Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, May 18, 2017

73. USMAN BIN AFFAN

USMAN BIN AFFAN,
“KONGLOMERAT” DERMAWAN PENDUKUNG NABI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Usman bin Affan, lahir tahun 574 Masehi di Mekah. Meninggal 17 Juli 656 Masehi di Madinah. Ayahnya, Affan, dan ibunya, Arwa binti Kuriz. Berasal dari Bani Umayah. Usman bin Affan masuk Islam berkat dakwah Abu Bakar. Termasuk “Assabiqunal Awwalun”. Orang-orang terdahulu dan pertama masuk Islam.
      Usman bin Affan saudagar kaya raya yang dermawan. Memilki sifat pemalu. Mendapatkan julukan “Zun Nurain”. Karena menikah dengan dua putri Nabi. Yaitu putri ke-2 dan ke-3, keturunan Nabi dengan Khadijah. Usman menikah dengan Ruqaiyah. Setelah Ruqaiyah meninggal. Lalu menikah dengan Umi Kulsum.
      Nabi menggambarkan sosok pribadi Usman bin affan sebagai orang yang paling jujur, rendah hati, dan pemalu.
      Aisyah, istri Nabi bertanya, “Wahai Nabi. Mengapa ketika Abu Bakar dan Umar bin Khattab datang, engkau bersikap biasa saja. Tetapi ketika Usman bin Affan datang, engkau berdiri membetulkan pakaian?” Nabi menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap seseorang. Bahkan malaikat malu kepadanya.”
      Nabi menyerukan hijrah pertama. Menanggapi  tekanan kaum Quraisy. Nabi memerintahkan hijrah ke Habasyah. Sekarang Etiopia di benua Afrika.  Menyelamatkan umat Islam dengan membawa agama Islam. Nabi mengetahui Raja Najasyi di Habasyah terkenal adil dan bijaksana.  Raja Najasyi penganut kristen yang baik.
      Allah berfirman dalam surah Azzumar. Yang bermakna “rombongan”. Surah ke 39 ayat 10. Allah menyatakan bumi amat luas. “Katakan, Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah amat luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala tanpa batas.”
      Usman bin Affan dan Ruqaiyah, istrinya ikut berhijrah. Semuanya berjumlah 16 orang. Yaitu 12 laki-laki, dan 6 wanita. Hijrah dari Mekah ke Habasyah, sekarang Etiopia, di Afrika. Mereka berangkat mengendap-endap di malam hari.
      Menuju pantai Laut Merah.  Naik kapal menyeberangi Laut Merah. Para “pengungsi” tiba di Habasyah, mereka diperlakukan dengan baik. Nabi bersabda, “Mereka penduduk Mekah pertama yang hijrah di jalan Allah.” 
      Mereka menetap di Habasyah beberapa waktu. Kemudian kembali ke Mekah.  Turut  menyusul Nabi berpindah. Hijrah dari Mekah ke Madinah.
     Perjanjian Hudaibiyah. Nabi mengirim Usman bin Affan menemui Abu Sofyan, pemimpin kaum Quraisy. Menjelaskan rombongan dari Madinah tidak berniat memerangi penduduk Mekah. Hanya untuk beribadah di Kakbah.

      Perang Ghatafan berkecamuk. Nabi yang memimpin perang. Usman bin Affan dipercaya menjabat walikota Madinah.
      Perang Tabuk, Usman bin Affan menyumbang dana 1000 dirham, 950 ekor unta dan 100 ekor kuda. Sumbangan Usman bin Affan besarnya sepertiga dari seluruh biaya perang.
      Usman bin Affan amat dermawan. Membeli sumber air seharga 35.000 dirham. Disumbangkan untuk kepentingan rakyat umum.
      Masa Khalifah Abu Bakar. Terjadi musim paceklik. Usman bin Affan menyumbang gandum. Yang diangkut 1000 ekor unta. Membantu kaum miskin yang kesulitan.
      Khalifah Umar bin Khattab wafat. Kaum muslim mengadakan musyawarah. Memilih khalifah pengganti. Terdapat 6 calon. Yaitu Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awam,  dan Thalhah bin Ubaidillah.
      Empat calon mengundurkan diri.  Tinggal Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.  Akhirnya, Usman bin Affan, 70 tahun. Calon tertua diangkat menjadi khalifah ketiga.
      Khalifah Usman bin Affan aktif membangun. Memperluas Masjidilharam di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Jumlah umat Islam yang menjalankan ibadah semakin banyak.  Mengumpulkan Alquan dalam satu “buku”. Yang disebut Alquran “Mushaf Usmany”.
      Usman bin Affan membentuk polisi keamanan. Membangun gedung pengadilan. Sebelumnya, sidang pengadilan berlangsung di lokasi masjid. Membuat irigari air pertanian. Membentuk angkatan laut yang kuat. 
      Menaklukkan daerah kecil di sekitar Madinah. Menguasai daerah perbatasan. Menyebarkan Islam ke Siria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, dan Rodhes.  
      Usman bin Affan mencopot beberapa gubernur yang kurang cakap. Menggantinya dengan yang lebih baik. Menimbulkan banyak orang “sakit hati”. Mereka bersekongkol membunuh Usman bin Affan.
      Para pemberontak mengepung selama 40 hari. Dengan ancaman mengundurkan diri atau dibunuh. Usman bin Affan tidak menggerakkan pasukannya. Tak ingin terjadi pertumpahan darah sesama Islam.
      Usman bin Affan mati syahid dibunuh pemberontak, ketika membaca Alquran. Tepat seperti disampaikan Nabi ketika masih hidup.  Usman bin Affan wafat Jumat 18 Zulhijah tahun 35 Hijriah. Bertepatan 17 Juli 656 masehi. Dimakamkan di Baqi. Madinah.
      Nabi berada di sebuah kebun. Abu Musa menjaga pintunya. Abu Bakar datang. Nabi bersabda,” Izinkan dia masuk. Ia akan masuk surga.” Umar bin Khattab tiba.  Nabi bersabda, “Izihkan dia masuk. Ia akan masuk surga.” Usman bin Affan muncul. Nabi bersabda,“Izihkan dia masuk. Ia akan masuk surga, dengan cobaan yang menimpanya.”
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

73. USMAN BIN AFFAN

USMAN BIN AFFAN,
“KONGLOMERAT” DERMAWAN PENDUKUNG NABI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Usman bin Affan, lahir 12 Zulhijah tahun 35 Hijriah di Mekah. Meninggal 17 Juli 656 Masehi di Madinah. Ayahnya, Affan, dan ibunya, Arwa binti Kuriz. Berasal dari Bani Umayah. Usman bin Affan masuk Islam berkat dakwah Abu Bakar. Termasuk “Assabiqunal Awwalun”. Orang-orang terdahulu dan pertama masuk Islam.
      Usman bin Affan saudagar kaya raya yang dermawan. Memilki sifat pemalu. Mendapatkan julukan “Zun Nurain”. Karena menikah dengan dua putri Nabi. Yaitu putri ke-2 dan ke-3, keturunan Nabi dengan Khadijah. Usman menikah dengan Ruqaiyah. Setelah Ruqaiyah meninggal. Lalu menikah dengan Umi Kulsum.
      Nabi menggambarkan sosok pribadi Usman bin affan sebagai orang yang paling jujur, rendah hati, dan pemalu.
      Aisyah, istri Nabi bertanya, “Wahai Nabi. Mengapa ketika Abu Bakar dan Umar bin Khattab datang, engkau bersikap biasa saja. Tetapi ketika Usman bin Affan datang, engkau berdiri membetulkan pakaian?” Nabi menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap seseorang. Bahkan malaikat malu kepadanya.”
      Nabi menyerukan hijrah pertama. Menanggapi  tekanan kaum Quraisy. Nabi memerintahkan hijrah ke Habasyah. Sekarang Etiopia di benua Afrika.  Menyelamatkan umat Islam dengan membawa agama Islam. Nabi mengetahui Raja Najasyi di Habasyah terkenal adil dan bijaksana.  Raja Najasyi penganut kristen yang baik.
      Allah berfirman dalam surah Azzumar. Yang bermakna “rombongan”. Surah ke 39 ayat 10. Allah menyatakan bumi amat luas. “Katakan, Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah amat luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala tanpa batas.”
      Usman bin Affan dan Ruqaiyah, istrinya ikut berhijrah. Semuanya berjumlah 16 orang. Yaitu 12 laki-laki, dan 6 wanita. Hijrah dari Mekah ke Habasyah, sekarang Etiopia, di Afrika. Mereka berangkat mengendap-endap di malam hari.
      Menuju pantai Laut Merah.  Naik kapal menyeberangi Laut Merah. Para “pengungsi” tiba di Habasyah, mereka diperlakukan dengan baik. Nabi bersabda, “Mereka penduduk Mekah pertama yang hijrah di jalan Allah.” 
      Mereka menetap di Habasyah beberapa waktu. Kemudian kembali ke Mekah.  Turut  menyusul Nabi berpindah. Hijrah dari Mekah ke Madinah.
     Perjanjian Hudaibiyah. Nabi mengirim Usman bin Affan menemui Abu Sofyan, pemimpin kaum Quraisy. Menjelaskan rombongan dari Madinah tidak berniat memerangi penduduk Mekah. Hanya untuk beribadah di Kakbah.

      Perang Ghatafan berkecamuk. Nabi yang memimpin perang. Usman bin Affan dipercaya menjabat walikota Madinah.
      Perang Tabuk, Usman bin Affan menyumbang dana 1000 dirham, 950 ekor unta dan 100 ekor kuda. Sumbangan Usman bin Affan besarnya sepertiga dari seluruh biaya perang.
      Usman bin Affan amat dermawan. Membeli sumber air seharga 35.000 dirham. Disumbangkan untuk kepentingan rakyat umum.
      Masa Khalifah Abu Bakar. Terjadi musim paceklik. Usman bin Affan menyumbang gandum. Yang diangkut 1000 ekor unta. Membantu kaum miskin yang kesulitan.
      Khalifah Umar bin Khattab wafat. Kaum muslim mengadakan musyawarah. Memilih khalifah pengganti. Terdapat 6 calon. Yaitu Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awam,  dan Thalhah bin Ubaidillah.
      Empat calon mengundurkan diri.  Tinggal Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.  Akhirnya, Usman bin Affan, 70 tahun. Calon tertua diangkat menjadi khalifah ketiga.
      Khalifah Usman bin Affan aktif membangun. Memperluas Masjidharam di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Jumlah umat Islam yang menjalankan ibadah semakin banyak.  Mengumpulkan Alqruan dalam satu “buku”. Yang disebut Alquran “Mushaf Usmany”.
      Usman bin Affan membentuk polisi keamanan. Membangun gedung pengadilan. Sebelumnya, sidang pengadilan berlangsung di lokasi masjid. Membuat irigari air pertanian. Membentuk angkatan laut yang kuat. 
      Menaklukkan daerah kecil di sekitar Madinah. Menguasai daerah perbatasan. Menyebarkan Islam ke Siria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, dan Rodhes.  
      Usman bin Affan mencopot beberapa gubernur yang kurang cakap. Menggantinya dengan yang lebih baik. Menimbulkan banyak orang “sakit hati”. Mereka bersekongkol membunuh Usman bin Affan.
      Para pemberontak mengepung selama 40 hari. Dengan ancaman mengundurkan diri atau dibunuh. Usman bin Affan tidak menggerakkan pasukannya. Tak ingin terjadi pertumpahan darah sesama Islam.
      Usman bin Affan mati syahid dibunuh pemberontak, ketika membaca Alquran. Tepat seperti disampaikan Nabi ketika masih hidup.  Usman bin Affan wafat Jumat 18 Zulhijah tahun 35 Hijriah. Bertepatan 17 Juli 656 masehi. Dimakamkan di Baqi. Madinah.
      Nabi berada di sebuah kebun. Abu Musa menjaga pintunya. Abu Bakar datang. Nabi bersabda,” Izinkan dia masuk. Ia akan masuk surga.” Umar bin Khattab tiba.  Nabi bersabda, “Izihkan dia masuk. Ia akan masuk surga.” Usman bin Affan muncul. Nabi bersabda,“Izihkan dia masuk. Ia akan masuk surga, dengan cobaan yang menimpanya.”
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

Wednesday, May 17, 2017

73. ALI BIN ABI THALIB

ALI BIN ABI THALIB LELAKI PERTAMA MASUK ISLAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Ali bin Abi Thalib, lahir 13 Rajab 23 Pra-Hijriah di Mekah. Bertepatan dengan 599 Masehi. Wafat 21 Ramadan 40 Hijriah di Najaf, Irak. Bertepatan 26 Januari 661 Masehi. Abi Thalib, ayah Ali bin Abi Thalib. Ibu Ali bin Abi Thalib bernama Fatimah bin Asad.
      Nabi berumur 30 tahun, Ali bin Thalib lahir. Dikisahkan Nabi sempat memindahkan air liurnya. Langsung ke dalam mulut Ali bin Abi Thalib, yang masih bayi.
      Abi Thalib mengalami kesulitan ekonomi. Nabi Muhammad membawa Ali bin Abi Thalib “bergabung” dalam keluarga Nabi. Ali bin Abi Thalib sejak kecil berkumpul dan  berinteraksi dengan Nabi.
        Nabi tidak memiliki anak laki-laki remaja. Semua anak laki-laki meninggal waktu kecil. Ali bin Abi Thalib dijadikan anak angkat dan hiburan bagi Nabi. Juga, untuk membalas jasa Abu Thalib yang mengasuh Nabi sejak umur 8 tahun.
      Ali bin Abi Thalib tinggal di rumah Nabi. Mengikuti kegiatan Nabi sejak kecil. Ali bin Abi Thalib mendapatkan “ilmu spiritual” yang tidak dipunyai orang lain. Memiliki “ilmu kebatinan” yang langsung diperoleh dari Nabi. 
     Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama turun. Melalui malaikat Jibril. Di gua Hira. Di tebing tertinggi gunung Jabal Nur Mekah. 
      Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Dalam lingkungan keluarganya sendiri. Khadijah, istri Nabi, pemeluk Islam pertama. Ali bin Abi Thalib lelaki pertama yang masuk Islam. Ketika masih berumur 10 tahun.  
      Nabi dan Ali bin Abi Thalib sering melakukan “salat” di tempat tersembunyi. Perintah salat lima waktu belum ada. Peristiwa Isra Mikraj belum terjadi.
      Alquran surah Almukmin. Surah ke-40 ayat 55. “Maka bersabarlah kamu. Sesungguhnya janji Allah itu benar. Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbih memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”
      Muqatil bin Sulaiman berkata,”Pada awal Islam. Allah mewajibkan salat dua rakaat pagi hari, dan dua rakaat petang hari. Berdasarkan ayat Alquran di atas. 
      Ada pendapat yang berbeda. Waktu salat pada waktu itu sebelum terbit matahari, dan sebelum terbenam matahari.
      Abi Thalib memergoki Nabi dan Ali bin Abi Thalib sedang salat. Abi Thalib bertanya,”Wahai keponakanku, agama apakah yang kau peluk itu?” Nabi menjelaskan,” Wahai, Paman. Ini adalah agama Allah. Agama Nabi Ibrahim. Marilah Paman mengikutinya.”
      Abi Thalib menjawab,”Sungguh, aku tidak bisa meninggalkan agama dan tradisi leluhurku. Demi Allah, aku akan melindungimu dari orang yang berbuat jahat.”
      Ali bin Abi Thalib mendapatkan gelar di belakang, “Radhiyallahu Anhu”. Yang bermakna “Semoga Allah rida padanya”. Tambahan ini juga diberikan kepada sahabat Nabi yang lain. Ali bin Abi Thalib diberi titel “Karramallahu Wajhah”. Yang berarti “Semoga Allah memuliakan wajahnya”. Karena Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat aurat siapa pun. 
      Ali bin Abi Thalib amat dekat dengan Nabi. Dianggap kaum sufi sebagai “Imam” alias “Pemimpin”. Dalam ilmu “hikmah” atau “spiritual”.  Hampir semua cabang “tarekat” berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Misalnya, Tarekat Qadiriyah. Yang didirikan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Merupakan keturunan Hasan bin Ali. 
      Ali bin Abi Thalib berusia remaja. Wahyu turun dari langit. Ali banyak belajar langsung dari Nabi. Berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. Berlanjut sebagai menantu Nabi.
      Membuktikan Ali bin Abi Thalib menerima “ilmu tertentu” langsung dari Nabi. Yang tidak diberikan kepada orang lain.  Menerima “ilmu kanuragan” yang tak diberikan kepada sahabat yang lain. Nabi mendidik langsung. Sehingga Ali bin Abi Thalib menjadi pemuda tangguh, cerdas, berani, dan bijak.
      Rumah Nabi dikepung pasukan pembunuh Quraisy. Ali bin Abi Thalib tidur di kamar Nabi. Mengesankan Nabi masih tertidur. Padahal Nabi sudah meloloskan diri ke gua Tsur di puncak gunung Jabal Tsur.
       Nabi hijrah ke Madinah. Ali bin Abi Thalib mengembalikan semua barang titipan kepada yang berhak. Ali menyusul hijrah berjumpa Nabi di Quba.
        Nabi berumur 55 tahun. Ali bin Abi Thalib, 25, menikah dengan Fatimah Zahra, 18. Fatimah, keturunan Nabi Muhammad dengan Khadijah. Ali bin Abi Thalib, tidak menikah dengan wanita lain ketika Fatimah masih hidup.
      Ali masih pengantin baru. Terjadi Perang Badar. Perang pertama dalam sejarah Islam. Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Nabi menjadi “Pahlawan Perang”. Banyak musuh  yang tewas di tangan mereka.
       Perang Khandaq, atau “Perang Parit”. Ali bin Abi Thalib dengan pedang ”Zulfikar”nya, berhasil mengalahkan Amar bin Abdi Wud, seorang jagoan Quraisy.
      Kaum Yahudi mengkhianati Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian perdamaian kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Terjadi Perang Khaibar. Para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar.
     Nabi bersabda. “Bendera perang aku serahkan kepada orang yang tidak akan melarikan diri. Dia akan menyerang berulang-ulang. Allah akan memberikan kemenangan baginya. Allah dan rasul-Nya mencintainya. Dia mencintai Allah dan rasul-Nya".
      Semua sahabat berangan-angan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ternyata, Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan. Mampu menghancurkan benteng Khaibar. Berhasil membunuh seorang komandan prajurit musuh.
      Ali bin Abi Thalib mengikuti semua perang. Kecuali perang Tabuk. Karena diserahi menjaga kota Madinah.
      Nabi wafat umur 63 tahun. Ali bin Abi Thalib berumur 33 tahun. Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun. Mulai tahun 632 sampai 634 Masehi. Abu Bakar meninggal karena sakit.
       Umar bin Khattab menjadi Khalifah 10 tahun. Sejak 634 sampai 644 Masehi. Umar bin Khattab mati dibunuh Abu Luluk. Seorang budak berasal dari Persia. 
      Usman bin Affan menjadi khalifah 12 tahun. Mulai 644 sampai 656 Masehi. Usman bin Affan mati dibunuh pemberontak.
      Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah selama 5 tahun.  Mulai tahun 656 sampai 661 Masehi.
      Khalifah Usman bin Affan terbunuh. Dunia Islam genting. Yang sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak memaksa Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah. Para sahabat juga memaksa. Akhirnya, Ali bin Abi Thalib menerimanya.
        Ali bin Abi Thalib mewarisi kekacauan. Terjadi perang saudara.  Pasukan Ali bin Abi Thalib menghadapi pasukan Aisyah, istri Nabi. Penyebabnya, Ali bin Abi Thalib tidak menghukum pembunuh Usman bin Affan.  
       Ali bin Abi Thalib mahir dalam berperang. Tetapi kesulitan mengatasi konflik intern yang berkepanjangan. Fitnah dan hasutan telanjur meluas. Sesuatu yang sudah diisyaratkan terjadi oleh Nabi Muhammad semasa masih hidup.
      Bulan Ramadan tahun 40 Hijriah. Bertepatan dengan 27 Januari 661 Masehi. Ali bin Abi Thalib salat di masjid Kufah, Irak. Pemberontak datang menyerang. Ali bin Abi Thalib terkena pedang beracun. Ali bin Abi Thalib melarang membalasnya.
      Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika saya selamat. Pemberontak akan kuampuni. Jika saya meninggal akan dihukum dengan satu pukulan.” Dua hari kemudian Ali bin Abi Thalib wafat. Pemberontak dihukum mati.
       Setelah Fatimah wafat. Ali menikahi 8 kali. Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh di Karbala. Yang ada sampai sekarang berasal dari Hasan bin Ali dan Husein bin Ali, keturunan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah. Muhammad Hanafiyah bin Ali, anak Ali dengan Haulah. Abbas bin Ali, keturunan Ali dengan Umul Banin. Umar bin Ali, putra Ali bin Abi Thalib dengan Sahba.
      Keturunan Ali dengan Fatimah disebut “Syarif” atau “Sayyid”. Gelar kehormatan dalam bahasa Arab. Syarif berarti “Bangsawan”, dan Sayyid bermakna “Tuan”.
      Keturunan Ali keseluruhan dari semua istrinya dikenal dengan “Alawiyin” atau “Alawiyah”.
ISTRI DAN ANAK ALI BIN ABI THALIB
      Pertama, Fatimah Zahra, puteri Nabi dengan Khadijah.  Memperoleh  5 anak. Hasan bin Ali.  Husein bin Ali.  Muhsin bin Ali, meninggal waktu kecil.  Umi Kulsum binti Ali. dan  Zainab binti Ali.  Fatimah meninggal umur 26 tahun. Enam bulan setelah Nabi wafat.
      Kedua, Umu Banin binti Haram. Mempunyai 4 anak. Jakfar, Abbas, Abdullah, dan Usman. Ketiga, Laila binti Masud. Mendapatkan 2 anak. Ubaidullah, dan Abu Bakar.
      Keempat, Asma binti Umais. Mendapatkan 2 anak. Yahya, dan Muhammad Ashgar. Kelima, Sahba binti Rabia. Memperoleh 2 anak. Umar, dan Rukiyah. Keenam, Umamah binti Abil Ash. Memperoleh 1 anak. Muhammad Awsad.
      Ketujuh, Haulah binti Jakfar. Mendapatkan 1 anak. Muhammad Hanafiyah. Kedelapan, Umu Said binti Urwah. Mendapatkan 2 anak. Ummul Hasan, dan Ramlah Kubra. Kesembilan, Mahabba binti Imrul Qais. Mendapatkan seorang anak putri. Meninggal masih kecil.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.

72 CAK NUN ANTI DEMOKRASI

Felix Siauw Official:
Saya nggak pernah ketemu sama Cak Nun, hanya saja suka dengan kebanyakan pandangan beliau tentang Islam dan konteksnya di Nusantara, jika ada jodoh mudah-mudahan Allah mempertemukan saya dengan beliau untuk meminta nasihat

Diantara pandangan-pandangan beliau, tulisan ini saya rasa sangat mewakili isi hati saya dan mungkin sebagian besar ummat Muslim di Indonesia, saya hadirkan, siapa tahu ada manfaatnya bagi kita semua

Silakan dinikmati,

SAYA ANTI DEMOKRASI

Oleh: Emha Ainun Nadjib

Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentangUmmat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.

Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.

“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.

Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.

Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Qurandan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.

Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.

Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis ‘gitu…”

Lho kok Arab bukan etnis? Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.

Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.

Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap c gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.

“Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“. Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.

Tuesday, May 16, 2017

71. NABI MENYATUKAN ANSAR DAN MUHAJIRIN

NABI MUHAMMAD MENYATUKAN KAUM ANSAR DAN MUHAJIRIN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo


      Kaum Muhajirin merupakan para pendatang. Mereka hijrah dari Mekah ke Madinah. Meninggalkan rumah, harta kekayaan, dan keluarga mereka. Kaum Ansar merupakan penduduk asli Madinah. Terdiri atas dua kabilah. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj.     
      Nabi membangun Masjid Nabawi. Sebagai sarana menyatukan manusia. Nabi mengambil tindakan amat fenomenal. Mempersaudarakan orang Ansar dengan orang Muhajirin. Nabi menyatukan kaum Ansar dengan kaum Muhajirin. Sebanyak 45 orang Ansar disatukan dengan 45 orang Muhajirin. Bertempat di rumah Anas bin Malik.
     Nabi menyatukan mereka. Agar saling tolong-menolong. Saling mewarisi, jika ada yang meninggal dunia. Perjanjian ini berlaku sampai peristiwa Perang Badar.
     Alquran surah Alanfal surah ke-8 ayat 75. Alanfal bermakna “rampasan perang”.      Setelah turun ayat ini, maka hak saling mewarisi menjadi gugur. Tetapi, ikatan persaudaraan tetap berlaku.
      “Dan orang-orang beriman sesudah itu. Kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu. Maka orang-orang itu termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan itu, sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada kerabatnya) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
       Tujuan menyatukan umat Islam. Menghilangkan fanatisme jahiliah. Fanatisme jahiliah merupakan kepercayaan dan keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran nenek moyang yang salah.
      Nabi menghapus perbedaan latar belakang. Menghilangkan perbedaan asal-usul. Perbedaan suku, warna kulit, dan asal daerah. Agar tak ada pihak yang merasa lebih unggul. Dibandingkan pihak lainnya. Yang dibela hanya satu, yaitu Islam. Yang diharapkan cuma kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
      Saad bin Rabi, orang Ansar, berkata kepada Abdurrahman bin Auf, orang Muhajirin, ”Aku orang Ansar paling kaya di Madinah. Hartaku akan kubagi dua. Aku memiliki dua istri. Pilihlah salah satu. Agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya habis, menikahlah dengan dia.”
      Abdurrahman bin Aus menjawab,”Semoga Allah memberkatimu, keluargamu, dan hartamu. Tunjukkan saja, di mana tempat pasarnya?” 
      Mereka menunjukkan pasar kaum Yahudi, Bani Qainuqa. Beberapa hari kemudian. Nabi bertanya kepada Abdurahman bin Auf, ”Bagaimana keadaanmu?” “Saya sudah menikah,” jawab Abdurahman. Nabi berkata,”Berapa mas kawinnya?” “Beberapa keping emas,”jawab Abdurahman.
      Orang-orang Ansar berkata,”Wahai Nabi. Bagilah kebun kurma kami. Untuk diberikan kepada saudara kami.” “Kami mendengarkan dan kami taat,” kata mereka. Nabi menjawab,”Tidak perlu, cukuplah kalian memberikan bahan makanan pokok saja. Kami bisa bergabung dalam memanen buahnya.” Sungguh, ikatan persaudaraaan mereka luar biasa.
      Dorongan melayani orang lain sangat besar. Mereka lebih mendahulukan kepentingan saudaranya dibandingkan dirinya sendiri. Persaudaraan kaum Ansar dan kaum Muhajirin sungguh hebat. Sulit dicarikan bandingannya. Sampai sekarang.  
       Kaum Ansar bersedia memberikan semuanya kepada kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin  menerimanya. Menganggap sebagai kehormatan luar biasa. Tetapi, mereka menerima bahan makanan pokok saja. Mereka saling menghormati dan menyayangi.
      Allah pencipta langit, bumi, dan segala isinya. Memuji hubungan persaudaraan kaum Ansar dan Muhajirin.
      Alquran surah Alhasyr. Surah ke-59 ayat 9. “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin). Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).”
      Nabi Muhammad terus memupuk persaudaraan sesama muslim.  Agar tercipta masyarakat Islam yang kuat luar biasa.   Nabi selalu memompakan semangat dan  motivasi membentuk persatuan dan kesatuan yang tangguh.   
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 10. ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikan antara kedua saudaramu yang berselisih. Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat “:
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 11. ”Hai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kelompok menghina kelompok yang lain. Bisa jadi mereka yang dihina lebih baik daripada yang menghina. Jangan pula para wanita menghina wanita yang lain. Bisa jadi wanita yang dihina itu lebih baik daripada  wanita yang menghina. Jangan kamu mencela dirimu sendiri. Jangan kamu saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah beriman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 13.  “Hai manusia. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
      Nabi bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya sesama muslim lebih dari 3 hari. Ketika mereka berjumpa, yang satu memalingkan muka dan yang lain juga  berpaling. Yang terbaik adalah orang yang memulai mengucapkan salam lebih dulu.”
      Rasul bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 perkara: (1) jika bertemu, ucapkan salam; (2) jika mengundang, penuhilah;(3) jika meminta nasihat, berilah nasihat; (4) jika bersin, ucapkan hamdalah dan doakan; (5) jika sakit, jenguklah; dan (6) jika meninggal, antarkan jenazahnya.”
      Nabi bersabda, “Muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa yang menghilangkan suatu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah pasti akan menutupi aibnya pada hari kiamat nanti.”
      Nabi bersabda. “Seorang muslim itu saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya."
      Butir-butir isi perjanjian persaudaraan orang Islam. Semua umat Islam adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Kaum Muhajirin dari Mekah memiliki adat kebiasaan sendiri. Semua masalah harus diselesaikan dengan adil dan baik.
      Kaum Ansar mempunyai adat kebiasaan sendiri. Segala persoalan harus dibereskan dengan baik dan adil. Semua orang Islam harus melawan orang yang berbuat zalim. Setiap orang Islam wajib membantu saudaranya sesama Islam.
      Apabila ada kezaliman, maka semua orang Islam wajib menegur dan membetulkannya. Semua orang Islam dilarang membantu orang non-Islam yang berbuat jahat. Jika terdapat perselisihan segera dilaporkan kepada Nabi.
     Abdullah bin Salam, berasal dari kaum Yahudi, Madinah berkata,” Ketika Nabi tiba di Madinah. Saya mendatanginya. Saya melihat wajah Nabi dengan jelas. Wajah Nabi bukan wajah pendusta. Nabi bersabda,” Wahai manusia.  Sebarkan keselamatan, sambunglah silaturahmi, berikan makanan, kerjakan salat malam ketika orang sedang tidur. Niscaya kalian akan masuk surga.” 
     Nabi Muhammad memiliki sifat lahir dan batin yang sempurna. Berperilaku yang penuh keutamaan akhlak. Sikap dan perlaku yang bagus. Semua orang pasti tertarik kepada setiap ucapan Nabi. Setiap perkataan Nabi pasti dilaksanakan para sahabat. Semua para sahabat berebut mengerjakan semua bimbingan dan penjelasan Nabi. Sungguh sungguh menakjubkan.
      Nabi berhasil membangun masyarakat baru. Masyarakat Madinah yang amat mengagumkan dalam sejarah. Nabi sukses menyelesaikan semua masalah kehidupan. Tercapai kondisi spiritual yang luar biasa. Siap menghadapi segala masalah segala zaman.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

71. NABI MENYATUKAN

NABI MUHAMMAD MENYATUKAN KAUM ANSAR DAN MUHAJIRIN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo


      Kaum Muhajirin merupakan para pendatang. Mereka hijrah dari Mekah ke Madinah. Meninggalkan rumah, harta kekayaan, dan keluarga mereka. Kaum Ansar merupakan penduduk asli Madinah. Terdiri atas dua kabilah. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj.     
      Nabi membangun Masjid Nabawi. Sebagai sarana menyatukan manusia. Nabi mengambil tindakan amat fenomenal. Mempersaudarakan orang Ansar dengan orang Muhajirin. Nabi menyatukan kaum Ansar dengan kaum Muhajirin. Sebanyak 45 orang Ansar disatukan dengan 45 orang Muhajirin. Bertempat di rumah Anas bin Malik.
     Nabi menyatukan mereka. Agar saling tolong-menolong. Saling mewarisi, jika ada yang meninggal dunia. Perjanjian ini berlaku sampai peristiwa Perang Badar.
     Alquran surah Alanfal surah ke-8 ayat 75. Alanfal bermakna “rampasan perang”.      Setelah turun ayat ini, maka hak saling mewarisi menjadi gugur. Tetapi, ikatan persaudaraan tetap berlaku.
      “Dan orang-orang beriman sesudah itu. Kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu. Maka orang-orang itu termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan itu, sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada kerabatnya) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
       Tujuan menyatukan umat Islam. Menghilangkan fanatisme jahiliah. Fanatisme jahiliah merupakan kepercayaan dan keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran nenek moyang yang salah.
      Nabi menghapus perbedaan latar belakang. Menghilangkan perbedaan asal-usul. Perbedaan suku, warna kulit, dan asal daerah. Agar tak ada pihak yang merasa lebih unggul. Dibandingkan pihak lainnya. Yang dibela hanya satu, yaitu Islam. Yang diharapkan cuma kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
      Saad bin Rabi, orang Ansar, berkata kepada Abdurrahman bin Auf, orang Muhajirin, ”Aku orang Ansar paling kaya di Madinah. Hartaku akan kubagi dua. Aku memiliki dua istri. Pilihlah salah satu. Agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya habis, menikahlah dengan dia.”
      Abdurrahman bin Aus menjawab,”Semoga Allah memberkatimu, keluargamu, dan hartamu. Tunjukkan saja, di mana tempat pasarnya?” 
      Mereka menunjukkan pasar kaum Yahudi, Bani Qainuqa. Beberapa hari kemudian. Nabi bertanya kepada Abdurahman bin Auf, ”Bagaimana keadaanmu?” “Saya sudah menikah,” jawab Abdurahman. Nabi berkata,”Berapa mas kawinnya?” “Beberapa keping emas,”jawab Abdurahman.
      Orang-orang Ansar berkata,”Wahai Nabi. Bagilah kebun kurma kami. Untuk diberikan kepada saudara kami.” “Kami mendengarkan dan kami taat,” kata mereka. Nabi menjawab,”Tidak perlu, cukuplah kalian memberikan bahan makanan pokok saja. Kami bisa bergabung dalam memanen buahnya.” Sungguh, ikatan persaudaraaan mereka luar biasa.
      Dorongan melayani orang lain sangat besar. Mereka lebih mendahulukan kepentingan saudaranya dibandingkan dirinya sendiri. Persaudaraan kaum Ansar dan kaum Muhajirin sungguh hebat. Sulit dicarikan bandingannya. Sampai sekarang.  
       Kaum Ansar bersedia memberikan semuanya kepada kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin  menerimanya. Menganggap sebagai kehormatan luar biasa. Tetapi, mereka menerima bahan makanan pokok saja. Mereka saling menghormati dan menyayangi.
      Allah pencipta langit, bumi, dan segala isinya. Memuji hubungan persaudaraan kaum Ansar dan Muhajirin.
      Alquran surah Alhasyr. Surah ke-59 ayat 9. “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin). Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).”
      Nabi Muhammad terus memupuk persaudaraan sesama muslim.  Agar tercipta masyarakat Islam yang kuat luar biasa.   Nabi selalu memompakan semangat dan  motivasi membentuk persatuan dan kesatuan yang tangguh.   
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 10. ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikan antara kedua saudaramu yang berselisih. Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat “:
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 11. ”Hai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kelompok menghina kelompok yang lain. Bisa jadi mereka yang dihina lebih baik daripada yang menghina. Jangan pula para wanita menghina wanita yang lain. Bisa jadi wanita yang dihina itu lebih baik daripada  wanita yang menghina. Jangan kamu mencela dirimu sendiri. Jangan kamu saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah beriman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
      Alquran surah Alhujurat. Surah ke 49 ayat 13.  “Hai manusia. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
      Nabi bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya sesama muslim lebih dari 3 hari. Ketika mereka berjumpa, yang satu memalingkan muka dan yang lain juga  berpaling. Yang terbaik adalah orang yang memulai mengucapkan salam lebih dulu.”
      Rasul bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 perkara: (1) jika bertemu, ucapkan salam; (2) jika mengundang, penuhilah;(3) jika meminta nasihat, berilah nasihat; (4) jika bersin, ucapkan hamdalah dan doakan; (5) jika sakit, jenguklah; dan (6) jika meninggal, antarkan jenazahnya.”
      Nabi bersabda, “Muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa yang menghilangkan suatu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah pasti akan menutupi aibnya pada hari kiamat nanti.”
      Nabi bersabda. “Seorang muslim itu saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya."
      Butir-butir isi perjanjian persaudaraan orang Islam. Semua umat Islam adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Kaum Muhajirin dari Mekah memiliki adat kebiasaan sendiri. Semua masalah harus diselesaikan dengan adil dan baik.
      Kaum Ansar mempunyai adat kebiasaan sendiri. Segala persoalan harus dibereskan dengan baik dan adil. Semua orang Islam harus melawan orang yang berbuat zalim. Setiap orang Islam wajib membantu saudaranya sesama Islam.
      Apabila ada kezaliman, maka semua orang Islam wajib menegur dan membetulkannya. Semua orang Islam dilarang membantu orang non-Islam yang berbuat jahat. Jika terdapat perselisihan segera dilaporkan kepada Nabi.
     Abdullah bin Salam, berasal dari kaum Yahudi, Madinah berkata,” Ketika Nabi tiba di Madinah. Saya mendatanginya. Saya melihat wajah Nabi dengan jelas. Wajah Nabi bukan wajah pendusta. Nabi bersabda,” Wahai manusia.  Sebarkan keselamatan, sambunglah silaturahmi, berikan makanan, kerjakan salat malam ketika orang sedang tidur. Niscaya kalian akan masuk surga.” 
     Nabi Muhammad memiliki sifat lahir dan batin yang sempurna. Berperilaku yang penuh keutamaan akhlak. Sikap dan perlaku yang bagus. Semua orang pasti tertarik kepada setiap ucapan Nabi. Setiap perkataan Nabi pasti dilaksanakan para sahabat. Semua para sahabat berebut mengerjakan semua bimbingan dan penjelasan Nabi. Sungguh sungguh menakjubkan.
      Nabi berhasil membangun masyarakat baru. Masyarakat Madinah yang amat mengagumkan dalam sejarah. Nabi sukses menyelesaikan semua masalah kehidupan. Tercapai kondisi spiritual yang luar biasa. Siap menghadapi segala masalah segala zaman.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

Sunday, May 14, 2017

70. 40 ISLAM PERTAMA

EMPAT PULUH ORANG PEMELUK ISLAM PERTAMA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Orang-orang  yang pertama masuk Islam. Dinamakan “As-sabiqunal Awwalun”. Yang bermakna “Orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam”.
      Ulama tafsir berbeda pendapat tentang jumlahnya. Ibnu Hisyam menuliskan 40 orang. Sedangkan Azd-Dzahabi menyebutkan 50 orang. Terdiri atas kaum Muhajirin dan Kaum Ansar. Kaum Muhajirin berasal dari Mekah. Kaum Ansar penduduk asli  Madinah. Mereka dijamin masuk surga selamanya.
      Alquran surah Attaubah. Surah ke-9 ayat 100. “Orang-orang yang terdahulu dan  yang pertama-tama masuk Islam, di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
      Enam orang pemeluk Islam pertama. (1)Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi; (2)Zaid bin Haritsah, pembantu Nabi; (3)Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi; (4) Ummu Ayman, pengasuh Nabi; (5)Abu Bakar Siddik, sahabat Nabi; dan (6)Bilal bin Rabah, seorang budak.
      Mereka orang yang pertama kalinya mengucapkan “Dua Kalimat Syahadat”. Lalu menyebar ke orang-orang lainnya.
      Zaid bin Haritsah berasal dari kabilah Kalb. Wilayah di sebelah utara jazirah Arab. Waktu kecil, dia ditangkap penjahat. Dijadikan budak. Kemudian dibeli keponakan Khadijah. Diberikan kepada Nabi Muhammad.
      Nabi memerdekakan Zaid bin Haritsah. Dia merupakan sahabat dan pelayan setia Nabi. Zaid bin Haritsah menikah dengan Umu Ayman. Memiliki putra bernama Usamah bin Zaid.
      Zaid bin Haritsah mengikuti hijrah ke Madinah. Terlibat dalam setiap pertempuran membela Islam. Menjadi panglima Perang Muktah. Dia mati sahid.
      Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi. Hubungan keluarga Ali dan Nabi amat dekat. Ali bin Abi Thalib salah seorang “Khulafaur Rasyidin” . Yaitu “Khalifah yang mendapatkan petunjuk.
      Ali bin Abi Thalib diberi gelar tambahan di belakang “Radhiyallahu Anhu”. Bermakna “Semoga Allah rida padanya”. Gelar ini juga diberikan kepada sahabat Nabi yang lain.
      Ali bin Abi Thalib juga diberi tambahan “Karramallahu Wajhah”. Yang bermakna,” Semoga Allah memuliakan wajahnya”. Karena Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat aurat siapa pun.
      Ali bin Abi Thalib dianggap oleh “kaum sufi” sebagai Imam dalam ilmu “hikmah” dan “spiritual”. Hampir seluruh pendiri tarekat sufi berasal dari Hasan dan Husein bin Ali. Keturunan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, putri Nabi dengan Khadijah.
      Abu Bakar termasuk orang yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi Khalifah Islam pertama. Mulai tahun 632 hingga tahun 634 M.
      Lahir dengan nama Abdul Kakbah bin Abi Quhafah. Abu Bakar satu dari empat khalifah yang diberi gelar “Khulafaur Rasyidin”. Yang bermakna “Pemimpin yang mendapatkan petunjuk.” Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun, 2 bulan dan 14 hari. Beliau meninggal karena sakit.
      Umu Ayman, seorang budak yang diwariskan dari Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi. Umu Ayman mengasuh Nabi Muhammad sejak kecil. 
      Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah. Umu Ayman dibebaskan. Dia  dinikahi Ubaid bin Haris dari suku Khazraj. Dari pernikahannya, lahirlah Ayman. Ayman ikut hijrah dan berjihad bersama Nabi Muhammad. Gugur sebagai sahid dalam Perang Hunain.
     Nabi Muhammad sangat menghormati Umu Ayman. Nabi mengunjunginya dan berkata, ”Wahai Ibu!” Nabi berkata, ”Wanita ini adalah anggota keluargaku yang masih tersisa.”
      Allah memerintahkan kaum muslim hijrah ke Madinah. Umu Ayman angkatan pertama yang turut hijrah. Dia berjalan kaki, tanpa bekal, dan sedang berpuasa.  Cuaca sangat panas. Dia amat kehausan.
      Allah memberikan kemurahan kepadanya. Turun timba berisi air dari langit. Dengan tali timba berwarna putih. Dia meminumnya sampai puas.
      Umu Ayman berkata, “Sejak saat itu, jika aku berpuasa pada hari yang sangat terik. Aku tidak pernah merasakan haus."
      Nabi Muhammad memperlakukan Umu Ayman layaknya ibu sendiri. Umu Ayman berkata, ”Wahai Nabi, bawalah aku.” Nabi bergurau, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.” Dia berkata lagi, ”Wahai Nabi, anak unta tidak sanggup menahan bebanku.” Nabi bercanda. Setiap unta itu pasti pernah lahir dari ibu unta. 
      Umu Ayman sudah tua. Tetapi dia selalu terlibat dalam perang. Dia ikut dalam  Perang Uhud. Dia memberikan minum pasukan yang kehausan. Mengobati pasukan  yang terluka. Juga, turut menyertai Nabi Muhammad dalam Perang Khaibar.
      Nabi Muhammad sudah wafat. Abu Bakar mengajak Umar,”Marilah kita mengunjungi Umu Ayman, sebagaimana Nabi Muhammad mengunjunginya.” Mereka menjumpai Umu Ayman sedang menangis.
      Abu Bakar dan Umar bertanya, ”Apa yang membuatmu menangis? Bukankah tempat di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?” Umu Ayman menjawab, ”Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa tempat di sisi Allah lebih baik bagi Nabi Muhammad. Aku menangis karena wahyu sudah terputus dari langit.” Mendengar jawaban itu Abu Bakar dan Umar pun ikut menangis bersamanya.
      Umu Ayman wafat pada masa khalifah Usman bin Affan.Bertepatan 20 hari setelah wafatnya Umar bin Khattab.
      Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam berasal dari Habasyah. Sekarang Etiopia di benua Afrika. Dia masuk Islam ketika masih menjadi budak. Umayah, majikannya mengetahui Bilal masuk Islam. Bilal disiksa terus menerus setiap hari. Agar murtad lagi, keluar dari Islam.
      Bilal tetap teguh pada pendiriannya. Dia selalu berkata, “Ahad, ahad, ahad". Bilal dimerdekakan Abu Bakar. Bilal menjadi salah seorang sahabat Nabi yang amat setia.
       Ketika hukum syariat azan diperintahkan oleh Allah. Bilal, orang pertama yang disuruh oleh Nabi untuk mengumandangkan azan. Suara Bilal amat merdu dan lantang.
      Daftar pemeluk Islam pertama sukar diurutkan. Karena penyebaran Islam ini awalnya secara rahasia. Sulit menentukan orang yang terlebih dahulu memeluk Islam. 
     Awalnya, pemeluk Islam hanya terdiri atas  kaum miskin dan lemah. Para budak tertarik dengan prinsip “kesetaraan” dalam Islam. Dalam Islam tidak ada perbedaan latar belakang. Semua manusia sama di hadapan Allah. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya.
      Nabi mempersaudarakan semua kelompok. Tidak ada perbedaan kaya dan miskin. Bangsa Arab dan non-Arab. Merdeka maupun budak. Semuanya makhluk Allah.
      Abu Bakar langsung berdakwah pada hari pertama. Beberapa orang masuk Islam. Yaitu (7)Usman bin Affan, (8)Zubeir bin Awwan, (8)Abdurrahman bin Auf, (9)Saad bin Abi Waqqash, (10)Thalhah bin Ubaidillah.
      Pengikut Islam lainnya. (11)Abu Ubaidah bin Jarrah, (12)Abu Salamah bin Asad, (13)Arqam bin Abil Arqam, (14)Usman bin Mazhsun, (15)Qudamah bin Mazhsun, (16)Abdullah bin Mazhsun, (17)Ubaidah bin Haris; (18)Said bin Zaid; (19)Fatimah bin Khattab, istri Said bin Zaid; (20)Khabbab bin Aratt; (21)Abdullah bin Masud.
      Kelompok “As-abiqunal awwalun” lainnya. Yakni (22)Saad bin Abi Waqash,(23)Masud bin Rabiah, (24)Abdullah bin Mazhun, (25)Jakfar bin Abu Thalib, (26)Qudamah bin Mazhun, (27)Shuhaib ar-Rumi, (28)Thulaib bin Umair, (29) Khabab bin Al-Art, dan (30)Saib bin Mazhun.
     Anggota “Orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam” yang lain. (31)Amir bin Fuhairah, (32)Mushab bin Umair, (33)Miqdad bin Al-Aswad, (34)Abdullah bin Jahsy, (35)Abu Ubaidah bin Jarah, (36)Utbah bin Ghazwan, (37)Abu Hudzaifah bin Utbah, (38)Ayash bin Rabiah, (39)Amir bin Rabi'ah, dan (40)Naim bin Abdullah.
     Allah menjamin semua “As-sabiqunal awwalun” masuk surga selamanya. Mengapa? Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Sungguh kenikmatan luar biasa.
      Setelah kawanan pertama masuk Islam. Banyak orang yang memeluk Islam. Islam menyebar kemana-mana. Mereka masuk Islam secara sembunyi. Nabi menemui mereka. Mengajarkan agama secara diam-diam. Secara perorangan.
      Nabi bersabda, “Saya mengajak seseorang masuk Islam. Biasanya mereka tidak langsung menjawab. Kecuali Abu Bakar. Dia langsung memeluk Islam. Tanpa ragu-ragu sedikit pun.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Saturday, May 13, 2017

69. LAFAZ AZAN

KISAH LAFAZ AZAN PANGGILAN SALAT
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Nabi  Muhammad betah di Madinah. Persatuan kaum Muhajirin dan kaum Ansar tercapai. Kaum Muhajirin berdatangan dari Mekah ke Madinah. Islam sudah mengakar di sekitar Madinah.
     Rukum Islam sudah ditegakkan. Salat sudah dilaksanakan. Zakat dan puasa telah diwajibkan.  Hukum Islam sudah diterapkan. Perbedaan yang halal dengan haram sudah dijelaskan. Syariat Islam telah tegak di Madinah. Islam mendapatkan posisi terhormat di masyarakat. Kaum Ansar selalu menyiapkan segala keperluan kaum Muhajirin. Juga, kebutuhan umat Islam lainnya. 
       Nabi datang di Masjid Nabawi. Waktu salat telah tiba. Kaum muslim berkumpul untuk melaksanakan salat. Tanpa seruan suara apa pun.
      Awalnya, Nabi menginginkan menggunakan terompet. Sebagai tanda masuk waktu salat. Menirukan cara orang Yahudi. Namun, Nabi tidak menyukainya. Nabi memerintahkan memakai lonceng untuk memanggil jemaah. Sebagai pertanda waktu salat. 
      Abdullah bin Zaid berkata, “Wahai Nabi. Saya tadi malam bermimpi. Bertemu dengan seorang berpakaian hijau. Dia membawa lonceng. Saya bertanya, “Hai hamba Allah. Bolehkah loncengnya kubeli?” Dia menjawab,”Akan digunakan untuk apa?” Saya menjawab, “Akan kugunakan memanggil orang untuk salat.” Orang tersebut berkata, “Maukah kamu, aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng?” “Apakah itu?” kata saya.
      Orang itu berkata,” Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Asyhadu an la ilaha iIla Allah. Asyhadu an la ilaha iIla Allah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya alash-shalah. Hayya alas-shalah. Hayya alalfalah. Hayya alalfalah. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Laa ilaha illa Allah”.
      Nabi bersabda, “Engkau benar. Cepat temui Bilal. Ajarkan lafaz itu kepadanya,. Karena suara Bilal lebih keras.”Tatkala Bilal sedang mengumandangkan azan. Umar bin Khattab mendengarnya. Ia segera pergi menemui Nabi. Umar bin Khattab  berkata, “Wahai Nabi. Demi Allah.Aku juga melihat dalam mimpiku seperti yang disaksikan Abdullah bin Zaid." Nabi bersabda, “Segala puji bagi Allah, atas semua ini.”
       Bilal bin Rabah, muazin zaman Nabi. Muazin ialah orang yang mengumandangkan azan. Azan adalah seruan untuk mengajak orang melakukan salat berjamaah. Bilal lahir sekitar 43 tahun sebelum Nabi hijrah.
      Bilal keturunan Rabah dan Hamamah.  Ibu Bilal, Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam. Mereka tinggal di Mekah. Bilal dibesarkan di Mekah. Sebagai budak milik keluarga Bani Abduddar. Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf. Seorang tokoh penting kaum Quraisy.
      Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Bilal termasuk “As-sabiqunal Awwalun”. Yang bermakna “Orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam”. Bilal termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam.
      Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya beberapa orang yang telah mendahuluinya. Yaitu Khadijah, istri Nabi; Zaid bin Haritsah, pelayan Nabi;  Umu Ayman, pangasuh Nabi; Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi; dan Abu Bakar, sahabat Nabi.
      Bilal merasakan penganiayaan lebih berat dibandingkan siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya. Dia tetap sabar menghadapinya. Sungguh kesabaran yang amat luar biasa.
      Nabi Muhammad, Khadijah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib memiliki keluarga.  Mempunyai suku yang membela mereka. Sedangkan, kalangan budak tidak memiliki siapa pun. Sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. Quraisy ingin menjadikan mereka sebagai “contoh buruk”. Sebagai siksaan “amat jelek” bagi setiap orang yang mengikuti Nabi Muhammad.
      Umayah bin Khalaf dan para algojonya. Paling banyak menyiksa Bilal.  Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk. Ditindih batu di padang pasir yang terik. Bilal hanya berkata, “Ahad, ahad, ahad.”
      Abu Bakar membeli Bilal dari Umayah. Umayah menaikkan harga berlipat ganda. Dia mengira Abu Bakar tidak mau membayarnya. Tetapi ternyata, Abu Bakar setuju. Walaupun harus mengeluarkan harga amat mahal.
      Ketika Nabi menaklukkan kota Mekah. Nabi berjalan di depan pasukan hijaunya bersama Bilal bin Rabah. Saat masuk ke dalam Kakbah, Nabi hanya ditemani tiga orang. Yaitu Usman bin Thalhah, pembawa kunci Kakbah; Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah; dan Bilal bin Rabah.
      Waktu Zuhur tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Nabi. Termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam. Dengan suka hati maupun terpaksa. Nabi  memanggil Bilal bin Rabah. Agar naik ke atap Kakbah untuk mengumandangkan azan. Bilal mengumandangkan azan. Suaranya merdu dan jelas.
       Ribuan pasang mata memandang Bilal. Ribuan teli2nga mendengarkan mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya.
      Bilal menjadi muazin tetap selama Nabi hidup. Ketika Nabi wafat. Waktu salat tiba. Bilal berdiri mengumandangkan azan. Jazad Nabi masih terbungkus kain kafan. Belum dikebumikan.
      Bilal azan sampai, “Asyhadu anna muhammadan rasulullah.” Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Mendadak suara Bilal menghilang. Bilal tidak sanggup melanjutkan suaranya.
      Kaum muslimin yang hadir ikut menangis. Meledak suara isak tangis. Membuat suasana semakin mengharukan .
      Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rasulullah.” Bilal langsung menangis tersedu-sedu. Semua yang mendengarkan ikut menangis. 
       Sejak saat itu. Bilal ikut ke luar Madinah.  Ikut berjihad ke negeri Syam. Bilal hanya menjadi muazin pada zaman Nabi.   Bilal wafat di Damaskus.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

68.DAHLAN ISKAN ...HTI

Dahlan Iskan : Kita Yang Besarkan HTI Rasanya
Pertama.id-Begitu banyak kelompok dalam Islam. Non-Islam sering tidak tahu. Lalu mengira sama. Bahaya semua. HTI, FPI, JT, NU, NW, MU, SI… Dan masih banyak lagi. Kalau semua ditulis, satu halaman koran pun tidak cukup.
Beberapa tahun lalu saya terbang dari Manado ke Luwuk. Dengan pesawat isi 18 orang. Pilotnya pakai serban putih. Orang langsung tahu: dia orang Islam. Dengan konotasi tertentu.
Hari itu hampir semua penumpang orang kulit putih. Rombongan turis. Dari wajah mereka, saya menduga turis Italia. Begitu duduk, saya menangkap ekspresi aneh.
Mereka mengarahkan mata ke pilot. Lalu saling berpandangan. Tidak ada kata yang mereka ucapkan. Tapi, ekspresi wajah mereka penuh tanda tanya. Juga penuh kekhawatiran.
Begitu cemas mereka, saya pun tergerak ingin menenangkan perasaan mereka. Benar. Mereka turis dari Italia.
Saya ucapkanlah satu dua kata dalam bahasa mereka. Perhatian mereka pun beralih dari pilot ke saya. Saatnya saya action.
’’Pilot kita hari ini istimewa,’’ kata saya dalam bahasa Inggris. Bahasa Italia saya sudah tidak cukup untuk kalimat panjang.
Mereka terperangah. ’’Dia itu orang Islam dari kelompok yang disebut Jamaah Tablig. Mereka ini anti kekerasan,’’ ujar saya.
Kelompok ini, kata saya, sangat damai. Tidak mau mengganggu orang. Aktivitas mereka berkelana menyebarkan agama. Dengan prinsip jangan mengganggu orang.
Ke mana-mana mereka bawa kompor sendiri. Untuk masak. Agar tidak merepotkan siapa pun. Tidak pernah mengafirkan orang lain. Tidak pernah menyakiti. Apalagi membunuh.
Lalu, saya berteriak ke arah pilot. Tempat duduk saya memang agak jauh di belakang. ’’Mr Pilot, benar kan Anda dari kelompok Jamaah Tablig?’’ tanya saya dalam bahasa Inggris.
Lalu, sang pilot menerangkan bahwa apa yang saya jelaskan tadi benar semua.
Turis itu kelihatan lega dan puas. Banyak yang manggut-manggut. Mengekspresikan perasaan ’’oh, begitu ya’’. Atau ’’kita bisa terbang dengan aman’’. Atau sejenisnya.
Ternyata, penerbangan itu tidak sepenuhnya aman. Ketika melintas di atas laut Teluk Tomini, terbangnya agak miring. Cuaca terang. Langit bersih.
Setelah terbang satu jam, saya mulai bertanya dalam hati. Ada apa ini? Kok belum tiba di Luwuk? Mestinya kan hanya 55 menit.
Tapi, pilotnya terlihat tenang saja. Setengah jam kemudian barulah bisa mendarat. Turis Italia bertepuk tangan.
Mengiringi roda pesawat yang menyentuh landasan. Sebelum turun, mereka memberi tabik. Respek kepada pilot. Saya turun terakhir.
’’Kok terbangnya 1,5 jam, Cap?’’ tanya saya berbisik.
’’Maafkan, satu mesinnya mati,’’ jawabnya.
Kami pun saling tukar nomor telepon.
Huh! Kata saya dalam hati. Coba sampai terjadi masalah. Bisa-bisa akan dihubungkan dengan identitas pilotnya yang Jamaah Tablig.

Mari pindah ke HTI yang akan dibubarkan pemerintah. Saya juga kenal banyak anggota kelompok Hizbut Tahrir.
Anggota kelompok ini umumnya muda, terpelajar, berpakaian rapi, necis, banyak yang pakai dasi, dan menggunakan bendera bertulisan Arab.
Bunyinya, Lailahaillallah Muhammadarrasulullah. Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah.
Beberapa tahun lalu, saya pulang kampung ke Magetan. Saya kaget. Dua ponakan saya menjadi HTI. Mereka baru lulus dari universitas. Saya sempat berdialog dengan ponakan tersebut. Ingin memahami mengapa masuk HTI. Lalu mengujinya dengan beberapa pertanyaan kritis.
Mereka tidak bisa menjawab. Mungkin karena masih junior. Saya tidak mengupayakan agar mereka meninggalkan HTI. Tapi, beberapa tahun kemudian sudah berbeda. Ketika saya pulang kampung lagi, mereka sudah tidak aktif di HTI.
Saya melihat HTI saat ini tidak berbahaya. Ide besar HTI akan kalah oleh ide demokrasi. Kalah telak. Sepanjang demokrasi bisa berjalan baik. Sepanjang demokrasi bisa membuat rakyat sejahtera. Sepanjang demokrasi bisa membuat hukum tidak jadi alat politik semata.
Ide HTI tidak akan bisa membesarkan HTI. Kitalah yang malah bisa membesarkannya. Lewat kesalahan-kesalahan kita.
Setidaknya minggu ini. HTI sudah lebih besar. Akibat rencana pembubarannya. (

Wednesday, May 10, 2017

67. TERTAWA WAJAR

ABU LAHAB DAN BUKTI KEBENARAN ALQURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Guru dan Kepala UPT SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal  dari India. Ia menuturkan, banyak bukti yang menunjukkan kebenaran Alquran. Salah satunya, surat Allahab. Surat Allahab, berisi lima ayat. Merupakan surat ke-111 dari 114 surat dalam Alquran. Menurut Ibnu Abbas, azbabun nuzul atau penyebab turunnya  ayat ini berkenaaan dengan sikap dan perilaku Abu Lahab.
      Abu Lahab, paman dan besan Nabi. Rumahnya berdempetan dengan rumah Nabi. Dua putri Nabi, Ruqaiyah dan Umi Kulsum, dinikahkan dengan Utbah dan Utaibah, dua putra Abu Lahab. Mereka dinikahkan sebelum Nabi Muhammad diangkat  menjadi rasul. Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama, di Gua Hira. Di puncak gunung Jabal Nur. Melalui malaikat Jibril. Sekitar umur 40 tahun.
      Disebut Jabal Nur bermakna “Gunung Bercahaya”. Juga dijuluki “Bukit Iluminasi”. Wahyu pertama turun, ketika Nabi menyendiri. Di Gua Hira. Yang berada di tebing teratas gunung Jabal Nur.  Gunung di dekat kota Mekah. Termasuk daerah Hejaz, Saudi Arabia. Sekitar 7 km dari Masjidilharam, Mekah. Arah Timur Laut dari Mekah. Merupakan titik awal cahaya Islam. Yang  menyinari seluruh dunia sepanjang masa.
      Memang, pada malam hari yang gelap gulita. Bebatuan gunung Jabal Nur seolah memancarkan sinar. Pemandangan wujud gunung yang mestinya gelap gulita, ternyata tampak  jelas. Hal ini, disebabkan tidak ada pepohonan. Ataukah bebatuan yang memang menyimpan atau memantulkan cahaya. Atau sebab lainnya. Entahlah, yang jelas saya sudah membuktikannya sendiri.
      Musim ibadah haji tahun 2005. Kuota jamaah haji Indonesia 205.000 orang. Kami, saya dan Haji Suherman guru matematika SMP Negeri 4 Sidoarjo, sepakat merencanakan naik ke Gua Hira di gunung Jabal Nur. Juga Gua Tsur di gunung Jabal Tsur. 
      Kenapa? Karena kami ingin mencoba merasakan dan mengenang perjuangan Nabi pada zaman dulu. Peta kota Mekah dan data profil gunung Jabal Nur sudah saya miliki. Ketinggian Jabal Nur sekitar 642 m dari permukaan air laut. Dengan jalan setapak bebatuan yang terjal. Kemiringan medan bisa mencapai 60 derajat.
      Suherman, sudah “bergelar” haji. Sudah pernah melaksanakan ibadah haji. Pada musim haji beberapa tahun sebelumnya. Dia dipanggil “Abah”. Namun, dia masih memiliki “dendam”. Belum sempat sowan dan berkunjung ke Gua Hira di gunung Jabal Nur dan Gua Tsur di Jabal Tsur. Dia juga merasakan hal yang sama. Ketika kami naik taksi berkeliling kota Mekah dan ke sekitarnya. Malam hari yang gelap gulita. Langit penuh bintang kemintang. Dari kejauhan, gunung Jabal Nur tampak seolah  “bercahaya”. Disebabkan gunung yang “botak”. Atau memang bahan bebatuan yang menyimpan panas matahari. Boleh jadi. Yang pasti, memancarkan pemandangan yang mengagumkan.
      Hari masih gelap.  Kami mulai melangkahkan kaki, keluar hotel. Tempat menginap selama di Mekah. Dengan bekal bahasa Arab ala kadarnya. Kami mencari mobil angkutan umum. Naik mobil taksi Toyota Camry dari pemondokan. Warga Afganistan sebagai sopirnya. Berangkat dari wilayah Al-Aziziyah, Mekah. Menuju arah gunung Jabal Nur. Selama perjalanan kami melihat pemandangan kota Mekah dan sekitarnya. Yang dipenuhi bangunan beton bertingkat. Sedikit pepohonan.  Dikelilingi gunung dengan bebatuan yang “gundul”. Pemandangan yang berbeda dan “aneh”. Jika dibandingkan  dengan pemandangan di Indonesia. Khususnya, di wilayah Sidoarjo, Jawa timur.
      Berangkat pagi hari. Mengapa?  Perubahan cuaca di Mekah amat ekstrem.  Tidak bersahabat. Malam hari, bulan Januari dan Februari suhu berkisar 5 sampai 20 derajat Celsius. Sedangkan siang hari melonjak 40 sampai 43 derajat Celcius. Siang hari matahari bersinar amat terik menyengat kulit dan menyilaukan mata.   
      Kami berjalan kaki bersandal jepit. Membawa bekal sedikit makanan dan minuman. Juga payung. Dengan seragam jamaah haji Indonesia yang khas. Jaket batik Sidoarjo, dan kopiah hitam. Kami berdoa memohon kepada Allah Yang Mahakuasa. Agar perjalanan lancar sampai puncak. Kemudian bisa kembali lagi ke bawah, ke pemondokan. Tetap sehat dan selamat. 
      Di kaki gunung, terdapat papan pengumuman. Semacam imbauan. Dalam berbagai bahasa. Berisi peringatan. Nabi Muhammad tidak pernah menyarankan atau memerintahkan umat Islam untuk ziarah atau mengunjungi Gua Hira. Yang terletak di puncak gunung Jabal Nur.  Tapi, juga tidak melarangnya. Oleh karena itu, Pemerintah Saudi tidak menyiapkan sarana dan prasarana apapun. Dibiarkan alami.  Asli apa adanya.
      Saya dan Haji Suherman mulai menyiapkan diri. Haji Suherman terpaksa menjadi “bujangan lokal”. Karena istrinya tidak ikut mendaki. Ditinggal di  kaki gunung. Kami mulai melangkahkan kaki. Bersama jamaah haji dari seluruh dunia. Yang berminat. Dengan tujuan yang sama. Menuju Gua Hira. Di belahan tertinggi gunung Jabal Nur. Tentu saja, yang kuat fisik. Terutama mentalnya. Beberapa jamaah dari Turki. Yang sudah berumur. Tampak semangat mendaki gunung. Mengikuti jalan setapak.
      Berderet-deret barisan manusia mengular berjalan kaki dari  bawah ke atas. Juga ada yang dari atas ke bawah.  Menuju Gua Hira, dan sebaliknya. Pemandangan yang menakjubkan. Selama di perjalanan kami sempat mengambil foto. Bergantian. Menggunakan kamera sederhana. Yang kami bawa.
      Beberapa kali kami menyaksikan jamaah yang “show of force”. Menunjukkan “kesaktian”. Mungkin jamaah haji lokal. Mereka berlompatan di antara bebatuan yang terjal dengan santai. Seolah memiliki ilmu terbang. Tidak melewati jalan setapak yang biasa. Tapi seolah “menclok” di tepi gunung. Berpindah dari ujung batu ke ujung yang lain. Pemandangan yang menarik sekaligus mendebarkan. Khawatir ada yang jatuh terpeleset.  Alhamdulillah. Selama kami berada di gunung Jabal Nur. Tidak terjadi musibah apa-apa.
      Beberapa kali kami berhenti. Di semacam pos pemberhentian yang beratap sekadarnya. Kami istirahat sejenak. Menikmati makanan dan minuman. Melihat pemandangan sekitar.  Saya berusaha mengingat, menelusuri, dan membayangkan jejak Nabi.  Sewaktu Nabi, beberapa abad lampau. Menyendiri di Gua Hira. Di tebing puncak gunung Jabal Nur.
      Dengan kondisi alam yang masih alami, keras, dan “liar”. Sungguh berat.  Amat melelahkan. Perlu mental yang kuat. Butuh motivasi hebat. Memerlukan keimanan  yang sangat kokoh. Berangkat dan pulang. Naik dan turun. Mendaki dan menuruni gunung. Hanya satu tujuan. Gua Hira. Di tebing “piramida” puncak gunung Jabal Nur. Tidak terasa, air mata menetes di pipi. Mengenangkan betapa berat tugas Nabi Muhammad, masa itu.
      Setelah berjalan sekitar dua jam, termasuk beberapa kali istirahat sejenak. Akhirnya, kami sampai di puncak gunung. Di atas Gua Hira. Gua yang bersejarah. Syaikh Syafiyyurrahman menguraikan dalam Sirah Nabawiyah: menjelang usia 40 tahun,  Nabi sering menyendiri di gua ini. Dengan bekal roti yang terbuat dari gandum dan air minum. Keluarga Nabi terkadang menyertai ke sana.
      Selama bulan Ramadan Nabi berada di gua ini. Juga memberikan sebagian bekal makanan kepada orang miskin yang berada di sekitar. Beliau menghabiskan waktunya. Untuk beribadah. Memikirkan keadaan alam sekitar. Kekuatan tidak terhingga di balik alam. Tidak puas dengan kondisi kaumnya yang penuh kemusyrikan.
      Alhamdulillah. Kami berhasil melaksanakan semacam “napak tilas” jejak perjalanan Nabi. Sewaktu Nabi menerima wahyu pertama. Di Gua Hira. Gua berukuran panjang sekitar 3,5 m dengan lebar 1,5 m. Berada sekitar 4 m di bawah puncak. Di tebing teratas gunung Jabal Nur, Mekah. Kami duduk di bebatuan. Melihat pemandangan kota Mekah yang indah. Pemandangan sekitar yang hebat.
      Saya membayangkan beberapa abad lalu. Nabi berada di puncak gunung melihat kota Mekah. Menyaksikan rumahnya dari kejauhan. Dengan bebatuan yang keras. “kenthing”, dan berkilat.  Tidak mustahil, bebatuan sekarang ini tetap sama. Tidak berubah.  Sewaktu dikunjungi Nabi beberapa abad silam. Subhanallah.  
      Ketika Nabi diangkat menjadi rasul. Abu Lahab amat murka. Kedua putranya diperintahkan dengan ancaman keras. Agar menceraikan dua putri Nabi. Hampir setiap hari, Abu Lahab dan istrinya mengganggu Nabi dengan kasar dan biadab. Tiada henti, mereka menyebarkan kabar bohong, memasang duri, melontarkan kotoran, melempari dengan batu, dan perbuatan jahat lainnya kepada Nabi. Ketika itu, Nabi diam saja, tidak membalasnya. Abu Lahab merupakan adik kandung ayah Nabi sendiri.
      Ketika mendengar Abdullah, putra Nabi, wafat. Abu Lahab amat gembira. Seketika itu, Ia menjumpai teman-temannya. Berteriak dengan keras bahwa Muhammad telah terputus dari rahmat Allah. 
      Setelah turun surat Asy-Syuara. Surah ke-26 ayat 214.”Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat.”  Perintah berdakwah secara terbuka.  Langkah pertama, Nabi mengundang keluarga Bani Hasyim. Yang hadir 45 orang. Sebelum Nabi bicara, Abu Lahab menyela, “Semua yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dengan anak-anaknya. Segeralah bicara, jika ingin berbicara. Jangan bersikap kekanakan.”
      Kemudian Abu Lahab Melanjutkan, “Ketahuilah, tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi kepada keluarga kami. Dengan begitu, aku berhak menghukummu. Biarkan urusan keluarga bapakmu. Jika kamu tetap bertahan pada urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada semua kabilah Quraisy menyerangmu.”
       “Jangan sampai semua bangsa Arab ikut campur tangan. Selama ini tidak ada seorang pun dari keluarga bapakmu yang berbuat macam-macam,” tegas Abu Lahab. Ketika itu, Nabi diam saja. Nabi tidak berbicara sepatahpun.
       Pada kesempatan lain. Nabi mengundang keluarga Bani Hasyim lagi. Kali ini Nabi bersabda,”Segala puji bagi Allah, dan aku memuji-Nya. Memohon pertolongan, percaya, dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah semata, dan tiada sekutu bagi-Nya.”
      Kemudian beliau melanjutkan lagi, ”Sesungguhnya, seorang pemandu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus. Kepada manusia secara umum. Demi Allah, sungguh, kalian akan mati layaknya orang tidur nyenyak. Akan dibangkitkan lagi bagaikan bangun tidur. Kita akan dihisap terhadap apa saja yang kita perbuat. Kemudian, di sana ada surga yang abadi, dan neraka yang kekal pula.” urai Nabi.
     Abu Lahab berkata, “Demi Allah, ini kabar buruk. Ambil tindakan terhadapnya.  Sebelum orang lain yang melakukannya.” “Demi Allah, kami akan tetap melindunginya, selama kami masih hidup, “ jawab Abu Thalib, paman Nabi yang juga kepala suku Quraisy saat itu. 
      Menurut sejarah, Abu  Thalib, bapak asuh sejak Nabi usia 8 sampai 50 tahun. Ayah Nabi, Abdullah, wafat ketika Nabi belum lahir. Sedangkan Aminah, ibu Nabi,  meninggal saat usia Nabi 6 tahun. Kemudian Abdul Muththalib, kakek yang mengasuh Nabi selama 2 tahun. Umur 6 sampai 8 tahun.
      Mulai saat itu. Nabi merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindunginya. Suatu hari Nabi mengundang semua suku berkumpul di Bukit Safa.  Nabi berdiri di atas batu besar dan berseru, ”Wahai semua suku kaum Quraisy. Bagaimana pendapat kalian, jika kukabarkan bahwa di sekitar lembah ini ada pasukan yang mengepung kalian. Apakah kalian percaya kepadaku?” “Ya, benar,” jawab mereka, “kami tidak pernah  menemukan engkau berbohong, pengalaman kami selama ini engkau selalu jujur.”
      Nabi melanjutkan,”Sesungguhnya, aku memberi peringatan kepada kalian, sebelum datangnya azab yang pedih.” Abu Lahab murka, “Celakalah kamu Muhammad, apakah kamu mengumpulkan kami hanya untuk ini!” Kemudian turunlah ayat, “Celakalah ke dua tangan Abu Lahab.” Inilah surat Allahab. Ayat ini turun pada tahun ke tiga kenabian. Ayat ini diterima Nabi. Melalui malaikat Jibril.  Sepuluh tahun sebelum Abu Lahab meninggal dunia. Yang menjelaskan dengan yakin dan gamblang. Abu Lahab dan isterinya pasti dilemparkan ke dalam neraka Jahanam.
      Ketika itu, Abu Lahab dan isterinya masih segar bugar. Ternyata benar, Abu Lahab masih hidup selama sepuluh tahun lagi. Semenjak ayat tersebut diturunkan. Berarti, selama sepuluh tahun, masih banyak peristiwa yang akan terjadi. Tapi, Alquran, dengan tegas dan jelas. Sudah memastikan hal yang akan terjadi. Menimpa Abu Lahab dan istrinya. Luar biasa.
      Abu Lahab dan istrinya memiliki kesempatan selama sepuluh tahun. Untuk membuktikan Alquran salah. Menunjukkan Alquran keliru. Amat mudah. Gampang sekali. Abu Lahab dan atau istrinya mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat. Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah. Tanda ucapan masuk Islam.
      Hanya itu saja. Cukup itu saja. Sudah membuktikan Alquran salah. Menunjukkan surat Allahab salah. Ayat dalam Allahab keliru. Jika Abu Lahab atau istrinya masuk Islam. Berarti, Alquran terbukti salah! Alquran keliru! Ternyata, hal Itu tidak pernah terjadi. Padahal, selama sepuluh tahun, banyak saudara dan teman Abu Lahab yang berikrar masuk Islam. Tetapi, kenyataannya sampai meninggal dunia Abu Lahab tetap kafir. Tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
      Mengapa? Karena Alquran kalam Allah. Bukan karangan Nabi Muhammad. Juga bukan hasil literasi Nabi Muhammad. Jadi, kisah Abu Lahab ini merupakan bukti. Menunjukkan salah satu bukti kebenaran Alquran. Maha Suci Allah. Subhanallah.
Daftar Pustaka.
1. Sirah Nabawiyah. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. Penerjemah: Kastur Suhardi. Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Jakarta 1997.
2. Zakir Naik. Iklan buku dalam facebook.
3. Peta Mekah dan Medinah.

Tuesday, May 9, 2017

67. JANGAN BERSEDIH

MOTIVASI DIRI: JANGAN BERSEDIH,
AYO TERTAWA YANG WAJAR
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

JANGAN BERSEDIH
      Jangan bersedih. Sebab kesedihan akan membuat air yang segar terasa pahit. Sinar matahari pagi yang indah terasa suram. Suara burung-burung yang merdu  bagaikan suara hantu menyeramkan.
      Jangan bersedih. Karena kesedihan akan membuat rumah yang luas terasa sempit. Istri yang cantik tampak menyeramkan. Anak-anak yang lucu terasa membisingkan.
      Jangan bersedih. Sebab kesedihan akan membuat udara yang sejuk tampak menyesakkan. Pemandangan yang elok menjadi menakutkan. kebun yang indah tampak seonggok sampah menjengkelkan.
     Jangan bersedih. Karena kesedihan akan membuat suasana rumah terasa pengap laksana penjara. Hubungan harmonis dalam keluarga menjadi “berantakan” bagaikan kapal pecah. kendaraan yang bagus tidak bermanfaat sedikit pun.
      Jangan bersedih. Karena kita masih memiliki dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki, dua bibir, pikiran , dan hati. Kita masih memiliki kesehatan, waktu luang, dan keamanan.
       Jangan bersedih. Sebab kita masih memiliki agama yang kita anut. Tempat tinggal  yang kita huni. Nasi yang kita makan. Air yang kita minum. Pakaian yang kita pakai. Keluarga tempat berbagi perasaan. Mengapa harus bersedih?
     Jangan bersedih. Ketika anak kita gagal dalam ujian, lalu kita bersedih. Apakah anak kita menjadi lulus? Saat keluarga kita ada yang meninggal dunia, apakah dia akan hidup kembali? Jika kita rugi dalam bisnis, apakah kita menjadi untung?
      Jangan bersedih. Ketika kita berada di pagi hari. Jangan menunggu datangnya sore hari. Hari ini yang kita jalani, bukan hari kemarin. Juga bukan hari esok yang belum pasti datangnya. Mari kita nikmati dan syukuri hari ini. Hari ini milik kita.
      Jangan bersedih. Mari kita jalani hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian. Jika hari ini kita minum air jernih yang segar, mengapa kita harus bersedih dengan air asin yang kita minum kemarin. Atau mengkhawatikan air pahit esok hari yang belum tentu terjadi?
       Hal itu akan membuat kita bertekad dalam hati. Hanya hari ini kesempatan saya. Cuma saat ini waktu saya. Saya manfaatkan dengan maksimal. Berbicara yang bermanfaat. Berkata yang baik-baik saja. Tidak berkata yang jelek dan kotor. Tidak akan mencela dan menghardik. Tidak membicarakan kejelekan orang lain. Tak berbuat yang sia-sia.
      Ya Allah. Kami berlindung kepada-Mu, dari kesedihan dan kecemasan. Dari kemalasan dan kebakhilan. Dari sifat pengecut, beban utang, dan tekanan orang jahat. Cukuplah Allah bagi kita. Dia sebaik-baik pelindung. Amin.
AYO TERTAWA YANG WAJAR
     Tertawa yang wajar itu bagaikan “obat” bagi kesedihan. Laksana “pil kuat” untuk kegalauan.  Pengaruh tertawa yang wajar amat kuat. Membuat hati bergembira. Hati menjadi berbahagia. Lingkungan menjadi menyenangkan.
      Sahabat Nabi berkata, ”Nabi Muhammad kadang kala tertawa, sehingga tampak gigi gerahamnya.” Tertawa merupakan puncak kegembiraan. Titik tertinggi keceriaan. Ujung perasaan kesenangan.
      Nabi bersabda, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Bahkan Nabi Sulaiman tertawa. Alquran surah Annaml ayat 19. ”Maka Sulaiman tertawa karena mendengarkan perkataan semut.”
      Salah satu nikmat Allah untuk penghuni surga ialah tertawa. Alquran surah Almutaffifin ayat 34. “Maka pada hari ini, orang-orang beriman menertawakan orang-orang kafir.”
      Namun, jangan tertawa berlebihan. Nabi bersabda,“Jangan engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” Mari kita tertawa yang wajar saja.
      Jangan tertawa sinis dan penuh kesombongan. Sebagaimana dilakukan orang-orang kafir. Alquran surah Azzukruf ayat 47. “…tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat Kami. Dengan serta merta mereka menertawakannya.”
       Pada umumnya, semua orang senang wajah yang murah senyum. Suka dengan muka yang selalu tampak ceria. Hal itu merupakan cermin kemurahan hati. Kelapangan dada, dan kedermawanan.
      Pada dasarnya, Islam dibangun berdasarkan prinsip keseimbangan. Moderat dalam hal akidah, ibadah, budi pekerti, dan perilaku. Pertengahan dalam bersikap. Islam tidak mengenal kemuraman yang menakutkan, maupun tertawa lepas tak beraturan.
      Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan penuh wibawa dan ringan langkah yang terarah.  Menganjurkan perbuatan yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.
     Imam Gazali melontarkan humor, “Benda apakah yang paling tajam di dunia ini? Muridnya menjawab degan berbagai jawaban. Antara lain: pisau, silet, pedang dan semacamnya. Imam Gazali menjawab “Betul, semua benda yang kalian sebutkan itu tajam. Tetapi ada yang lebih tajam dari itu semua, yaitu LIDAH”.
       Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasul, apakah engkau pernah bersenda gurau? Nabi menjawab,” Benar, hanya saya selalu berkata benar.”
      Nabi bergurau, “Naikkan barang-barangmu ke punggung anak unta di sebelah sana!” Sahabat bingung, “Ya Rasul, bagaimana anak unta mampu memikul beban berat?. Nabi menjawab,”Saya tidak bilang anak unta itu kecil. Semua unta kan lahir dari ibu unta.”
     Seorang wanita tua bertanya, “Ya Nabi, apakah wanita tua seperti saya layak masuk surga?” Nabi menjawab, “Maaf, Bu. Di surga tidak ada wanita tua”. Wanita itu menangis. Nabi menjelaskan,” Semua orang yang masuk surga, akan menjadi muda lagi.” Wanita tua itu tersenyum.
      Sungguh, manusia membutuhkan senyuman. Memerlukan humor yang menghibur. Tidak menghina siapa pun. Tak merendahkan apa pun. Semua orang senang dengan wajah yang selalu berseri-seri. Hati yang lapang dalam menerima perbedaan. Budi pekerti yang luhur. Perilaku yang lembut. Pembawaan yang tidak kasar.
     Jadi, janganlah kita bersedih. Lontarkan humor yang cedas. Humor yang tidak menyinggung siapa pun. Tak menghina apa pun. Mari kita tersenyum. Ayo tertawa yang wajar. Kehidupan akan terasa lebih indah, ceria, dan memesona. Semoga.
Daftar Pustaka
1. al-Qarni, Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.

Monday, May 8, 2017

66. KOTA MEKAH

KOTA MEKAH YANG ISTIMEWA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

           Kota Mekah terletak di sebelah barat Arab Saudi. Di daerah Hijaz. Berada sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Luasnya 1.200 km persegi. Koordinat geografi kota Mekah 21°25′ LU 39°49′ BT. Mekah dikelilingi gunung. Terutama di sekitar Kakbah. Dataran rendah di sekitar Mekah disebut “Bathak”. Makla berada di sebelah timur Masjidilharam. Daerah di sebelah barat daya Masjidilharam disebut Misfalah.
        Nabi Muhammad adalah penduduk Makla. Nabi lahir dan tinggal di Makla. Ketika penaklukan Mekah. Tanpa pertumpahan darah. Nabi dan pasukannya masuk lewat Makla.
         Terdapat tiga pintu utama masuk kota Mekah. Yaitu Makla, Misfalah, dan Syubaikah. Di Makla terdapat kuburan para sahabat dan syuhada. Yaitu orang yang mati syahid. Meninggal karena membela agama Allah.
KEISTIMEWAAN MEKAH
      Tempat dibangunnya Baitullah, “rumah Allah”. Kota kelahiran Nabi Muhammad, rasul akhir zaman. Tempat kiblat  beribadah umat Islam seluruh dunia. Semua umat Islam yang mampu wajib mengunjunginya..
      Tanah suci yang aman. Tidak boleh terjadi pertumpahan darah. Bisa menghapuskan dosa yang lalu.  Tempat disyariatkan melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Tidak ada tempat lain, yang diwajibkan mengunjunginya, bagi yang mampu, selain Mekah. 
     Tak ada lokasi lain, yang diwajibkan menghadap dan melambaikan tangan. Selain Kakbah, Hajar Aswad, dan Rukun Yamani. Salat di Masjidilharam, Mekah berpahala 100 ribu kali masjid lain. Selain salat di Masjid Nabawi, Madinah berpahala 1.000 kali.
      Dilarang menghadap atau membelakangi Mekah, ketika buang hajat. Dilarang membawa senjata. Orang yang berniat jahat, langsung mendapatkan balasannya. Meskipun belum melakukan kejahatan. Berbuat jahat di Mekah, dosanya berlipat ganda. Semua orang kafir dilalarang masuk kota Mekah. 
      Terdapat tempat “Mustajab”. Semua doa pasti akan dikabulkan Allah. Mekah dijaga para malaikat. “Dajjal” tidak bisa masuk kedalamnya.
BATAS TANAH SUCI MEKAH
      Luas tanah suci Mekah sekitar 1.200 km persegi. Keliling kota Mekah 127 km.       Batas arah utara. Yaitu Masjid Tanim atau Masjid Syayidah Aisyah, istri Nabi.  Sekitar 8 km dari Masjidilharam. Berada di tepi jalan raya antara Mekah dengan Madinah. Batas tanah suci paling dekat.
      Batas arah timur laut. Yaitu Masjid Jikronah. Berada di perkampungan Wadi Saraf. Berjarak 24 km dari Masjidilharam. Batas arah timur. Yaitu Wadi Nakhlah. Sejauh 13 km dari Masjidilharam.
      Batas arah tenggara. Yaitu bukit Arafah. Berjarak 22 km dari Masjidilharam. Batas arah selatan.  Yaitu Adlat Laban, berupa bukit berwarna putih susu. Berjarak 16 km dari Masjidilharam. Batas arah barat. Masjid Hudaibiyah. Sejauh 22 km dari Masjidilharam.
BATAS MIKAT IHRAM HAJI DAN UMRAH
      Mikat makani ialah batas tempat mulai berihram haji maupun umrah. Terdapat lima lokasi batas mikat makani. Pertama, Zulhulaifah atau Bir Ali, untuk Jemaah berasal dari arah Madinah. Berjarak sekitar 410 km dari Mekah, dan 10 km dari Masjid Nabawi, Madinah.
      Kedua, Juhfah, dari arah Syam atau Siria. Berjarak 187 km dari Mekah. Ketiga, Qarnul Manazil, dari arah Najad. Sekitar 80 km dari Mekah. Keempat, Yalamlam, dari arah Yaman. Berjarak 130 km dari Mekah. Kelima, Zatu Irqin, dari arah Irak. Sejauh 90 km dari Mekah. 
      Miqat zamani adalah batas waktu ihram haji. Menurut sebagian besar ulama, batas waktu ihram haji sejak 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijah.
BANGUNAN MASJIDILHARAM
      Masjidilharam merupakan sebuah masjid di pusat kota Mekah. Masjid terbesar di dunia. Merupakan tujuan utama dalam ibadah haji maupun umrah.  Masjidilharam dibangun mengelilingi Kakbah. Yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam seluruh dunia. Ketika mengerjakan ibadah salat.
      Bangunan Masjidilharam berlantai tiga. Memiliki sembilan menara. Delapan menara berada di pintu masuk utama. Satu menara terletak di bukit Safa, tempat memulai perjalanan sai. Masjidilharam berada di dataran rendah.
      Pendingin udara dan tangga berjalan elektronik. Dipasang di semua lantai. Ruangan bawah tanah untuk tempat wudu dan toilet. Terowongan bawah tanah untuk saluran air, penampungan air hujan dan  tempat kendaraan.
      Luas Masjidilharam sekitar 400 ribu meter persegi. Mampu menampung jemaah 900 ribu orang. Pada musim haji, menampung Jemaah sampai 4 juta orang. Lantai Masjidilharam diberi tanda garis melingkar. Memudahkan Jemaah membuat saf menghadap Kakbah. 
      Di dalam Masjidilharam terdapat Kakbah, sumur air zam-zam, Makam Ibrahim, dan Hijir Ismail. Di pojok selatan terdapat bukit Safa. Di pojok utara terdapat bukit Marwa.
      Bangunan tempat perjalanan sai memanjang dari selatan ke utara. Di sisi bagian timur Masjidilharam. Berada di lantai 1, 2, dan 3. Juga, disiapkan tempat khusus untuk Jemaah yang menggunakan kursi roda. Di lantai 2 dan 3.
BANGUNAN KAKBAH
      Kakbah berupa bangunan tembok berbentuk “balok”. Tinggi temboknya 14 meter. Jarak tembok sebelah timur, dari Hajar Aswad ke Hijir Ismail 12,84 meter. Panjang tembok utara, sisi Hijir Ismail 11,28 meter.
      Panjang tembok di sebelah barat, dari sisi Hijir Ismail ke Rukun Yamani 12,11 meter. Tembok antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad 11,52 meter.
HAJAR ASWAD
      Hajar Aswad atau “Batu Hitam” tertanam di pojok Kakbah. Berada di sudut tenggara Kakbah. Posisi Hajar Aswad 1,1 meter dari lantai. Panjangnya  25 cm, dan lebar 17 cm. Awalnya, Hajar Aswad berupa  satu bongkah batu. Sekarang menjadi 8 gugusan batu kecil, karena pernah pecah. Hajar Aswad dilapisi dengan perak.
HIJIR ISMAIL
      Hijir Ismail merupakan bangunan terbuka. Berbentuk setengah lingkaran. Berada di sisi utara Kakbah. Hijir Ismail tempat Nabi Ismail dan Hajar, ibunya, bertempat tinggal.
      Kaum Quraisy merenovasi Kakbah. Menggunakan sumbangan dana yang “halal”. Tidak menerima dana yang “haram”. Kaum Quraisy kekurangan dana yang “baik”. Sehingga Kakbah “terpotong”. Hijir Ismail termasuk bagian dalam Kakbah. Ketika melakukan tawaf, harus di luar Hijir Ismail. Salat di Hijir Ismail bernilai sama dengan salat di dalam Kakbah.
MAKAM IBRAHIM
      Makam Ibrahim merupakan tempat kaki Nabi Ibrahim berpijak. Sebuah batu yang dibawa Nabi Ismail. Digunakan untuk membangun Kakbah. Setiap kali bangunan Kakbah bertambah tinggi, Makam Ibrahim juga ikut naik.
AIR ZAMZAM
      Sumur air zamzam terletak 21 meter di sebelah tenggara Kakbah. Dulu sumur zamzam dapat dilihat dari luar. Ditutupi pagar kaca tebal. Dapat diambil airnya dengan timba atau gayung. Kedalaman air zamzam dari bibir sumur sekitar 4 meter. Kedalaman air zamzam dari bibir sumur sampai dasar sumur sekitar 30 meter. Sekarang sumur air zamzam ditutup untuk memperluas daerah tawaf.
PINTU, KUNCI, DAN GEMBOK KAKBAH
      Pintu Kakbah berada 2,25 meter dari lantai. Tinggi pintunya 3,1 meter, dan lebarnya 1,9 meter. Diberi tulisan kaligrafi ayat-ayat Alquran. Panjang kunci Kakbah 40 cm. Ukuran gembok pintu Kakbah. Panjangnya 34 cm, lebar setiap sisinya 6 cm. 
ATAP DAN TANGGA KAKBAH
      Atap Kakbah dua lapis. Lapisan atas dilapisi marmer putih. Dikelilingi tembok setinggi 80 cm. Di atasnya ditancapkan kayu. Untuk mengikat tali kiswah.
      Di bagian atap Kakbah terdapat lubang pintu untuk naik ke atas.  Yang ditutup pintu baja. Ukuran lubang pintu atap, panjangnya 1,27 m, dan lebarnya 1,04 m.
       Naik ke atas Kakbah. Melalui tangga di dalam Kakbah. Jumlah anak tangga 35 buah. Tinggi setiap anak tangga 35 cm, lebarnya 75 cm. 
KAIN KISWAH KAKBAH 
      Kain kiswah dibuat dari sutera hitam. Diberi rajutan ayat Alquran. Kain kiswah dibuat 5 lembar, 4 lembar dipasang di sisi Kakbah, dan 1 lembar menutupi pintu. Sepertiga bagian atas pintu diberi sabuk kiswah. Kain kiswah diganti setiap tahun. Setiap hari raya Iduladha, Kakbah dibungkus kain kiswah baru.
MULTAZAM
     Multazam ialah daerah antara Hajar Aswad dengan pintu Kakbah. Lebarnya sekitar 2 meter. Termasuk tempat yang mustajab.
TALANG AIR KAKBAH
      Talang air berada di atas Kakbah sisi utara. Di atas Hijir Ismail. Tempat saluran air hujan dan air cucian Kakbah. 
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.