DILARANG MEMAKI ORANG KAFIR DI
ALQURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.
Dakwah wajib dengan hikmah.
Al-Quran surah An-Nahal (surah ke-16)
ayat 125.
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ
ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantah mereka dengan cara baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia
yang lebih mengetahui tentang siapa tersesat dari jalan-Nya dan Dia yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
2.
Dakwah harus dengan bahasa yang dipahami.
Al-Quran surah lbrahim (surah ke-14) ayat 4.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ
فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ
Kami tidak mengutus seorang
rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan
dengan terang kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki. Dan Dia Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
3.
Berdebat dengan cara yang lebih baik.
Al-Quran surah An-Nahal (surah ke-16) ayat 125.
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ
ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantah mereka dengan
cara baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia
yang lebih mengetahui tentang siapa tersesat dari jalan-Nya dan Dia yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
4.
Dakwah pakai perumpamaan.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 26.
۞ إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا
فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ
رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا
يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
Sesungguhnya Allah tidak
segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau lebih rendah daripada itu. Adapun orang-orang beriman, maka mereka
yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tapi mereka yang kafir
mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?".
Dengan perumpamaan itu banyak orang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan
itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan
Allah kecuali orang-orang fasik.
Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 27.
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Kmi buatkan
bagi manusia dalam Al-Quran ini tiap macam perumpamaan supaya mereka dapat
pelajaran.
Al-Quran surah lbrahim (surah ke-14) ayat 25.
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ
الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Pohon itu memberikan
buahnya pada tiap musim dengan izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan untuk
manusia supaya mereka selalu ingat.
Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-25) ayat 32-33.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً
وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
32. Berkata orang-orang kafir:
"Mengapa Al-Quran tidak diturunkan kepadanya sekaligus?"; Demikian
supaya Kami perkuat hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakan secara tartil (berangsur,
pelan, dan benar).
Asbabun nuzul (sebab turun) ayat 32.
Ibnu Abas jelaskan.
Pada suatu hari.
Kaum musyrik berkata,
“Jika Muhammad memang benar seorang Nabi.
Seperti pengakuannya.
Maka Allah tak akan menyiksanya
Dengan menurunkan Al-Quran ayat per
ayat.
Tapi Allah akan menurunkan Al-Quran sekaligus.”
Lalu turun ayat 32 ini.
وَلَا يَأْتُونَكَ
بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
33. Dan orang-orang kafir tak datang
kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang
benar dan yang paling baik penjelasannya.
5.
Dilarang memaki orang kafir.
Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 108.
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ
عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ
إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan kamu jangan kamu memaki sesembahan
yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikian Kami jadikan tiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada Tuhan, tempat kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Asbabun nuzul (sebab turun) ayat 108.
Ibnu Abas jelaskan.
Umat lslam Mekah.
Mencaci maki berhala kaum Quraisy.
Orang kafir menemui Rasulullah.
Mereka berkata,
“Hai Muhammad, hentikan caci maki kalian
pada tuhan kami.
Atau kami akan membalas mencaci maki
tuhanmu.”
Lalu turun ayat 108 ini.
Yang melarang umat lslam mencaci maki
sesembahan kaum kafir.
Ayat di atas bisa dipahami.
1)
Umat lslam dilarang memaki sesembahan selain Allah.
2)
Sebab orang kafir akan membalas memaki Allah tanpa
ilmu.
3)
Allah jadikan tiap umat anggap baik perbuatan mereka,
meskipun salah.
4)
Semua manusia akan kembali pada Tuhan.
5)
Untuk tanggung jawab semua perbuatannya.
(Sumber
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta)