Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, June 4, 2024

33550. JEMAAH HAJI DILARANG RAFAS BICARA PORNO

 




JEMAAH HAJI DILARANG RAFAS BICARA PORNO

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 197.

 

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

 

      (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik dan berbantahhan dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang berakal.

 

 

Asbabun nuzul (penyebab turunnya) ayat 197.

 

1)           Ibnu Abbas berkata,

”Orang Yaman mengerjakan ibadah haji di Mekah tanpa membawa bekal.”

 

2)           Mereka berkata,

”Kami bertawakal (berserah diri) kepada Allah.”

 

 

3)           Tapi setibanya di Madinah, mereka meminta-minta kepada orang-orang.

 

4)    Kemudian Allah menurunkan ayat ini.

 

Di antara larangan selama berihram.

Untuk jamaah haji/umrah adalah:

 

1)    Rafas.

2)    Fasik.

3)    Jidal.

 

Rafas adalah:

 

1)    Perkataan menimbulkan berahi.

2)    Ucapan tak senonoh,

3)    Hubungan seksual.

 

Rafas adalah:

 

1)           Mengeluarkan ucapan tak senonoh  mengandung unsur porno (cabul).

 

2)           Bersenda gurau berlebihan menimbulkan nahsu berahi (syahwat).

 

 

3)           Termasuk hubungan badan (bersetubuh).

 

Fasik.

Yaitu semua perbuatan maksiat yang disadari atau tidak disadari oleh orang yang berbuat.

 

Antara lain:

 

1)           Sombong, angkuh, atau takabur.

 

2)           Sikap, perkataan, atau perbuatan merugikan atau menyakiti orang lain.

 

 

3)           Bersikap zalim terhadap orang lain.

Misalnya mengambil hak orang lain atau merugikan orang lain.

 

4)           Berbuat sesuatu yang dapat menodai akidah dan keimanan kepada Allah.

 

 

5)           Merusak lingkungan atau makhluk lain tanpa alasan benar.

 

6)    Menghasut dan memprovokasi orang lain agar berbuat maksiat.

 

Jidal

Yaitu semua sikap dan perbuatan yang mengarah pada perdebatan, perselisihan, dan permusuhan.

 

Diiringi dengan nafsu amarah.

Meskipun dengan alasan untuk mempertahankan kebenaran dan memperjuangkan haknya.

 

Misalnya:

 

1)           Berbantahan berebut kamar tidur, toilet, dan kamar mandi.

 

2)           Termasuk demontrasi terhadap sesuatu yang tidak sesuai keinginannya.

 

3)           Tapi musyawarah dan berdiskusi masalah agama.

 

Dengan cara baik, sopan, dan santun untuk kebaikan dan maslahat bersama dibolehkan.

 

 

Catatan Haji 2018.

 

Oleh: HM. Yusron Hadi Tauhid.

Bin HM. Tauhid Ismail.

 

Sidoarjo, JawaTimur.

Jemaah mandiri non KBIH

 

Ketua Regu 23.

Rombongan 6.

Kloter 71 Surabaya.

 

 

33549. JEMAAH HAJI DILARANG RAFAS FASIK JIDAL

 








JEMAAH HAJI DILARANG RAFAS FASIK DAN JIDAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 197.

 

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

 

      (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik dan berbantahhan dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang berakal.

 

 

Asbabun nuzul (penyebab turunnya) ayat 197.

 

1)           Ibnu Abbas berkata,

”Orang Yaman mengerjakan ibadah haji di Mekah tanpa membawa bekal.”

 

2)           Mereka berkata,

”Kami bertawakal (berserah diri) kepada Allah.”

 

 

3)           Tapi setibanya di Madinah, mereka meminta-minta kepada orang-orang.

 

4)    Kemudian Allah menurunkan ayat ini.

 

Di antara larangan selama berihram.

Untuk jamaah haji/umrah adalah:

 

1)    Rafas.

2)    Fasik.

3)    Jidal.

 

Rafas adalah:

 

1)    Perkataan menimbulkan berahi.

2)    Ucapan tak senonoh,

3)    Hubungan seksual.

 

Rafas adalah:

 

1)           Mengeluarkan ucapan tak senonoh  mengandung unsur porno (cabul).

 

2)           Bersenda gurau berlebihan menimbulkan nahsu berahi (syahwat).

 

 

3)           Termasuk hubungan badan (bersetubuh).

 

Fasik.

Yaitu semua perbuatan maksiat yang disadari atau tidak disadari oleh orang yang berbuat.

 

Antara lain:

 

1)           Sombong, angkuh, atau takabur.

 

2)           Sikap, perkataan, atau perbuatan merugikan atau menyakiti orang lain.

 

 

3)           Bersikap zalim terhadap orang lain.

Misalnya mengambil hak orang lain atau merugikan orang lain.

 

4)           Berbuat sesuatu yang dapat menodai akidah dan keimanan kepada Allah.

 

 

5)           Merusak lingkungan atau makhluk lain tanpa alasan benar.

 

6)    Menghasut dan memprovokasi orang lain agar berbuat maksiat.

 

Jidal

Yaitu semua sikap dan perbuatan yang mengarah pada perdebatan, perselisihan, dan permusuhan.

 

Diiringi dengan nafsu amarah.

Meskipun dengan alasan untuk mempertahankan kebenaran dan memperjuangkan haknya.

 

Misalnya:

 

1)           Berbantahan berebut kamar tidur, toilet, dan kamar mandi.

 

2)           Termasuk demontrasi terhadap sesuatu yang tidak sesuai keinginannya.

 

3)           Tapi musyawarah dan berdiskusi masalah agama.

 

Dengan cara baik, sopan, dan santun untuk kebaikan dan maslahat bersama dibolehkan.

 

 

Catatan Haji 2018.

 

Oleh: HM. Yusron Hadi Tauhid.

Bin HM. Tauhid Ismail.

 

Sidoarjo, JawaTimur.

Jemaah mandiri non KBIH

 

Ketua Regu 23.

Rombongan 6.

Kloter 71 Surabaya.

 

 

Monday, June 3, 2024

33545. TANYA JAWAB SOAL HAJI DAN UMRAH (6)

 

 







TANYA JAWAB SOAL HAJI DAN UMRAH (6)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

 

23. Bagaiman hukumnya, seorang jamaah sedang berihram haji, lalu membuka kain ihramnya karena perawatan kesehatan?

 

1)          Boleh, karena darurat.

 

2)          Jika kondisi memungkinkan harus memakai pakaian ihram kembali, tanpa terkena dam (denda) dan tidak perlu berniat ihram lagi.

 

 

3)    Jika tidak mungkin, maka boleh mengerjakan haji tanpa memakai pakaian ihram, tapi terkena dam (denda).

 

24. Bagaimana hukumnya jemaah yang masuk Mekah:

 

1)          Jika dengan niat berihram haji, lalu meninggal, maka dia memperoleh pahala haji.

 

2)    Jika masuk Mekah tidak niat berihram haji, lalu meninggal dunia, maka dia tidak mendapat pahala haji.

 

25. Bagaimana hukumnya, seorang jamaah sudah niat berihram haji, lalu terpaksa membatalkan niat ihram hajinya karena sesuatu hal?

 

1)    Jawab: Dia wajib membayar dam (denda) dengan menyembelih seekor kambing.

 

26. Perbuatan apa yang dianjurkan (disunahkan) untuk dikerjakan setelah niat berihram haji/umrah dari mikat?

 

1)    Jawab: Setelah niat berihram haji/umrah disarankan untuk membaca talbiyah, berselawat, dan berdoa.

 

27. Bolehkah membaca talbiyah sejak dari rumah, dalam perjalanan, dan selama di asrama haji Surabaya?

 

1)          Pendapat ke-1:

Boleh, asalkan tidak disertai niat berihram haji/umrah.

 

2)          Pendapat ke-2:

Tidak boleh, karena talbiyah adalah bagian dari ihram.

 

28. Manakah yang lebih utama, membaca talbiyah, berselawat, dan berdoa dengan suara keras atau pelan?

 

1)          Pria membaca talbiyah dengan suara keras (jahr), sedangkan wanita dengan suara pelan (sir).

 

2)    Berdoa dan berzikir diutamakan dengan suara tidak nyaring (sir).

 

 

Catatan Haji 2018.

 

Oleh: HM. Yusron Hadi Tauhid.

Bin HM. Tauhid Ismail.

 

Sidoarjo, JawaTimur.

Jemaah mandiri non KBIH

 

Ketua Regu 23.

Rombongan 6.

Kloter 71 Surabaya.