Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, June 13, 2018

881. BERANI

HARUS ADA ORANG YANG BERANI
MENGHENTIKAN KEZALIMAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Dikisahkan tentang tiga orang yang saleh, baik, dan berbudi luhur sedang berada di masjid. Tiga orang yang taat dan bersungguh-sungguh beribadah ikhlas karena mengharapkan rida Allah sedang duduk berjauhan, berzikir, dan membaca Al-Quran.
      Pak Joko (duduk paling kiri) orang baik, Pak Toni (duduk di tengah) orang yang lebih baik, dan Pak Sanusi (duduk paling kanan ) orang yang sangat baik.
     Ali Baba datang menghampiri mereka dari arah depan dan ingin membuktikan siapakah orang yang paling saleh di antara ketiganya. Ali Baba mendekati Pak Joko  yang duduk paling kiri sambil berucap,“Assalamu alaikum.” Tidak terdengar jawaban, karena Pak Joko sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Joko, “Plak!” Pak Joko diam saja dan tidak bereaksi apa pun. Pak Joko orang baik yang tidak merasa disakiti orang lain dan tidak ingin membalas orang yang menyakitinya. Ali Baba Bergumam,”Dia orang yang baik.”
    Ali Baba menghampiri Pak Toni yang duduk di tengah, “Assalamu alaikum.“ Tidak terdengar jawaban, karena Pak Toni sedang khusuk berzikir memuji Allah. Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Toni, “Plak!” Pak Toni memandang Ali Baba sambil berkata lembut, “Maaf, apakah tanganmu tidak sakit?”
     Pak Toni tidak merasa tersakiti dan tidak mau membalas orang yang menyakitinya, malahan memikirkan kesehatan orang yang telah menamparnya. “Dia orang yang lebih baik,” kata Ali Baba.
      Ali Baba menghampiri Pak Sanusi yang duduk paling kanan, ingin menguji kebaikan Pak Sanusi. “Katanya dia orang sangat baik,“ gumam Ali Baba.  Kira-kira bagaimana reaksinya.
     Ali Baba mendekat kepada Pak Sanusi sambil berkata, “Assalamu alaikum.”  Tidak terdengar jawaban karena Pak Sanusi sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba menampar pipi Pak Sanusi,“Plak!” Dia diam menunggu reaksi. Ternyata, reaksinya sungguh mengagetkan, karena Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba, “ Plak! Plak!“ Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba dengan dua kali gerakan.
     Ali Baba kaget, “Kata orang-orang, Bapak orang yang sangat baik.“ “Memang benar, tetapi harus ada orang yang berani menghentikan kezalimanmu!“ jawab Pak Sanusi.
      Pak Sanusi melanjutkan, “Sebelum Allah MENGHUKUM SEMUA orang, karena ada orang berbuat zalim, tetapi TIDAK ADA yang BERANI menegurnya. Jika terdapat kemungkaran, tetapi tidak ada seorang pun yang berani untuk berusaha mencegahnya, maka Allah menghukum semua orang.”
      Demikian kisah tentang Pak Joko, Pak Toni, dan Pak Sanusi. Semuanya orang saleh, baik, dan berbudi luhur, tetapi mereka bereaksi yang berbeda dalam menghadapi kemungkaran.
      Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 
      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
      Semoga semua orang yang baik, orang yang lebih baik, dan orang yang sangat baik, dapat akur, damai, rukun, dan mampu memahami perbedaan yang terjadi karena semuanya hanya mengharapkan rida Allah. Amin.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

881. BERANI

HARUS ADA ORANG YANG BERANI
MENGHENTIKAN KEZALIMAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Dikisahkan tentang tiga orang yang saleh, baik, dan berbudi luhur sedang berada di masjid. Tiga orang yang taat dan bersungguh-sungguh beribadah ikhlas karena mengharapkan rida Allah sedang duduk berjauhan, berzikir, dan membaca Al-Quran.
      Pak Joko (duduk paling kiri) orang baik, Pak Toni (duduk di tengah) orang yang lebih baik, dan Pak Sanusi (duduk paling kanan ) orang yang sangat baik.
     Ali Baba datang menghampiri mereka dari arah depan dan ingin membuktikan siapakah orang yang paling saleh di antara ketiganya. Ali Baba mendekati Pak Joko  yang duduk paling kiri sambil berucap,“Assalamu alaikum.” Tidak terdengar jawaban, karena Pak Joko sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Joko, “Plak!” Pak Joko diam saja dan tidak bereaksi apa pun. Pak Joko orang baik yang tidak merasa disakiti orang lain dan tidak ingin membalas orang yang menyakitinya. Ali Baba Bergumam,”Dia orang yang baik.”
    Ali Baba menghampiri Pak Toni yang duduk di tengah, “Assalamu alaikum.“ Tidak terdengar jawaban, karena Pak Toni sedang khusuk berzikir memuji Allah. Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Toni, “Plak!” Pak Toni memandang Ali Baba sambil berkata lembut, “Maaf, apakah tanganmu tidak sakit?”
     Pak Toni tidak merasa tersakiti dan tidak mau membalas orang yang menyakitinya, malahan memikirkan kesehatan orang yang telah menamparnya. “Dia orang yang lebih baik,” kata Ali Baba.
      Ali Baba menghampiri Pak Sanusi yang duduk paling kanan, ingin menguji kebaikan Pak Sanusi. “Katanya dia orang sangat baik,“ gumam Ali Baba.  Kira-kira bagaimana reaksinya.
     Ali Baba mendekat kepada Pak Sanusi sambil berkata, “Assalamu alaikum.”  Tidak terdengar jawaban karena Pak Sanusi sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba menampar pipi Pak Sanusi,“Plak!” Dia diam menunggu reaksi. Ternyata, reaksinya sungguh mengagetkan, karena Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba, “ Plak! Plak!“ Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba dengan dua kali gerakan.
     Ali Baba kaget, “Kata orang-orang, Bapak orang yang sangat baik.“ “Memang benar, tetapi harus ada orang yang berani menghentikan kezalimanmu!“ jawab Pak Sanusi.
      Pak Sanusi melanjutkan, “Sebelum Allah MENGHUKUM SEMUA orang, karena ada orang berbuat zalim, tetapi TIDAK ADA yang BERANI menegurnya. Jika terdapat kemungkaran, tetapi tidak ada seorang pun yang berani untuk berusaha mencegahnya, maka Allah menghukum semua orang.”
      Demikian kisah tentang Pak Joko, Pak Toni, dan Pak Sanusi. Semuanya orang saleh, baik, dan berbudi luhur, tetapi mereka bereaksi yang berbeda dalam menghadapi kemungkaran.
      Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 
      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
      Semoga semua orang yang baik, orang yang lebih baik, dan orang yang sangat baik, dapat akur, damai, rukun, dan mampu memahami perbedaan yang terjadi karena semuanya hanya mengharapkan rida Allah. Amin.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

881. BERANI

HARUS ADA ORANG YANG BERANI
MENGHENTIKAN KEZALIMAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Dikisahkan tentang tiga orang yang saleh, baik, dan berbudi luhur sedang berada di masjid. Tiga orang yang taat dan bersungguh-sungguh beribadah ikhlas karena mengharapkan rida Allah sedang duduk berjauhan, berzikir, dan membaca Al-Quran.
      Pak Joko (duduk paling kiri) orang baik, Pak Toni (duduk di tengah) orang yang lebih baik, dan Pak Sanusi (duduk paling kanan ) orang yang sangat baik.
     Ali Baba datang menghampiri mereka dari arah depan dan ingin membuktikan siapakah orang yang paling saleh di antara ketiganya. Ali Baba mendekati Pak Joko  yang duduk paling kiri sambil berucap,“Assalamu alaikum.” Tidak terdengar jawaban, karena Pak Joko sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Joko, “Plak!” Pak Joko diam saja dan tidak bereaksi apa pun. Pak Joko orang baik yang tidak merasa disakiti orang lain dan tidak ingin membalas orang yang menyakitinya. Ali Baba Bergumam,”Dia orang yang baik.”
    Ali Baba menghampiri Pak Toni yang duduk di tengah, “Assalamu alaikum.“ Tidak terdengar jawaban, karena Pak Toni sedang khusuk berzikir memuji Allah. Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Toni, “Plak!” Pak Toni memandang Ali Baba sambil berkata lembut, “Maaf, apakah tanganmu tidak sakit?”
     Pak Toni tidak merasa tersakiti dan tidak mau membalas orang yang menyakitinya, malahan memikirkan kesehatan orang yang telah menamparnya. “Dia orang yang lebih baik,” kata Ali Baba.
      Ali Baba menghampiri Pak Sanusi yang duduk paling kanan, ingin menguji kebaikan Pak Sanusi. “Katanya dia orang sangat baik,“ gumam Ali Baba.  Kira-kira bagaimana reaksinya.
     Ali Baba mendekat kepada Pak Sanusi sambil berkata, “Assalamu alaikum.”  Tidak terdengar jawaban karena Pak Sanusi sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba menampar pipi Pak Sanusi,“Plak!” Dia diam menunggu reaksi. Ternyata, reaksinya sungguh mengagetkan, karena Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba, “ Plak! Plak!“ Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba dengan dua kali gerakan.
     Ali Baba kaget, “Kata orang-orang, Bapak orang yang sangat baik.“ “Memang benar, tetapi harus ada orang yang berani menghentikan kezalimanmu!“ jawab Pak Sanusi.
      Pak Sanusi melanjutkan, “Sebelum Allah MENGHUKUM SEMUA orang, karena ada orang berbuat zalim, tetapi TIDAK ADA yang BERANI menegurnya. Jika terdapat kemungkaran, tetapi tidak ada seorang pun yang berani untuk berusaha mencegahnya, maka Allah menghukum semua orang.”
      Demikian kisah tentang Pak Joko, Pak Toni, dan Pak Sanusi. Semuanya orang saleh, baik, dan berbudi luhur, tetapi mereka bereaksi yang berbeda dalam menghadapi kemungkaran.
      Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 
      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
      Semoga semua orang yang baik, orang yang lebih baik, dan orang yang sangat baik, dapat akur, damai, rukun, dan mampu memahami perbedaan yang terjadi karena semuanya hanya mengharapkan rida Allah. Amin.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

881. BERANI

HARUS ADA ORANG YANG BERANI
MENGHENTIKAN KEZALIMAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Dikisahkan tentang tiga orang yang saleh, baik, dan berbudi luhur sedang berada di masjid. Tiga orang yang taat dan bersungguh-sungguh beribadah ikhlas karena mengharapkan rida Allah sedang duduk berjauhan, berzikir, dan membaca Al-Quran.
      Pak Joko (duduk paling kiri) orang baik, Pak Toni (duduk di tengah) orang yang lebih baik, dan Pak Sanusi (duduk paling kanan ) orang yang sangat baik.
     Ali Baba datang menghampiri mereka dari arah depan dan ingin membuktikan siapakah orang yang paling saleh di antara ketiganya. Ali Baba mendekati Pak Joko  yang duduk paling kiri sambil berucap,“Assalamu alaikum.” Tidak terdengar jawaban, karena Pak Joko sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Joko, “Plak!” Pak Joko diam saja dan tidak bereaksi apa pun. Pak Joko orang baik yang tidak merasa disakiti orang lain dan tidak ingin membalas orang yang menyakitinya. Ali Baba Bergumam,”Dia orang yang baik.”
    Ali Baba menghampiri Pak Toni yang duduk di tengah, “Assalamu alaikum.“ Tidak terdengar jawaban, karena Pak Toni sedang khusuk berzikir memuji Allah. Ali Baba tiba-tiba menampar pipi Pak Toni, “Plak!” Pak Toni memandang Ali Baba sambil berkata lembut, “Maaf, apakah tanganmu tidak sakit?”
     Pak Toni tidak merasa tersakiti dan tidak mau membalas orang yang menyakitinya, malahan memikirkan kesehatan orang yang telah menamparnya. “Dia orang yang lebih baik,” kata Ali Baba.
      Ali Baba menghampiri Pak Sanusi yang duduk paling kanan, ingin menguji kebaikan Pak Sanusi. “Katanya dia orang sangat baik,“ gumam Ali Baba.  Kira-kira bagaimana reaksinya.
     Ali Baba mendekat kepada Pak Sanusi sambil berkata, “Assalamu alaikum.”  Tidak terdengar jawaban karena Pak Sanusi sedang khusuk berzikir memuji Allah.
      Ali Baba menampar pipi Pak Sanusi,“Plak!” Dia diam menunggu reaksi. Ternyata, reaksinya sungguh mengagetkan, karena Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba, “ Plak! Plak!“ Pak Sanusi membalas menampar pipi Ali Baba dengan dua kali gerakan.
     Ali Baba kaget, “Kata orang-orang, Bapak orang yang sangat baik.“ “Memang benar, tetapi harus ada orang yang berani menghentikan kezalimanmu!“ jawab Pak Sanusi.
      Pak Sanusi melanjutkan, “Sebelum Allah MENGHUKUM SEMUA orang, karena ada orang berbuat zalim, tetapi TIDAK ADA yang BERANI menegurnya. Jika terdapat kemungkaran, tetapi tidak ada seorang pun yang berani untuk berusaha mencegahnya, maka Allah menghukum semua orang.”
      Demikian kisah tentang Pak Joko, Pak Toni, dan Pak Sanusi. Semuanya orang saleh, baik, dan berbudi luhur, tetapi mereka bereaksi yang berbeda dalam menghadapi kemungkaran.
      Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 
      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
      Semoga semua orang yang baik, orang yang lebih baik, dan orang yang sangat baik, dapat akur, damai, rukun, dan mampu memahami perbedaan yang terjadi karena semuanya hanya mengharapkan rida Allah. Amin.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

Tuesday, June 12, 2018

880. NAHI MUNGKAR


AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Amar Makruf dan Nahi Mungkar menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya
     Amar makruf nahi mungkar (menurut KBBI V) dapat diartikan “perintah untuk megerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji (biasa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan perintah dan larangan Allah)”.



      Para ulama menjelaskan bahwa perintah amar makruf dan nahi mungkar terdapat dalam Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 

      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
       Para ulama menjelaskan bahwa amar makruf nahi mungkar adalah suatu perintah yang hukumnya wajib bagi semua umat Islam untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
      Kegiatan amar makruf (mengajak berbuat baik) relatif lebih gampang dan lebih ringan daripada melaksanakan nahi mungkar (menolak kemungkaran), sehingga wajar lebih banyak orang atau kelompok yang lebih suka kegiatan amar makruf saja, daripada melaksanakan nahi mungkar.
      Orang-orang atau kelompok yang diajak amar makruf meskipun tidak mau mengikuti, mereka menolak dengan cara yang baik, tetapi kegiatan nahi mungkar berisiko lebih berat karena orang-orang atau kelompok yang menolaknya dapat melakukan perlawanan dengan cara kasar, menyiksa, bahkan membunuh.
      Mungkin ada benarnya anggapan sebagian orang bahwa hanya orang Islam yang kuat imannya dan memiliki “power” yang berani melaksanakan kegiatan nahi mungkar (mencegah kemungkaran), yang lain kebagian amar makrufnya.
      Nabi bersabda,

 مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

      Nabi bersabda,”Barangsiapa di antaramu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.”
      Jika semua umat Islam tidak mau melaksanakan amar makruf nahi mungkar, maka Allah akan mengirimkan hukuman berupa pemimpin zalim yang menindas umat Islam dan doa umat Islam tidak dikabulkan oleh Allah.
      Nabi bersabda,”Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Jika kamu tidak melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, maka Allah akan memberimu pemimpin orang-orang yang paling jahat di antaramu dan jika orang-orang yang baik-baik di antaramu berdoa memohon kepada Allah, maka doanya tidak dikabulkan.”
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6.    Tafsirq.com online

880. NAHI MUNGKAR


AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Amar Makruf dan Nahi Mungkar menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya
     Amar makruf nahi mungkar (menurut KBBI V) dapat diartikan “perintah untuk megerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji (biasa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan perintah dan larangan Allah)”.



      Para ulama menjelaskan bahwa perintah amar makruf dan nahi mungkar terdapat dalam Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 

      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
       Para ulama menjelaskan bahwa amar makruf nahi mungkar adalah suatu perintah yang hukumnya wajib bagi semua umat Islam untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
      Kegiatan amar makruf (mengajak berbuat baik) relatif lebih gampang dan lebih ringan daripada melaksanakan nahi mungkar (menolak kemungkaran), sehingga wajar lebih banyak orang atau kelompok yang lebih suka kegiatan amar makruf saja, daripada melaksanakan nahi mungkar.
      Orang-orang atau kelompok yang diajak amar makruf meskipun tidak mau mengikuti, mereka menolak dengan cara yang baik, tetapi kegiatan nahi mungkar berisiko lebih berat karena orang-orang atau kelompok yang menolaknya dapat melakukan perlawanan dengan cara kasar, menyiksa, bahkan membunuh.
      Mungkin ada benarnya anggapan sebagian orang bahwa hanya orang Islam yang kuat imannya dan memiliki “power” yang berani melaksanakan kegiatan nahi mungkar (mencegah kemungkaran), yang lain kebagian amar makrufnya.
      Nabi bersabda,

 مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

      Nabi bersabda,”Barangsiapa di antaramu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.”
      Jika semua umat Islam tidak mau melaksanakan amar makruf nahi mungkar, maka Allah akan mengirimkan hukuman berupa pemimpin zalim yang menindas umat Islam dan doa umat Islam tidak dikabulkan oleh Allah.
      Nabi bersabda,”Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Jika kamu tidak melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, maka Allah akan memberimu pemimpin orang-orang yang paling jahat di antaramu dan jika orang-orang yang baik-baik di antaramu berdoa memohon kepada Allah, maka doanya tidak dikabulkan.”
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6.    Tafsirq.com online

880. NAHI MUNGKAR


AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Amar Makruf dan Nahi Mungkar menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya
     Amar makruf nahi mungkar (menurut KBBI V) dapat diartikan “perintah untuk megerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji (biasa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan perintah dan larangan Allah)”.



      Para ulama menjelaskan bahwa perintah amar makruf dan nahi mungkar terdapat dalam Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

      “Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

      “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 41.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
 

      “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.”
       Para ulama menjelaskan bahwa amar makruf nahi mungkar adalah suatu perintah yang hukumnya wajib bagi semua umat Islam untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
      Kegiatan amar makruf (mengajak berbuat baik) relatif lebih gampang dan lebih ringan daripada melaksanakan nahi mungkar (menolak kemungkaran), sehingga wajar lebih banyak orang atau kelompok yang lebih suka kegiatan amar makruf saja, daripada melaksanakan nahi mungkar.
      Orang-orang atau kelompok yang diajak amar makruf meskipun tidak mau mengikuti, mereka menolak dengan cara yang baik, tetapi kegiatan nahi mungkar berisiko lebih berat karena orang-orang atau kelompok yang menolaknya dapat melakukan perlawanan dengan cara kasar, menyiksa, bahkan membunuh.
      Mungkin ada benarnya anggapan sebagian orang bahwa hanya orang Islam yang kuat imannya dan memiliki “power” yang berani melaksanakan kegiatan nahi mungkar (mencegah kemungkaran), yang lain kebagian amar makrufnya.
      Nabi bersabda,

 مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

      Nabi bersabda,”Barangsiapa di antaramu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.”
      Jika semua umat Islam tidak mau melaksanakan amar makruf nahi mungkar, maka Allah akan mengirimkan hukuman berupa pemimpin zalim yang menindas umat Islam dan doa umat Islam tidak dikabulkan oleh Allah.
      Nabi bersabda,”Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Jika kamu tidak melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, maka Allah akan memberimu pemimpin orang-orang yang paling jahat di antaramu dan jika orang-orang yang baik-baik di antaramu berdoa memohon kepada Allah, maka doanya tidak dikabulkan.”
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Kisah Para Sahabat.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6.    Tafsirq.com online