Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label UTANG PIUTANG JUAL BEI RIBA. Show all posts
Showing posts with label UTANG PIUTANG JUAL BEI RIBA. Show all posts

Wednesday, September 17, 2025

43410. BEDANYA UTANG PIUTANG JUAL BELI RIBA DI QURAN

 

 





BEDANYA UTANG PIUTANG JUAL BELI DAN RIBA DI QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

 

1️ Cara Utang Piutang yang Dianjurkan dalam Al-Qur’an.

 

QS Al-Baqarah (2:282).

Ayat terpanjang di Al-Qur’an.

Jadi pedoman utama:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

Catatan..

 

1)        Prinsipnya:

Tulis perjanjian: Catat jumlah utang, jatuh tempo, dan ketentuan lain.

 

2)        Saksikan transaksi:

Hadirkan 2 saksi laki-laki, atau 1 laki-laki dan 2 perempuan, jika laki-laki tidak ada.

 

3)        Adil dan jujur:

Tidak merugikan pihak mana pun.

 

4)        Tidak memberatkan:

Jika debitur kesulitan, maka diberi kelonggaran atau bahkan maafkan.

QS Al-Baqarah (2:280).

 

2️ Riba dalam Al-Qur’an.

 

Riba yaitu tambahan yang disyaratkan atas pokok utang.


Beberapa ayat larangan riba:

 

1)        Al-Baqarah 2:275-279:

Allah menghalalkan jual beli, mengharamkan riba.

 

2)        Ali ‘Imran 3:130:

Larangan memakan riba berlipat ganda.

 

3)        Ar-Rum 30:39:

Harta yang “riba” tidak menambah di sisi Allah.

 

Riba terjadi ketika:

1)        Peminjam wajib mengembalikan lebih daripada pokok sebagai syarat.

 

2)        Penambahan ini tidak terkait usaha, risiko, atau akad jual beli.

 

Ringkasan Praktis

 

1)        Boleh berutang selama tanpa bunga/riba dan jelas akadnya.

 

2)        Tuliskan & saksikan semua perjanjian (2:282).

 

3)        Ringankan atau hapus utang bila peminjam benar-benar kesulitan (2:280).

 

4)        Hindari tiap tambahan yang disyaratkan di luar pokok.

Sebab itu riba yang dilarang.

 

 

1️ Jual Beli

 

1.        Definisi: Pertukaran barang/jasa dengan imbalan (uang/barang) secara suka rela.

 

2.        Dalil: “Allah menghalalkan jual beli…” (Al-Baqarah 2:275).

 

3.        Ciri utama:

 

 

1)        Ada barang atau jasa riil.

2)        Ada harga yang disepakati di awal.

 

3)        Keuntungan penjual = upah wajar atas barang/jasa.

4)        Risiko dan kepemilikan barang jelas.

 

2️ Utang Piutang

 

1.        Definisi:

Meminjamkan harta/uang yang harus dikembalikan dengan jumlah pokok yang sama.

 

2.        Dalil: Al-Baqarah 2:282–283 (anjuran menulis perjanjian).

 

3.        Ciri utama:

 

1)        Pokok utang dikembalikan sama, tanpa tambahan yang disyaratkan.

 

2)        Tujuan: tolong-menolong, bukan mencari laba.

 

3)        Diperbolehkan memberi hadiah sukarela, tapi tidak boleh diperjanjikan.

 

3️ Riba

 

1.        Definisi:

Tambahan yang disyaratkan atas pokok utang atau pertukaran sejenis tanpa nilai sepadan.

 

2.        Dalil:

QS Al-Baqarah (2:275-279).

QS Ali ‘Imran (3:130).

 

3.        Jenis pokok:

 

1)        Riba Qardh/Nasi’ah:

Tambahan karena menunda pembayaran utang.

 

2)        Riba Fadhl:

Pertukaran barang ribawi sejenis dengan takaran/berat tidak sama.

 

Ringkasan

 

1)        Jual beli:

Boleh untung karena ada barang/jasa & risiko usaha.

 

2)        Utang piutang:

Boleh, tapi pengembalian hanya pokok.

 

3)        Riba:

Haram karena keuntungan murni dari uang atas uang tanpa usaha.

  •  

CONTOH TERPERINCI

 

1.        JUAL BELI – Halal

 

Skenario:

 

1)        A membeli beras 50 kg dari B di toko.

2)        Harga disepakati: Rp600.000.

 

3)        A boleh bayar tunai atau kredit.

4)        Misal 1 bulan Rp620.000.

5)        Karena harga kredit sepakat di awal.

 

Kunci:

 

1)        Ada barang nyata (beras).

 

2)        Ada risiko dagang (jika harga pasar turun, penjual yang menanggung).

 

 

3)        Harga Rp620.000 adalah harga jual kredit, bukan bunga.

 

4)        Dalil: “Allah menghalalkan jual beli …” (Al-Baqarah 2:275).

 

UTANG-PIUTANG – Halal

 

Skenario:

 

1)        A meminjam uang tunai Rp1.000.000 dari B untuk biaya sekolah.

 

2)        sepakat pengembalian 3 bulan ke depan Rp1.000.000.

 

3)        A boleh memberi hadiah kecil (misal Rp50.000) atas inisiatif sendiri.

Bukan syarat.

 

Kunci:

 

1)        Pengembalian = pokok sama, tidak boleh dipatok bunga.

 

2)        Jika A kesulitan, B dianjurkan menunda atau memaafkan (Al-Baqarah 2:280).

 

3)        Dalil: “… hendaklah kamu menuliskannya …” (Al-Baqarah 2:282).

 

RIBA – Haram

 

Riba Qardh/Nasi’ah (Bunga Utang)

Skenario:

 

1)        A pinjam Rp1.000.000 dari B dengan syarat mengembalikan Rp1.100.000 sebulan.

 

2)        Tambahan Rp100.000 = bunga → riba.

 

Riba Fadhl (Pertukaran Barang Sejenis Tidak Sama).

 

1)        Skenario:
Menukar 1 kg emas murni dengan 1,2 kg emas kualitas sama tanpa jeda.

 

2)        Lebih takaran = riba fadhl.

 

3)        Dalil: “… Allah mengharamkan riba …” (Al-Baqarah 2:275–279).

 

Inti Pelajaran

 

1)        Jual beli:

Ada barang/jasa.

Keuntungan = wajar & disepakati.

 

2)        Utang-piutang:

Murni tolong-menolong.

Kembali pokok.

 

3)        Riba:

Tambahan uang dari uang tanpa usaha.

Hal itu dilarang keras.

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT.

 

3)        Copilot.

4)        Cici.

 

5)        Claude.

6)        Grok.