REDAKSI
PERINTAH TAPI MELARANG VERSI ALQURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Dalam
Al-Qur’an.
Tak
semua perintah (fi‘l amr).
Bermakna
wajib.
Sebagian
perintah bersifat:
1)
Anjuran (sunah)
2)
Bimbingan (irsyād)
3)
Mubah (boleh)
4)
Ancaman (tahdid)
Prinsip
Tafsir:
Ulama
tafsir dan ushul fikih.
Sepakat
bahwa:
1)
Setiap perintah dalam Al-Qur’an.
2)
Pada asalnya bersifat wajib.
3)
Kecuali ada dalil lain.
4)
Menunjukkan makna selain wajib.
Contoh
ayat perintah.
Tapi tak wajib.
Al-Quran
surah Al-Jumu‘ah (surah ke-62) ayat 10.
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Jika telah ditunaikan salat,
maka bertebaranh kamu di muka bumi; dan cari karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Catatan.
"Bertebaranlah di muka bumi"
"فَإِذَا
قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ..."
"Apabila
salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah
karunia Allah..."
Makna
perintah:
1)
Kata "bertebaranlah".
Yaitui fi‘l amr (kata
perintah)
2)
Menurut jumhur ulama.
Tak wajib keluar bekerja,
setelah salat Jumat.
3)
Perintah ini bersifat mubah, anjuran, tak wajib.
Al-Quran
surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 2.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ
الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ
الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ
فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا
اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Hai orang-orang beriman, jangan kamu melanggar syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan haram, jangan (mengganggu) binatang
had-ya, dan binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang yang
mengunjungi Baitullah sedangkan mereka mencari karunia dan rida dari Tuhannya
dan jika kamu telah selesai ibadah haji, maka boleh berburu. Dan jangan
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalangi kamu
dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Catatan.
"Bersegeralah dalam kebaikan"
"وَتَعَاوَنُوا
عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ..."
"Tolong-menolonglah
kalian dalam kebaikan dan takwa..."
1)
Secara bahasa = perintah.
2)
Tapi tak tiap tolong-menolong itu wajib.
3)
Kecuali kondisi sangat mendesak.
4)
Hal ini perintah sunah dan etika sosial.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 282.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى
فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ
كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ
الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ
شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ
لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ
وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ
فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ
إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ
إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا
إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ
وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً
تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ
وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ
وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ
وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Hai orang-orang beriman,
jika kamu muamalah tidak tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar. Dan jangan penulis enggan menuliskannya seperti Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan jangan ia mengurangi sedikitpun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang
yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikan
dengan dua orang saksi dari orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang
lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi yang
kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Jangan
saksi-saksi enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan jangan
kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu
itu), kecuali jika muamalah bisnis tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan
apabila kamu berjual beli; dan jangan penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Catatan.
"Tulislah
utang-piutang kalian"
"فَٱكْتُبُوهُ..."
"Maka
tulislah (utang itu)..."
Tafsir
para ulama.
1)
Perintah menulis utang.
Tak wajib hukumnya.
2)
Tapi sangat dianjurkan (mustahab) .
3)
Untuk menghindari perselisihan.
4)
Pendapat ini berdasar praktik para
sahabat.
Catatan
Tafsir:
Makna
Perintah.
1)
Wajib.
Jika tak ada dalil lain yang
mengubahnya.
2)
Sunah / Mustahab.
Jika ada dalil menunjuk tak wajib.
3)
Mubah.
Jika tujuannya membolehkan
atau memberi pilihan.
4)
Irsyad.
Bimbingan moral atau social
5)
Tahdid.
Sindiran/ancaman.
Al-Quran
surah Fussilat (surah ke-41) ayat 40.
إِنَّ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي
آيَاتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا ۗ أَفَمَنْ يُلْقَىٰ فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ
مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Sesungguhnya orang yang
mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang
yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, atau orang yang datang dengan aman
sentosa pada hari Kiamat? Kerjakan apa yang kamu
kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
Catatan.
ٱعْمَلُوا۟ مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌۭ
Kerjakan apa yang kamu kehendaki. Sungguh,
Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
1)
Perintah ini bukan anjuran.
2)
Tapi ancaman (tahdīd).
3)
Artinya: "Silakan kamu terus
menyimpang, tapi tunggu akibatnya."
4)
Allah memperingatkan orang kafir.
5)
Jika mereka tetap kafir.
6)
Maka akan dihukum.
7)
Sebab Allah melihat semuanya.
Tafsir
Ibnu Kasir, AQurthubi, dan Fakhruddin Razi menjelaskan.
Bahwa
ini bentuk:
1)
Sarkasme.
2)
Untuk mengguncang hati para pembangkang.
3)
Perintah, tapi sebenarnya peringatan keras.
4)
Kerjakan sesukamu.
5)
Tapi ingat balasannya pasti datang.
Al-Quran
surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 15.
فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ ۗ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ
خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ
الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Maka sembahlah olehmu
(hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakan (Muhammad): "Sesungguhnya orang yang rugi
ialah orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari
kiamat". Ingat yang demikian adalah kerugian yang nyata.
Catatan.
"Sembahlah
apa yang kamu kehendaki selain-Nya..."
Ulama
menjelaskan.
1)
Hal itu perintah juga ancaman.
2)
Bukan anjuran untuk syirik.
3)
Tapi ancaman.
4)
Bahwa akibatnya akan ditanggung.
Sifat Sarkasme.
Untuk orang
kafir atau munafik.
Yang
menolak kebenaran
Penutup.
1)
Tak semua perintah Al-Qur’an bermakna
positif.
2)
Ada
juga sindiran dan murka Allah.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.



