusia adalah umat yang
satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang hal yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab
itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
F.
Umat yang belum menerima peringatan tidak akan disiksa.
Al-Quran surah Yasin
(surah ke-36) ayat 6.
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ
Agar kamu memberi
peringatan kepada kaum yang
bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
Ringkasan:
Tanpa adanya nabi:
1)
Manusia tidak akan diazab sebelum mendapat peringatan (Al-Isra:15).
2)
Mereka bisa berdalih bahwa mereka tidak tahu (An-Nisa:165).
3)
Tapi jika wahyu telah sampai (melalui nabi), maka tanggung jawab
berlaku.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.






0 comments:
Post a Comment