Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, July 2, 2017

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. PRIBADI NABI

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119.PRIBADI NABI

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

Saturday, July 1, 2017

118. TSALABAH

TSA’LABAH, PENDOSA YANG BERTOBAT.
NABI MENGURUS JENAZAHNYA.
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Tsa’labah bin Abdurrahman, seorang sahabat Nabi. Sekaligus pelayan Nabi. Pada suatu hari. Dia berjalan di depan sebuah rumah. Milik seorang wanita Ansar. Pintu rumah terbuka. Tsa’labah memandang ke dalamnya.
      Wanita Ansar sedang mandi. Tsa’labah terpesona beberapa saat. Melihat pemandangan tersebut. Beberapa waktu kemudian. Dia tersadar. Dia amat takut dan malu. Kalau Nabi mengetahui perbuatannya.
      Apalagi jika turun wahyu. Yang menjelaskan perbuatan maksiatnya. Tsa’labah  segera berlari menjauh. Bersembunyi di pegunungan. Di antara Mekah dan Madinah. Ada yang meriwayatkan. Tsa’labah terjerumus perzinaan.
      Nabi merasa kehilangan sahabatnya. Nabi mencari-cari pelayannya. Menanyakan kepada para sahabatnya. Tetapi, tak ada seorang pun yang mengetahui. Tsa’labah menghilang secara “misterius”.
      Waktu berjalan 40 hari. Nabi mendapatkan wahyu. Malaikat Jibril memberi tahu  Nabi. Tsa’labah bersembunyi di pegunungan. Terletak di antara Mekah dan Madinah. Nabi mengutus Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi untuk mencarinya. Membawa Tsa’labah pulang ke Madinah.
      Kedua sahabat mencari Tsa’labah. Keberadaan Tsa’labah sulit ditemukan. Pada malam hari. Mereka bertemu seorang pengembala. Yang bernama Dzufafa. Umar bin Khattab bertanya kepadanya. Dzufafa berkata,”Mungkin yang kalian maksudkan,  seorang pemuda yang melarikan diri dari neraka Jahanam?”
     “Bagaimana kau tahu, dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar bin Khattab. “Pada tengah malam. Dia keluar dari kelompok kami. Dia naik ke atas bukit. Dia menangis tersedu-sedu. Sambil meletakkan tangan di atas kepalanya,” jawab Dzufafah.
     Dia menangis histeris,”Ya Allah, ampunilah dosaku. Ya Allah. janganlah Engkau menelanjangiku di pengadilan akhirat nanti.” “Ya, benar. Orang itu yang kami cari” kata Umar dan Salman serentak. 
      Dzufafa mengantar kedua sahabat. Menuju tempat Tsa’labah berada. Ketika bertemu Tsa’labah mereka menyampaikan salam Nabi. Dan menjelaskan tugas yang diberikan kepada mereka.
     Tsa’labah berkata,” Apakah Nabi mengetahui dosaku?” “Aku tak tahu,”kata Umar bin Khattab. Tetapi, Nabi menyebut namamu dengan suara lirih. Kemudian mengutus kami dengan sembunyi. Untuk menjemputmu.”
      Tsa’labah berkata,”Wahai Umar, pertemukan aku dengan Nabi. Ketika Nabi sedang salat. Atau Bilal sedang ikamah.” Umar menjawab,”Baiklah.” Mereka bertiga kembali ke Madinah.
    Mereka langsung menuju masjid. Ketika Nabi sedang salat.  Begitu mendengar suara Nabi, Tsa’labah pingsan. Tsa’labah amat rindu mendengarkan suara Nabi. Dia sangat kangen berjumpa dengan Nabi. Tetapi, juga merasa ketakutan. Akan dimarahi Nabi. Karena perbuatan dosanya.
     Konflik perasaan begitu mendalam. Mencapai puncaknya. Ketika mendengar suara Nabi. Tsa’labah jatuh pingsan. Nabi menutup salatnya. Dengan mengucap salam. Nabi melihat Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi.
      Nabi diajak menjumpai Tsa’labah. Yang sedang pingsan. Nabi mengangkat   kepalanya. Di taruh di pangkuan beliau. Nabi berusaha menyadarkannya. Begitu tersadar. Nabi bersabda,”Wahai Tsa’labah, apa yang membuatmu lari dariku?” “Dosaku. Ya, Rasulullah,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Maukah kamu kuajarkan suatu bacaan. Yang bisa menghapus dosa dan kesalahan.” Tsa’labah mengiyakan. Nabi bersabda,”Ucapkan: Allahumma rabbana atina fiddunya hasanah, wafil ahirati hasanah, waqina adabannar.”  Ya Allah. Bahagiakan hidup kami di dunia dan di akhirat. Jauhkan kami dari siksa api neraka.
    Tsa’labah berkata,”Ya Rasulullah. Dosaku lebih besar daripada itu.” Nabi bersabda,” Tetapi, ampunan Allah lebih besar.” Tsa’labah diam saja. Dia  merasa dosanya amat besar. Nabi menyuruh Tsa’labah pulang.
     Tsa’labah jatuh sakit. Selama tiga hari dia berbaring. Di tempat tidurnya. Salman Al-Farisi melaporkan kesadaan Tsalabah kepada Nabi. Nabi mengunjunginya. Kepala Tsa’labah ditaruh di pangkuan beliau.
     Tsa’labah menarik kepalanya. Nabi bersabda,”Mengapa kamu menarik kepalamu dari pangkuanku. Ya, Tsa’labah?” “Karena  saya penuh dosa. Ya, Rasul,”jawab Tsa’labah. Nabi bersabda,” Apakah yang kamu rasakan?” “Saya merasakan banyak semut merayap di sekujur kulit dan tulangku. Ya Nabi,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Apakah yang kamu inginkan?” Ampunan Allah,” jawab Tsa’labah. Nabi memberikan pengajaran tentang hakikat dosa dan tobat. Tentang keluasan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun. Manusia dilarang berputus asa dari ramat Allah.
     Tsa’labah amat menyesal. Dia merasa telah berbuat dosa. Air matanya bercucuran. Wajahnya menampakkan penyesalan mendalam. Mendadak, dia teringat dosanya. Dia berteriak penuh ketakutan. Dia meninggal dunia.
     Nabi mengajak beberapa sahabat mengurus jenazahnya. Nabi ikut memandikan dan mengafaninya. Ikut menyalati memikul jenazahnya. Nabi berjalan sambil berjinjit. Berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak.
      Sahabat bertanya,” Wahai Nabi, saya melihat engkau berjalan berjinjit. Apakah yang terjadi?” Nabi bersabda,”Aku hampir tak  bisa meletakkan kakiku di tanah. Karena banyaknya malaikat yang ikut mengiringi jenazahnya.”
 Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.
     






118. TSALABAH

TSA’LABAH, PENDOSA YANG BERTOBAT.
NABI MENGURUS JENAZAHNYA.
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Tsa’labah bin Abdurrahman, seorang sahabat Nabi. Sekaligus pelayan Nabi. Pada suatu hari. Dia berjalan di depan sebuah rumah. Milik seorang wanita Ansar. Pintu rumah terbuka. Tsa’labah memandang ke dalamnya.
      Wanita Ansar sedang mandi. Tsa’labah terpesona beberapa saat. Melihat pemandangan tersebut. Beberapa waktu kemudian. Dia tersadar. Dia amat takut dan malu. Kalau Nabi mengetahui perbuatannya.
      Apalagi jika turun wahyu. Yang menjelaskan perbuatan maksiatnya. Tsa’labah  segera berlari menjauh. Bersembunyi di pegunungan. Di antara Mekah dan Madinah. Ada yang meriwayatkan. Tsa’labah terjerumus perzinaan.
      Nabi merasa kehilangan sahabatnya. Nabi mencari-cari pelayannya. Menanyakan kepada para sahabatnya. Tetapi, tak ada seorang pun yang mengetahui. Tsa’labah menghilang secara “misterius”.
      Waktu berjalan 40 hari. Nabi mendapatkan wahyu. Malaikat Jibril memberi tahu  Nabi. Tsa’labah bersembunyi di pegunungan. Terletak di antara Mekah dan Madinah. Nabi mengutus Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi untuk mencarinya. Membawa Tsa’labah pulang ke Madinah.
      Kedua sahabat mencari Tsa’labah. Keberadaan Tsa’labah sulit ditemukan. Pada malam hari. Mereka bertemu seorang pengembala. Yang bernama Dzufafa. Umar bin Khattab bertanya kepadanya. Dzufafa berkata,”Mungkin yang kalian maksudkan,  seorang pemuda yang melarikan diri dari neraka Jahanam?”
     “Bagaimana kau tahu, dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar bin Khattab. “Pada tengah malam. Dia keluar dari kelompok kami. Dia naik ke atas bukit. Dia menangis tersedu-sedu. Sambil meletakkan tangan di atas kepalanya,” jawab Dzufafah.
     Dia menangis histeris,”Ya Allah, ampunilah dosaku. Ya Allah. janganlah Engkau menelanjangiku di pengadilan akhirat nanti.” “Ya, benar. Orang itu yang kami cari” kata Umar dan Salman serentak. 
      Dzufafa mengantar kedua sahabat. Menuju tempat Tsa’labah berada. Ketika bertemu Tsa’labah mereka menyampaikan salam Nabi. Dan menjelaskan tugas yang diberikan kepada mereka.
     Tsa’labah berkata,” Apakah Nabi mengetahui dosaku?” “Aku tak tahu,”kata Umar bin Khattab. Tetapi, Nabi menyebut namamu dengan suara lirih. Kemudian mengutus kami dengan sembunyi. Untuk menjemputmu.”
      Tsa’labah berkata,”Wahai Umar, pertemukan aku dengan Nabi. Ketika Nabi sedang salat. Atau Bilal sedang ikamah.” Umar menjawab,”Baiklah.” Mereka bertiga kembali ke Madinah.
    Mereka langsung menuju masjid. Ketika Nabi sedang salat.  Begitu mendengar suara Nabi, Tsa’labah pingsan. Tsa’labah amat rindu mendengarkan suara Nabi. Dia sangat kangen berjumpa dengan Nabi. Tetapi, juga merasa ketakutan. Akan dimarahi Nabi. Karena perbuatan dosanya.
     Konflik perasaan begitu mendalam. Mencapai puncaknya. Ketika mendengar suara Nabi. Tsa’labah jatuh pingsan. Nabi menutup salatnya. Dengan mengucap salam. Nabi melihat Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi.
      Nabi diajak menjumpai Tsa’labah. Yang sedang pingsan. Nabi mengangkat   kepalanya. Di taruh di pangkuan beliau. Nabi berusaha menyadarkannya. Begitu tersadar. Nabi bersabda,”Wahai Tsa’labah, apa yang membuatmu lari dariku?” “Dosaku. Ya, Rasulullah,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Maukah kamu kuajarkan suatu bacaan. Yang bisa menghapus dosa dan kesalahan.” Tsa’labah mengiyakan. Nabi bersabda,”Ucapkan: Allahumma rabbana atina fiddunya hasanah, wafil ahirati hasanah, waqina adabannar.”  Ya Allah. Bahagiakan hidup kami di dunia dan di akhirat. Jauhkan kami dari siksa api neraka.
    Tsa’labah berkata,”Ya Rasulullah. Dosaku lebih besar daripada itu.” Nabi bersabda,” Tetapi, ampunan Allah lebih besar.” Tsa’labah diam saja. Dia  merasa dosanya amat besar. Nabi menyuruh Tsa’labah pulang.
     Tsa’labah jatuh sakit. Selama tiga hari dia berbaring. Di tempat tidurnya. Salman Al-Farisi melaporkan kesadaan Tsalabah kepada Nabi. Nabi mengunjunginya. Kepala Tsa’labah ditaruh di pangkuan beliau.
     Tsa’labah menarik kepalanya. Nabi bersabda,”Mengapa kamu menarik kepalamu dari pangkuanku. Ya, Tsa’labah?” “Karena  saya penuh dosa. Ya, Rasul,”jawab Tsa’labah. Nabi bersabda,” Apakah yang kamu rasakan?” “Saya merasakan banyak semut merayap di sekujur kulit dan tulangku. Ya Nabi,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Apakah yang kamu inginkan?” Ampunan Allah,” jawab Tsa’labah. Nabi memberikan pengajaran tentang hakikat dosa dan tobat. Tentang keluasan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun. Manusia dilarang berputus asa dari ramat Allah.
     Tsa’labah amat menyesal. Dia merasa telah berbuat dosa. Air matanya bercucuran. Wajahnya menampakkan penyesalan mendalam. Mendadak, dia teringat dosanya. Dia berteriak penuh ketakutan. Dia meninggal dunia.
     Nabi mengajak beberapa sahabat mengurus jenazahnya. Nabi ikut memandikan dan mengafaninya. Ikut menyalati memikul jenazahnya. Nabi berjalan sambil berjinjit. Berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak.
      Sahabat bertanya,” Wahai Nabi, saya melihat engkau berjalan berjinjit. Apakah yang terjadi?” Nabi bersabda,”Aku hampir tak  bisa meletakkan kakiku di tanah. Karena banyaknya malaikat yang ikut mengiringi jenazahnya.”
 Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.
     






118. TSALABAH

TSA’LABAH, PENDOSA YANG BERTOBAT.
NABI MENGURUS JENAZAHNYA.
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Tsa’labah bin Abdurrahman, seorang sahabat Nabi. Sekaligus pelayan Nabi. Pada suatu hari. Dia berjalan di depan sebuah rumah. Milik seorang wanita Ansar. Pintu rumah terbuka. Tsa’labah memandang ke dalamnya.
      Wanita Ansar sedang mandi. Tsa’labah terpesona beberapa saat. Melihat pemandangan tersebut. Beberapa waktu kemudian. Dia tersadar. Dia amat takut dan malu. Kalau Nabi mengetahui perbuatannya.
      Apalagi jika turun wahyu. Yang menjelaskan perbuatan maksiatnya. Tsa’labah  segera berlari menjauh. Bersembunyi di pegunungan. Di antara Mekah dan Madinah. Ada yang meriwayatkan. Tsa’labah terjerumus perzinaan.
      Nabi merasa kehilangan sahabatnya. Nabi mencari-cari pelayannya. Menanyakan kepada para sahabatnya. Tetapi, tak ada seorang pun yang mengetahui. Tsa’labah menghilang secara “misterius”.
      Waktu berjalan 40 hari. Nabi mendapatkan wahyu. Malaikat Jibril memberi tahu  Nabi. Tsa’labah bersembunyi di pegunungan. Terletak di antara Mekah dan Madinah. Nabi mengutus Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi untuk mencarinya. Membawa Tsa’labah pulang ke Madinah.
      Kedua sahabat mencari Tsa’labah. Keberadaan Tsa’labah sulit ditemukan. Pada malam hari. Mereka bertemu seorang pengembala. Yang bernama Dzufafa. Umar bin Khattab bertanya kepadanya. Dzufafa berkata,”Mungkin yang kalian maksudkan,  seorang pemuda yang melarikan diri dari neraka Jahanam?”
     “Bagaimana kau tahu, dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar bin Khattab. “Pada tengah malam. Dia keluar dari kelompok kami. Dia naik ke atas bukit. Dia menangis tersedu-sedu. Sambil meletakkan tangan di atas kepalanya,” jawab Dzufafah.
     Dia menangis histeris,”Ya Allah, ampunilah dosaku. Ya Allah. janganlah Engkau menelanjangiku di pengadilan akhirat nanti.” “Ya, benar. Orang itu yang kami cari” kata Umar dan Salman serentak. 
      Dzufafa mengantar kedua sahabat. Menuju tempat Tsa’labah berada. Ketika bertemu Tsa’labah mereka menyampaikan salam Nabi. Dan menjelaskan tugas yang diberikan kepada mereka.
     Tsa’labah berkata,” Apakah Nabi mengetahui dosaku?” “Aku tak tahu,”kata Umar bin Khattab. Tetapi, Nabi menyebut namamu dengan suara lirih. Kemudian mengutus kami dengan sembunyi. Untuk menjemputmu.”
      Tsa’labah berkata,”Wahai Umar, pertemukan aku dengan Nabi. Ketika Nabi sedang salat. Atau Bilal sedang ikamah.” Umar menjawab,”Baiklah.” Mereka bertiga kembali ke Madinah.
    Mereka langsung menuju masjid. Ketika Nabi sedang salat.  Begitu mendengar suara Nabi, Tsa’labah pingsan. Tsa’labah amat rindu mendengarkan suara Nabi. Dia sangat kangen berjumpa dengan Nabi. Tetapi, juga merasa ketakutan. Akan dimarahi Nabi. Karena perbuatan dosanya.
     Konflik perasaan begitu mendalam. Mencapai puncaknya. Ketika mendengar suara Nabi. Tsa’labah jatuh pingsan. Nabi menutup salatnya. Dengan mengucap salam. Nabi melihat Umar bin Khattab dan Salman Al-Farisi.
      Nabi diajak menjumpai Tsa’labah. Yang sedang pingsan. Nabi mengangkat   kepalanya. Di taruh di pangkuan beliau. Nabi berusaha menyadarkannya. Begitu tersadar. Nabi bersabda,”Wahai Tsa’labah, apa yang membuatmu lari dariku?” “Dosaku. Ya, Rasulullah,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Maukah kamu kuajarkan suatu bacaan. Yang bisa menghapus dosa dan kesalahan.” Tsa’labah mengiyakan. Nabi bersabda,”Ucapkan: Allahumma rabbana atina fiddunya hasanah, wafil ahirati hasanah, waqina adabannar.”  Ya Allah. Bahagiakan hidup kami di dunia dan di akhirat. Jauhkan kami dari siksa api neraka.
    Tsa’labah berkata,”Ya Rasulullah. Dosaku lebih besar daripada itu.” Nabi bersabda,” Tetapi, ampunan Allah lebih besar.” Tsa’labah diam saja. Dia  merasa dosanya amat besar. Nabi menyuruh Tsa’labah pulang.
     Tsa’labah jatuh sakit. Selama tiga hari dia berbaring. Di tempat tidurnya. Salman Al-Farisi melaporkan kesadaan Tsalabah kepada Nabi. Nabi mengunjunginya. Kepala Tsa’labah ditaruh di pangkuan beliau.
     Tsa’labah menarik kepalanya. Nabi bersabda,”Mengapa kamu menarik kepalamu dari pangkuanku. Ya, Tsa’labah?” “Karena  saya penuh dosa. Ya, Rasul,”jawab Tsa’labah. Nabi bersabda,” Apakah yang kamu rasakan?” “Saya merasakan banyak semut merayap di sekujur kulit dan tulangku. Ya Nabi,” kata Tsa’labah.
      Nabi bersabda,”Apakah yang kamu inginkan?” Ampunan Allah,” jawab Tsa’labah. Nabi memberikan pengajaran tentang hakikat dosa dan tobat. Tentang keluasan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun. Manusia dilarang berputus asa dari ramat Allah.
     Tsa’labah amat menyesal. Dia merasa telah berbuat dosa. Air matanya bercucuran. Wajahnya menampakkan penyesalan mendalam. Mendadak, dia teringat dosanya. Dia berteriak penuh ketakutan. Dia meninggal dunia.
     Nabi mengajak beberapa sahabat mengurus jenazahnya. Nabi ikut memandikan dan mengafaninya. Ikut menyalati memikul jenazahnya. Nabi berjalan sambil berjinjit. Berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak.
      Sahabat bertanya,” Wahai Nabi, saya melihat engkau berjalan berjinjit. Apakah yang terjadi?” Nabi bersabda,”Aku hampir tak  bisa meletakkan kakiku di tanah. Karena banyaknya malaikat yang ikut mengiringi jenazahnya.”
 Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.