PENINGKATAN KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU
DENGAN STRATEGI ABINAWAS
DI SMP NEGERI 2 BUDURAN
KABUPATEN SIDOARJO
Yusron Hadi
Kepala SMP Negeri 2 Buduran
Kabupaten Sidoarjo
Website:www.yusronhd.blogspot
Abstract
.
The
lack of pedagogical competence SMP Negeri
2 Buduran teachers is as the background
of this research. To improve it, researcher tries to use Abinawas strategy. Abinawas strategy basically conditioned the teachers to share with peers
and participate in the development of the
school. The research purpose is increasing pedagogical
competence SMP Negeri 2 Buduran teachers.
The
researcher uses Stephen Kemmis and Mc.
Taggart (1998) adopted by Suranto (2000: 49) model in two cycles. The research
shows in the first cycle, 30 teachers (65%)
are increasing, and the second cycle 46 teachers (100%) are increasing.
It proved
that Abinawas strategy can improve the pedagogical competence of the teacher of
SMP Negeri 2 Buduran.
Key words: pedagogical competence,
Abinawas strategy.
Abstrak
Penelitian tindakan sekolah ini dilatarbelakangi
masih kurangnya nilai kompetensi pedagogik guru, khususnya guru di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Buduran. Dalam penelitian, penulis mencoba mengajukan usulan tindakan digunakannya
strategi Abinawas untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru di SMP Negeri 2 Buduran Kabupaten Sidoarjo. Subjek penelitian ini sebanyak 46 orang guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Penelitian ini menerapkan strategi Abinawas, yang
pada intinya guru dikondisikan agar saling aktif berbagi dengan rekan sejawat dan aktif
mengikuti pembinaan dari Pengawas
SMP.
Rumusan masalahnya adalah: “Bagaimana cara meningkatkan kompetensi
pedagogik guru dengan strategi Abinawas di SMP Negeri 2 Buduran Kabupaten?”
Adapun tujuan penelitian tindakan sekolah ini: (1) Meningkatnya kompetensi pedagogik guru di SMP
Negeri 2 Buduran Kabupaten Sidoarjo; (2) Meningkatnya kemampuan Kepala Sekolah dalam membina peningkatan kompetensi
pedagogik guru; dan (3)
Meningkatnya kemampuan Pengawas
Sekolah dalam membina kepala
sekolah dan guru untuk
peningkatan kompetensi pedagogik guru.
Manfaat penelitian tindakan
sekolah ini: (1) Bagi Guru : Meningkatkan
kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 2 Buduran Kabupaten Sidoarjo; (2)
Bagi Kepala Sekolah: Meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam membina peningkatan kompetensi pedagogik
guru; (3) Bagi Pengawas sekolah : Meningkatkan kemampuan Pengawas Sekolah dalam membina kepala sekolah dan guru untuk
peningkatan kompetensi pedagogik guru.
Dalam penelitian ini penulis merancang dua siklus menggunakan model Stephen
Kemmis dan Mc. Taggart(1998) yang diadopsi oleh
Suranto (2000: 49). Data
hasil penelitian diperoleh dari pengamatan dan pemantauan terhadap kinerja
guru. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru
melalui diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama pelaksanaan proses
pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan. Sedangkan pemantauan adalah kegiatan untuk menilai
kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai,
dan/atau wawancara dengan warga sekolah. Nilai hasil pengamatan dan
pemantauan diperoleh dari hasil skor, dengan menggunakan pedoman: (1) Skor 0:
menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau tidak menunjukkan bukti; (2) Skor
1: menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada bukti tetapi tidak
lengkap; dan (3) Skor 2: menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau ada
bukti yang lengkap. Kemudian hasil
skor tersebut dikonversikan menjadi suatu nilai, dengan menggunakan rumus
jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan
jumlah skor maksimum, hasilnya dikalikan dengan seratus. Nilai = jumlah
skor yang diperoleh/jumlah skor maksimum x 100..
Adapun kriteria nilai kinerja kompetensi pedagogik guru adalah: (a) Kurang
Baik, jika x ≤ 25; (b) Cukup Baik, jika 25 < x ≤ 50; (c) Baik, jika 50 <
x ≤ 75; dan (d) Sangat Baik, jika 75 < x ≤ 100.
Simpulan hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah: (1) Kegiatan pembinaan berjalan dengan baik dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru, (2) Hasil penilaian awal sebelum dilakukan penelitian terdapat
15 orang guru (33 %) yang mencapai nilai sangat baik dalam kompetensi pedagogik
guru, pada siklus I meningkat menjadi 30 orang guru (65 %), dan pada siklus II
meningkat menjadi 46 orang guru (100 %). Hal tersebut membuktikan bahwa strategi Abinawas dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 2 Buduran dengan hasil yang sangat signifikan
Kata kunci:
kompetensi pedagogik guru, strategi Abinawas.
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru menjelaskan bahwa setiap guru harus memenuhi standar
kualifikasi dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Sedangkan standar
kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kompeten” bermakna “cakap (mengetahui); berkuasa (memutuskan, menentukan)
sesuatu; berwewenang”. Sedangkan kata “kompetensi” bermakna
“kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu)”. (KBBI 2003:584).
Adapun kata “pedagogi” bermakna “ilmu pendidikan; ilmu pengajaran”.
Sedangkan “pedagogik” atau pedagogis bermakna “bersifat pedagogi;
bersifat mendidik”.(KBBI 2003: 841). Jadi, kompetensi pedagogik guru di
SMP Negeri 2 Buduran dapat diartikan kewenangan dalam ilmu pendidikan yang
dimiliki oleh guru dalam bidangnya yang diperlihatkan dalam perilaku selama
bertugas sebagai guru di SMP Negeri 2 Buduran sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya.
Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pengawas Sekolah mensyaratkan bahwa untuk dapat diangkat menjadi pengawas
sekolah, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah
secara nasional. Adapun standar kompetensi pengawas SMP adalah kompetensi: kepribadian,
supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian
pengembangan, dan sosial. Di dalam penelitian ini segala keunggulan yang
dimiliki oleh pengawas SMP tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik
guru di SMP Negeri 2 Buduran Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
“strategi” bermakna “ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di masa perang dan damai; ilmu dan
seni untuk memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang; dalam
kondisi yang menguntungkan; rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus; tempat yang baik menurut siasat perang” (KBBI 2003:
1092). Sedangkan Abinawas bermakna aktif berbagi dan aktif mengikuti
pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah termasuk oleh kepala
sekolah.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah strategi Abinawas. Yang dimaksud strategi Abinawas adalah aktif berbagi
dan aktif mengikuti pembinaan dari pengawas sekolah. Dalam strategi Abinawas,
guru dikondisikan agar aktif saling berbagi pengetahuan dengan rekan sejawat
dan aktif dalam kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh Pengawas SMP.
Jumlah guru di SMP Negeri 2 Buduran Kabupaten
Sidoarjo sebanyak 46 orang guru. Dari hasil penilaian kinerja awal jumlah guru
yang sudah memiliki kompetensi sangat baik dalam kompetensi pedagogik guru berjumlah
15 orang guru (32,3 %) dari 46 orang guru yang ada, jumlah guru yang masih
perlu ditingkatkan kemampuannya dalam kompetensi
pedagogik guru sebanyak 31 orang guru (67,4 %).
Model dan Teknik Penelitian
Model penelitian yang digunakan
dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini
adalah mengadopsi dari model yang
dipaparkan oleh Suharjono (2009:121). Dijelaskan oleh Suharjono bahwa
Penelitian Tindakan Sekolah yang dimaksudkan
memiliki empat aktivitas utama yang ada pada setiap siklus terdiri atas:
(1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan/Pengumpulan data, dan (4) Refleksi.
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua macam data yaitu data pengamatan dan
data pemantauan kinerja guru. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai
kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama pelaksanaan
proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan. Pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru
melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau
wawancara dengan warga sekolah.
Indikator Keberhasilan:
Dalam proses pelaksanaan, kegiatan dianggap berhasil apabila:(1)
Kesiapan mental dan fisik
guru minimal 80%, (2) Kesiapan bahan yang dibawa guru minimal 80%, (3) Kehadiran guru
minimal 95%, dan (4)
Keaktifan guru dalam berbagi dan mengikuti kegiatan pembinaan minimal 80 %.
Nilai kinerja dianggap berhasil apabila: 75 <X<= 100 (sangat baik)
Adapun pedoman pengamatan dan pemantauan adalah: (1) Skor 0: Menyatakan
indikator tidak dilaksanakan, atau tidak menunjukkan bukti; (2) Skor 1:
Menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada bukti tetapi tidak
lengkap; dan (3) Skor 2: Menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau ada
bukti yang lengkap. Kemudian
hasil skor tersebut dikonversikan menjadi suatu nilai,dengan menggunakan rumus
: Nilai= jumlah skor yang
diperoleh/ jumlah skor maksimum x 100. Sedangkan kriteria
penilaian kompetensi pedagogik guru adalah: (a) 0 < X < 25=
(Kurang baik); (b) 25 < X < 50= (Cukup baik); (c) 50 < X <
75= (Baik); dan (d) 75 < X < 100= (Sangat baik)
KAJIAN
PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru menjelaskan bahwa kompetensi
guru terdiri atas: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Sedangkan kompetensi pedagogik guru terdiri atas:
1. Menguasai karakteristik peserta didik.
- Guru dapat
mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya.
- Guru memastikan bahwa
semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Guru dapat mengatur
kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta
didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
- Guru mencoba
mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah
agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
- Guru membantu
mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.
- Guru memperhatikan
peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termaginalkan (tersisihkan,
diolok-olok, minder, dsb).
2.
Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
a.
Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya
melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
b.
Guru selalu memastikan tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.
c.
Guru dapat menjelaskan alas an
pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang
berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.
d.
Guru menggunakan berbagai teknik
untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik.
e.
Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran maupun proses belajar peserta didik
f.Guru
memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran berikutnya.
3.
Pengembangan kurikulum
a.
Guru dapat menyusun silabus yang
sesuai dengan kurikulum.
b.
Guru merancang rencana
pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar
peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
c.
Guru mengikuti urutan materi
pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
d.
Guru memilih materi pembelajaran
yang :
1)
Sesuai dengan tujuan pembelajaran,
2)
Tepat dan mutakhir,
3)
Sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik,
4)
Dapat dilaksanakan di kelas, dan
5)
Sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.
4.
Kegiatan pembelajaran yang
mendidik
a.
Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan
pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang
tujuannya.
b.
Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan
untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
c.
Guru mengkomunikasikan informasi
baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar peserta didik.
d.
Guru menyikapi kesalahan yang
dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata
kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu
peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum
memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar.
e.
Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.
f.
Guru melakukan aktivitas
pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan
perhatian peserta didik.
g.
Guru mengelola kelas dengan
efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua
waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif.
h.
Guru mampu menyesuaikan aktivitas
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
i.
Guru memberikan banyak kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
j.
Guru mengatur pelaksanaan
aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.
Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman
peserta didik terhadap materi sebelumnya.
k.
Guru menggunakan alat bantu
mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5.
Pengembangan potensi
peserta didik
a.
Guru menganalisis hasil belajar
berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing,
b.
Guru merancang dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecakapan dan pola belajar masing-masing,
c.
Guru merancang dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan
berpikir kritis peserta didik,
d.
Guru secara aktif membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap
individu,
e.
Guru dapat mengidentifikasi dengan
benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing
peserta didik,
f.
Guru memberikan kesempatan belajar
kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing,
g.
Guru memusatkan perhatian pada
interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan
informasi yang disampaikan.
6.
Komunikasi dengan peserta
didik
a.
Guru menggunakan pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka,
b.
Guru memberikan perhatian dan
mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut,
c.
Guru menanggapi pertanyaan peserta
didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum,
tanpa mempermalukannya,
d.
Guru menyajikan kegiatan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik,
e.
Guru mendengarkan dan memberikan
perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang
dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik,
f.
Guru memberikan perhatian terhadap
pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk
menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
7. Penilaian dan evaluasi
a. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam
RPP,
b. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis
penilaian, selaian penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari,
c. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan
masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan,
d. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi
tambahan, dan sebagainya,
e. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pengawas Sekolah mensyaratkan kualifikasi
pengawas sekolah adalah: (1) memiliki pendidikan minimum magister (S2)
kependidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan pada perguruan tinggi terakreditasi; (2) memiliki pangkat minimum
penata, golongan ruang III/c; (3) berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak
diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan; (4) memenuhi kompetensi sebagai
pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau
pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas pada lembaga yang ditetapkan
pemerintah; dan (5) lulus seleksi pengawas satuan pendidikan. Sedangkan untuk
kualifikasi pengawas SMP ditambahkan dengan persyaratan: (a) berstatus sebagai
guru SMP, (b) bersertifikat pendidik sebagai guru SMP, (c) berpengalaman kerja
minimum 8 tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMP atau kepala SMP
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMP sesuai
dengan rumpun mata pelajarannya. Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo
menambahkan persyaratan pernah menjadi guru berprestasi tingkat kabupaten untuk
dapat diangkat menjadi pengawas sekolah pada jenjang yang sesuai.
Sedangkan kompetensi yang harus dimiiki oleh pengawas SMP
adalah:
1.
Kompetensi
Kepribadian
1.1.
Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas
satuan pendidikan.
1.2.
Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah
baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya.
1.3.
Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang
pendidikan dan ilmu pengetahuan,
teknologi
dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya.
1.4 Menumbuhkan
motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan.
2.
Kompetensi
Supervisi manajerial
2.1.
Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip
supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang
sejenis.
2.2.
Menyusun program kepengawasan berdasarkan
visi-misi-tujuan dan program pendidikan sekolah menengah yang sejenis.
2.3.
Menyusun metode kerja dan instrumen yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah
menengah yang sejenis.
2.4.
Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan
menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah
menengah yang sejenis.
2.5.
Membina kepala sekolah dalam pengelolaan
dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu
pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.
2.6.
Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis.
2.7.
Mendorong guru dan kepala sekolah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah yang sejenis.
2.8.
Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan
dan memanfaatkan hasilhasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis.
3. Kompetensi Supervisi Akademik.
3.1
Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik,
dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.2
Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik,
dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
3.3
Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
3.4
Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.5
Membimbing guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.6
Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan)untuk tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
yang sejenis.
3.7
Membimbing guru dalam mengelola,merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.8
Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi
informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaan yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
4.
Kompetensi
Evaluasi Pendidikan
4.1
Menyusun kriteria dan indicator keberhasilan
pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
4.2
Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek
yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
4.3
Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru
dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan pada tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
4.4
Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan
dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
4.5
Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian
untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
4.6
Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian
kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah yang
sejenis.
5.
Kompetensi Penelitian
Pengembangan
5.1
Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan
metode penelitian dalam pendidikan.
5.2
Menentukan masalah kepengawasan yang penting
diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan
karirnya sebagai pengawas.
5.3
Menyusun proposal penelitian pendidikan baik
proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.
5.4
Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan
masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang jawabnya.
5.5
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
5.6
Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang
pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan
mutu pendidikan.
5.7
Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah yang
sejenis.
5.8
Memberikan bimbingan kepada guru tentang
penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah
menengah yang sejenis.
6.
Kompetensi Sosial
6.1
Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka
meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
6.2
Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan
pendidikan.
Konsep Andragogi
Knowles dalam Piet Sahertian dan Purwoko
(1996:22) menyatakan : Andragogi adalah ilmu dan seni membantu orang dewasa
untuk dapat belajar efektif. Selanjutnya menurut Piet Sahertian dan Purwoko
(1996:25) : Dalam proses mendidik orang dewasa, pematangan atau pengembangan
yang bertujuan mengubah sifat tergantung (dependent)
menjadi sifat tak tergantung (independent).
Orang dewasa puas dengan hasil kerjanya sendiri, ia menuntut perlakuan dalam
statusnya sebagai orang dewasa. Berdasarkan perubahan status itu, orang dewasa
dalam proses belajar tidak senang bila ia diperlakukan, diarahkan sebagai anak.
Penerapan Konsep Andragogi
Piet Sahertian dan Purwoko (1996:27)
menyatakan : Karena yang menjadi sumber belajar adalah diri orang dewasa itu
sendiri, maka masalahnya bagaimana menggunakan teknik-teknik yang membuka jalan
bagi orang dewasa agar belajar efektif itu perlu diupayakan kegiatan belajar
sendiri, seperti : diskusi, menganalisis kasus, simulasi, permainan peran,
praktek lapangan, latihan kerja, seminar dan lokakarya.
Di dalam penelitian ini segala keunggulan
yang dimiliki oleh pengawas SMP tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik guru di SMP
Negeri 2 Buduran Kabupaten Sidoarjo dengan mengggunakan strategi
Abinawas dengan konsep andragogi atau pembelajaran untuk orang dewasa.
Deskripsi Siklus I
Perencanaan
Perencanaan
terdiri atas: (1) melaporkan kegiatan penelitian kepada komite sekolah dan
mohon ijin penelitian, (2)
berkoordinasi dengan Wakil Kepala dan Staf sekolah untuk menyampaikan kegiatan
penelitian, dengan minta masukan tentang masalah yang ada sekaligus
membicarakan tentang masalah teknis, waktu pelaksanaan penelitian dan hal-hal yang terkait dengan
penelitian akan yang dilaksanakan, (3)
Kepala Sekolah bersama Pengawas
Sekolah memberikan pengarahan
tentang kompetensi pedagogik guru, (4) mengelompokkan
guru berdasarkan mata pelajaran yang sesuai/linear, (5) menelaah konsep kompetensi pedagogik guru, (6) mendiskusikan
konsep kompetensi pedagogik guru dengan strategi Abinawas, (7) presentasi umum, dan (8) penilaian kinerja
guru.
Di samping perencanaan umum, dilakukan juga
perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan seperti: (1) mengumpulkan guru melalui undangan Kepala Sekolah; (2) menyusun jadwal kegiatan: hari,
tanggal, jam, dan tempat; (3) menyiapkan materi kegiatan; pengarahan kepala sekolah, pemaparan materi kompetensi pedagogik guru oleh Pengawas
SMP; (4) meminta guru membawa perlengkapan
bahan-bahan seperti: kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar dan perangkat mengajar
lainnya; (5) pengelompokan guru menurut mata pelajaran yang diampu/linear; (6) menyiapkan konsumsi untuk kegiatan; dan (7) meminta guru membawa laptop.
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan beberapa
langkah, yakni: (1) absensi peserta;
(2) pengarahan oleh Kepala Sekolah;
(3) penjelasan oleh Pengawas SMP
kepada seluruh peserta; (3) peserta
dikelompokan sesuai mata pelajarannya/linear; (4)
guru mengkaji: standar kompetensi,
kompetensi dasar (KD)
sesuai model silabus rnata pelajaran
masing-masing, materi pembelajaran,
indikator, penilaian; (5) guru
menyusun RPP sesuai format yang telah disepakati, dan (6) penilaian kinerja
guru.
Hasil Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pemantauan
terhadap proses kegiatan.Tujuan dilaksanakan pengamatan dan pemantauan adalah
untuk mengetahui kegiatan yang patut dipertahankan, diperbaiki, atau
dihilangkan sehingga kegiatan peningkatan kompetensi pedagogic guru dengan
strategi Abinawas benar-benar berjalan sesuai dengan tujuan yang ada dan mampu
meningkatkan kompetensi pedagogik
guru.
Kegiatan peserta
diobservasi, baik menyangkut kesiapan mental dan fisik guru, kesiapan
bahan-bahan yang dibawa guru pada waktu kegiatan, kehadiran guru, dan
keaktifan mengikuti kegiatan. Hasil
pengamatan dan pemantauan terhadap aktivitas guru yang berjumlah 46 orang
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, diperoleh data
sebagai berikut.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil awal penilaian kinerja guru ditemukan
bahwa guru yang sudah memiliki kompetensi pedagogik dengan sangat baik baru 15 orang guru ( 33 %) dari
46 orang guru, berarti 31 orang guru (67 %) masih perlu ditingkatkan
kemampuannya.
Nilai Awal
Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum Siklus I
|
No.
|
Nama Guru
|
Mata Pelajaran
|
Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik
|
Rata2
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
|
|
92
|
83
|
88
|
91
|
92
|
83
|
90
|
88.43
|
|
2
|
|
|
83
|
92
|
88
|
91
|
83
|
92
|
90
|
88.43
|
|
3
|
|
|
75
|
75
|
75
|
73
|
75
|
75
|
70
|
74
|
|
4
|
|
|
75
|
75
|
75
|
73
|
75
|
75
|
70
|
74
|
|
5
|
|
|
92
|
75
|
88
|
68
|
92
|
75
|
90
|
82.86
|
|
6
|
|
|
83
|
92
|
75
|
82
|
83
|
83
|
60
|
79.71
|
|
7
|
|
|
75
|
67
|
75
|
77
|
75
|
92
|
70
|
75.86
|
|
8
|
|
|
83
|
75
|
75
|
68
|
67
|
83
|
80
|
75.86
|
|
9
|
|
|
83
|
67
|
63
|
91
|
75
|
75
|
60
|
73.43
|
|
10
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
11
|
|
|
75
|
67
|
75
|
73
|
83
|
58
|
80
|
73
|
|
12
|
|
|
67
|
50
|
63
|
55
|
67
|
83
|
70
|
65
|
|
13
|
|
|
75
|
75
|
88
|
77
|
92
|
83
|
70
|
80
|
|
14
|
|
|
92
|
75
|
88
|
68
|
75
|
92
|
60
|
78.57
|
|
15
|
|
|
67
|
83
|
75
|
82
|
75
|
75
|
70
|
75.29
|
|
16
|
|
|
75
|
75
|
63
|
68
|
83
|
83
|
60
|
72.43
|
|
17
|
|
|
67
|
50
|
88
|
77
|
75
|
92
|
60
|
72.71
|
|
18
|
|
|
83
|
67
|
88
|
64
|
75
|
83
|
60
|
74.29
|
|
19
|
|
|
83
|
67
|
75
|
82
|
75
|
67
|
70
|
74.14
|
|
20
|
|
|
75
|
83
|
75
|
73
|
67
|
67
|
60
|
71.43
|
|
21
|
|
|
67
|
83
|
88
|
77
|
75
|
75
|
60
|
75
|
|
22
|
|
|
92
|
67
|
63
|
50
|
67
|
75
|
80
|
70.57
|
|
23
|
|
|
83
|
75
|
75
|
68
|
75
|
58
|
80
|
73.43
|
|
24
|
|
|
75
|
92
|
63
|
73
|
67
|
83
|
70
|
74.71
|
|
25
|
|
|
75
|
83
|
63
|
77
|
67
|
92
|
60
|
73.86
|
|
26
|
|
|
83
|
83
|
75
|
68
|
83
|
83
|
70
|
77.86
|
|
27
|
|
|
83
|
83
|
75
|
73
|
75
|
75
|
80
|
77.71
|
|
28
|
|
|
75
|
75
|
75
|
86
|
75
|
75
|
60
|
74.43
|
|
29
|
|
|
75
|
67
|
75
|
68
|
75
|
83
|
70
|
73.29
|
|
30
|
|
|
67
|
67
|
75
|
82
|
75
|
75
|
60
|
71.57
|
|
31
|
|
|
75
|
50
|
88
|
91
|
83
|
83
|
70
|
77.14
|
|
32
|
|
|
83
|
67
|
63
|
59
|
83
|
67
|
60
|
68.86
|
|
33
|
|
|
75
|
67
|
63
|
68
|
75
|
75
|
80
|
71.86
|
|
34
|
|
|
75
|
67
|
75
|
82
|
83
|
67
|
70
|
74.14
|
|
35
|
|
|
83
|
83
|
75
|
64
|
83
|
83
|
70
|
77.29
|
|
36
|
|
|
75
|
75
|
75
|
86
|
75
|
75
|
80
|
77.29
|
|
37
|
|
|
75
|
83
|
75
|
55
|
83
|
83
|
80
|
76.29
|
|
38
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
75
|
67
|
80
|
79.14
|
|
39
|
|
|
83
|
83
|
63
|
64
|
83
|
58
|
70
|
72
|
|
40
|
|
|
75
|
67
|
75
|
82
|
83
|
75
|
60
|
73.86
|
|
41
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
75
|
67
|
80
|
79.14
|
|
42
|
|
|
75
|
83
|
75
|
73
|
75
|
58
|
60
|
71.29
|
|
43
|
|
|
83
|
75
|
75
|
68
|
92
|
67
|
70
|
75.71
|
|
44
|
|
|
75
|
67
|
75
|
77
|
83
|
75
|
70
|
74.57
|
|
45
|
|
|
75
|
67
|
75
|
55
|
75
|
92
|
80
|
74.14
|
|
46
|
|
|
83
|
75
|
63
|
64
|
83
|
83
|
70
|
74.43
|
|
Rata-rata
|
=AVERAGE(ABOVE) 76.77
|
=AVERAGE(ABOVE) 73.51
|
=AVERAGE(ABOVE) 74.23
|
=AVERAGE(ABOVE) 72.17
|
=AVERAGE(ABOVE) 76.68
|
=AVERAGE(ABOVE) 75.81
|
=AVERAGE(ABOVE) 69.72
|
=AVERAGE(ABOVE) 74.04
|
Keterangan :
1. Menguasai karakteristik
peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang
mendidik
5. Pengembangan potensi
peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta
didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kriteria :
0 < X ≤ 25 =
Kurang baik
25 < X ≤ 50 =
Cukup baik
50 < X ≤ 75 =
Baik
75 < X ≤ 100 =
Sangat baik
Buduran,
Kepala
SMP Negeri 2 Buduran
Drs. H. YUSRON HADI, M.M.
NIP.
19570925 197803 1 008
Data nilai awal kompetensi pedagogik guru sebelum
siklus I menunjukkan pada aspek:
1.
Menguasai karakteristik peserta didik: nilai
rata-ratanya 76,77 (sangat baik), dan sebanyak 19 orang guru ( 41,3 %) mendapatkan
nilai sangat baik.
2.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik: nilai rata-rata 73,51(baik), dan 17 orang guru ( 37
%) memperoleh nilai sangat baik.
3.
Pengembangan kurikulum: nilai rata-ratanya 74,23
(baik), dan terdapat 12 orang guru ( 26,1 %) yang mendapatkan nilai sangat
baik.
4.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik: nilai
rata-rata 72,17 (baik), dan sejumlah 21 orang guru ( 45,7 %) yang mencapai nilai
sangat baik.
5.
Pengembangan potensi peserta didik: nilai
rata-rata 76,68 (sangat baik), dan sebanyak 19 orang guru ( 41,3 %) berhasil mendapatkan
nilai sangat baik.
6.
Komunikasi dengan peserta didik: nilai
rata-rata 75,81(baik), dan terdapat 21 orang guru ( 45,7 %) yang memperoleh
nilai sangat baik.
7.
Penilaian dan evaluasi: nilai rata-ratanya 69,72
(baik), dan 15 orang guru ( 32,3 %) yang
berhasil mencapai nilai sangat baik.
Dengan kondisi awal seperti ini perlu adanya tindakan nyata yang diharapkan
mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Strategi yang digunakan
dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah strategi Abinawas.
Hasil
Penelitian Siklus I
Hasil Observasi keaktifan Guru Siklus I
|
|
Aspek yang Diamati
|
|
Kesiapan mental dan fisik guru
|
Kesiapan bahan
|
Kehadiran Guru
|
Keaktifan
Guru
|
|
|
S
|
TS
|
S
|
TS
|
H
|
TH
|
S
|
TS
|
|
Jumlah
|
30
|
16
|
25
|
21
|
43
|
3
|
26
|
20
|
|
Persentase (%)
|
65
|
35
|
54
|
26
|
93,5
|
6,5
|
56,5
|
43,5
|
|
Pencapaian indiaktor keberhasilan
|
Belum tercapai
|
Belum tercapai
|
Sudah
tercapai
|
Belum
tercapai
|
Keterangan:
S= siap ; TS= tidak siap ; H= hadir ; TH= tidak hadir; A=aktif; TA= tidak aktif
Dari di atas, tampak bahwa pada aspek
:
a)
Kesiapan
mental dan fisik: sebanyak 30 orang guru
(65 %) peserta siap dan 16 orang (25 %) tergolong tidak siap.
b)
Kesiapan bahan: tampak bahwa 25 orang guru (54 %) siap dan 21 orang guru (26 %) tidak siap.
c)
Kehadiran
guru: tampak bahwa 43 orang guru (93,5
%) hadir dan 3 orang guru (6,5 %) tidak hadir.
d)
Keaktifan guru: tampak bahwa 26 orang guru
(56,5%) siap dan 20 orang guru (43,5 %) tidak siap.
Berdasarkan deskripsi di
atas, tampaknya keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan belum memenuhi kriteria
keberhasilan untuk semua aspek.
Nilai Kompetensi
Pedagogik Guru Siklus I
|
No.
|
Nama Guru
|
Mata Pelajaran
|
Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik
|
Rata2
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
2
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
83
|
92
|
90
|
89.71
|
|
3
|
|
|
83
|
75
|
75
|
82
|
75
|
75
|
80
|
77.86
|
|
4
|
|
|
75
|
83
|
75
|
77
|
75
|
83
|
70
|
76.86
|
|
5
|
|
|
92
|
75
|
88
|
68
|
92
|
75
|
90
|
82.86
|
|
6
|
|
|
92
|
92
|
88
|
82
|
83
|
83
|
60
|
82.86
|
|
7
|
|
|
75
|
83
|
75
|
77
|
75
|
92
|
70
|
78.14
|
|
8
|
|
|
83
|
75
|
75
|
77
|
67
|
83
|
80
|
77.14
|
|
9
|
|
|
83
|
67
|
75
|
91
|
75
|
75
|
70
|
76.57
|
|
10
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
11
|
|
|
75
|
75
|
75
|
82
|
83
|
58
|
80
|
75.43
|
|
12
|
|
|
67
|
50
|
63
|
55
|
67
|
83
|
70
|
65
|
|
13
|
|
|
75
|
75
|
88
|
77
|
92
|
83
|
70
|
80
|
|
14
|
|
|
92
|
75
|
88
|
68
|
75
|
92
|
60
|
78.57
|
|
15
|
|
|
67
|
83
|
88
|
82
|
75
|
75
|
70
|
77.14
|
|
16
|
|
|
75
|
75
|
63
|
68
|
83
|
83
|
80
|
75.29
|
|
17
|
|
|
67
|
75
|
88
|
77
|
75
|
92
|
70
|
77.71
|
|
18
|
|
|
83
|
67
|
88
|
64
|
75
|
83
|
80
|
77.14
|
|
19
|
|
|
83
|
67
|
75
|
82
|
75
|
67
|
70
|
74.14
|
|
20
|
|
|
75
|
83
|
75
|
73
|
67
|
67
|
60
|
71.43
|
|
21
|
|
|
67
|
83
|
88
|
77
|
75
|
75
|
80
|
77.86
|
|
22
|
|
|
92
|
75
|
75
|
77
|
67
|
75
|
80
|
77.29
|
|
23
|
|
|
83
|
75
|
75
|
68
|
75
|
58
|
80
|
73.43
|
|
24
|
|
|
75
|
92
|
75
|
73
|
67
|
83
|
70
|
76.43
|
|
25
|
|
|
75
|
83
|
63
|
77
|
67
|
92
|
60
|
73.86
|
|
26
|
|
|
83
|
83
|
75
|
68
|
83
|
83
|
70
|
77.86
|
|
27
|
|
|
83
|
83
|
75
|
73
|
75
|
75
|
80
|
77.71
|
|
28
|
|
|
75
|
75
|
75
|
86
|
75
|
75
|
70
|
75.86
|
|
29
|
|
|
75
|
75
|
75
|
77
|
83
|
83
|
70
|
76.86
|
|
30
|
|
|
67
|
67
|
75
|
82
|
75
|
75
|
80
|
74.43
|
|
31
|
|
|
75
|
50
|
88
|
91
|
83
|
83
|
70
|
77.14
|
|
32
|
|
|
83
|
67
|
63
|
59
|
83
|
67
|
60
|
68.86
|
|
33
|
|
|
75
|
75
|
75
|
82
|
75
|
75
|
80
|
76.71
|
|
34
|
|
|
75
|
67
|
75
|
82
|
83
|
67
|
70
|
74.14
|
|
35
|
|
|
83
|
83
|
75
|
64
|
83
|
83
|
70
|
77.29
|
|
36
|
|
|
75
|
75
|
75
|
86
|
75
|
75
|
80
|
77.29
|
|
37
|
|
|
75
|
83
|
75
|
55
|
83
|
83
|
80
|
76.29
|
|
38
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
75
|
67
|
80
|
79.14
|
|
39
|
|
|
83
|
83
|
63
|
64
|
83
|
58
|
70
|
72
|
|
40
|
|
|
75
|
67
|
75
|
82
|
83
|
75
|
60
|
73.86
|
|
41
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
75
|
67
|
80
|
79.14
|
|
42
|
|
|
75
|
83
|
75
|
73
|
75
|
58
|
60
|
71.29
|
|
43
|
|
|
83
|
75
|
75
|
68
|
92
|
83
|
70
|
78
|
|
44
|
|
|
75
|
75
|
75
|
77
|
83
|
75
|
80
|
77.14
|
|
45
|
|
|
75
|
67
|
75
|
55
|
75
|
92
|
80
|
74.14
|
|
46
|
|
|
83
|
75
|
63
|
64
|
83
|
83
|
70
|
74.43
|
|
Rata-rata
|
=AVERAGE(ABOVE) 77.32
|
=AVERAGE(ABOVE) 75.6
|
=AVERAGE(ABOVE) 75.81
|
=AVERAGE(ABOVE) 73.89
|
=AVERAGE(ABOVE) 76.85
|
=AVERAGE(ABOVE) 76.51
|
=AVERAGE(ABOVE) 72.49
|
=AVERAGE(ABOVE) 75.41
|
Keterangan :
1. Menguasai karakteristik
peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang
mendidik
5. Pengembangan potensi
peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta
didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kriteria :
0 < X ≤ 25 = Kurang
baik
25 < X ≤ 50 = Cukup
baik
50 < X ≤ 75 = Baik
75 < X ≤ 100 = Sangat
baik
Buduran,
Kepala
SMP Negeri 2 Buduran
Drs. H. YUSRON HADI, M.M.
NIP.
19570925 197803 1 008
Data nilai kompetensi
pedagogik guru siklus I menunjukkan pada aspek:
1.
Menguasai karakteristik peserta didik, nilai
rata-ratanya 77,32 (sangat baik), dengan sebanyak 20 orang guru (43,5 %) yang memperoleh
nilai sangat baik.
2.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, dengan nilai rata-rata 75,60 (sangat baik), sejumlah
19 orang guru ( 41,3 %) mendapat nilai sangat baik.
3.
Pengembangan
kurikulum, dengan nilai rata-rata 75,81 (sangat baik), terdapat 15 orang guru (32,3
%) yang mencapai nilai sangat baik.
4.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik, nilai
rata-rata 73.89 (baik), dengan 28 orang guru ( 60,9 %) mendapatkan nilai sangat
baik.
5.
Pengembangan potensi peserta didik, dengan nilai
rata-rata 76,85 (sangat baik), tampak 20 orng guru (43,5 %) memperoleh nilai
sangat baik.
6.
Komunikasi dengan peserta didik, dengan nilai
rata-rata 76,51(sangat baik), sebanyak 23 orang guru ( 50 %) mencapai nilai sangat
baik.
7.
Penilaian dan evaluasi, dengan nilai rata-rata 72,49
(baik), dan sebanyak 21 orang guru ( 45,7 %) mendapatkan nilai sangat baik.
Refleksi Hasil Siklus I
Dari hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada siklus I belum
menunjukkan hasil sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Setelah diadakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh, diputuskan untuk
memperbaiki dari segi kegiatan strategi Abinawas terutama memperjelas tentang
aspek-aspek yang belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Dari hasil tersebut tampaknya secara umum guru belum menguasai: teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan
pembelajaran yang mendidik, dan penilaian dan evaluasi.
Berdasarkan
hasil refleksi tersebut, kemudian diputuskan untuk memantapkan kegiatan
pembinaan lebih memfokuskan pada aspek-aspek yang belum memenuhi indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Dengan memperbaiki beberapa langkah dalam siklus I, yakni memfokuskan pada
penjelasan tentang: teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum,
kegiatan pembelajaran yang mendidik, dan
penilaian dan evaluasi.
Langkah-langkah
ini dijalankan pada siklus II dengan tetap mempertahankan kegiatan lain yang sudah dianggap baik. Untuk
meningkatkan keaktifan guru, fasilitator memberikan kesadaran tentang pentingnya
kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran. Mengenai alternatif
untuk menambah keaktifan guru, diputuskan untuk memanfaatkan komputer yang ada
di sekolah, sehingga diharapkan semua guru menghadapi komputer satu persatu.
Hasil
Penelitian Siklus II
Hasil Observasi Keaktifan Guru Siklus II
|
|
Aspek yang Diamati
|
|
Kesiapan mental dan fisik guru
|
Kesiapan bahan
|
Kehadiran Guru
|
Keaktifan
Guru
|
|
|
S
|
TS
|
S
|
TS
|
H
|
TH
|
A
|
TA
|
|
Jumlah
|
43
|
3
|
46
|
0
|
46
|
0
|
46
|
0
|
|
Persentase (%)
|
93,5
|
6,5
|
100
|
0
|
100
|
0
|
100
|
0
|
|
Pencapaian indiaktor keberhasilan
|
Sudah tercapai
|
Sudah tercapai
|
Sudah
tercapai
|
Sudah
tercapai
|
Keterangan:
S= siap ; TS= tidak siap ; H= hadir ; TH= tidak hadir; A=aktif;
TA=tidak aktif
Dari tabel di atas, tampak pada aspek :
a)
Kesiapan
mental dan fisik: 43 orang guru (93,5 %) peserta siap dan 3 orang guru (6,5
%)
tergolong tidak siap.
b)
Kesiapan bahan: tampak bahwa 46 orang guru (100
%) siap semua.
c)
Kehadiran
guru: tampak bahwa 46 orang guru (100
%) hadir semua.
d)
Keaktifan guru: tampak bahwa 46 orang guru (100 %) aktif
semua.
Berdasarkan dekripsi pada siklus II di atas, tampak semuanya
sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada semua aspek.
Nilai Kompetensi
Pedagogik Guru Siklus II
|
No.
|
Nama Guru
|
Mata Pelajaran
|
Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik
|
Rata2
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
|
|
92
|
92
|
100
|
91
|
92
|
92
|
90
|
92.71
|
|
2
|
|
|
92
|
92
|
100
|
91
|
92
|
92
|
90
|
92.71
|
|
3
|
|
|
83
|
88
|
91
|
82
|
75
|
75
|
80
|
82
|
|
4
|
|
|
75
|
83
|
91
|
77
|
83
|
83
|
70
|
80.29
|
|
5
|
|
|
92
|
92
|
100
|
91
|
92
|
92
|
90
|
92.71
|
|
6
|
|
|
92
|
92
|
88
|
82
|
83
|
83
|
80
|
85.71
|
|
7
|
|
|
75
|
83
|
75
|
86
|
75
|
92
|
80
|
80.86
|
|
8
|
|
|
83
|
83
|
88
|
77
|
83
|
83
|
80
|
82.43
|
|
9
|
|
|
83
|
83
|
75
|
91
|
75
|
75
|
80
|
80.29
|
|
10
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
11
|
|
|
83
|
83
|
75
|
86
|
83
|
83
|
80
|
81.86
|
|
12
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
13
|
|
|
75
|
75
|
88
|
77
|
92
|
83
|
70
|
80
|
|
14
|
|
|
92
|
92
|
88
|
91
|
92
|
92
|
90
|
91
|
|
15
|
|
|
83
|
83
|
88
|
82
|
83
|
83
|
70
|
81.71
|
|
16
|
|
|
92
|
83
|
88
|
91
|
83
|
83
|
80
|
85.71
|
|
17
|
|
|
92
|
83
|
88
|
77
|
75
|
92
|
80
|
83.86
|
|
18
|
|
|
83
|
75
|
88
|
86
|
75
|
83
|
80
|
81.43
|
|
19
|
|
|
83
|
83
|
75
|
82
|
75
|
83
|
80
|
80.14
|
|
20
|
|
|
83
|
83
|
75
|
82
|
83
|
75
|
80
|
80.14
|
|
21
|
|
|
83
|
83
|
88
|
77
|
75
|
83
|
80
|
81.29
|
|
22
|
|
|
92
|
83
|
75
|
86
|
83
|
75
|
70
|
80.57
|
|
23
|
|
|
83
|
83
|
75
|
86
|
75
|
83
|
80
|
80.71
|
|
24
|
|
|
92
|
92
|
75
|
91
|
83
|
83
|
70
|
83.71
|
|
25
|
|
|
92
|
83
|
88
|
77
|
92
|
92
|
80
|
86.29
|
|
26
|
|
|
83
|
83
|
75
|
68
|
83
|
83
|
70
|
77.86
|
|
27
|
|
|
83
|
83
|
88
|
91
|
83
|
83
|
80
|
84.43
|
|
28
|
|
|
83
|
75
|
88
|
86
|
75
|
75
|
80
|
80.29
|
|
29
|
|
|
92
|
75
|
88
|
77
|
83
|
83
|
90
|
84
|
|
30
|
|
|
83
|
83
|
88
|
82
|
75
|
75
|
80
|
80.86
|
|
31
|
|
|
83
|
92
|
88
|
91
|
83
|
83
|
70
|
84.29
|
|
32
|
|
|
83
|
83
|
88
|
86
|
83
|
83
|
90
|
85.14
|
|
33
|
|
|
83
|
75
|
75
|
82
|
83
|
83
|
80
|
80.14
|
|
34
|
|
|
92
|
83
|
75
|
82
|
83
|
92
|
80
|
83.86
|
|
35
|
|
|
83
|
83
|
88
|
91
|
83
|
83
|
70
|
83
|
|
36
|
|
|
92
|
83
|
75
|
86
|
75
|
83
|
80
|
82
|
|
37
|
|
|
83
|
83
|
75
|
91
|
83
|
83
|
80
|
82.57
|
|
38
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
75
|
83
|
80
|
81.43
|
|
39
|
|
|
83
|
83
|
88
|
64
|
83
|
92
|
70
|
80.43
|
|
40
|
|
|
92
|
83
|
75
|
82
|
83
|
75
|
80
|
81.43
|
|
41
|
|
|
75
|
92
|
88
|
77
|
83
|
92
|
80
|
83.86
|
|
42
|
|
|
92
|
83
|
88
|
91
|
75
|
83
|
80
|
84.57
|
|
43
|
|
|
83
|
83
|
75
|
86
|
92
|
83
|
70
|
81.71
|
|
44
|
|
|
83
|
75
|
75
|
77
|
83
|
75
|
80
|
78.29
|
|
45
|
|
|
83
|
83
|
75
|
91
|
75
|
92
|
80
|
82.71
|
|
46
|
|
|
83
|
75
|
88
|
86
|
83
|
83
|
70
|
81.14
|
|
Rata-rata
|
=AVERAGE(ABOVE) 83.66
|
=AVERAGE(ABOVE) 82.3
|
=AVERAGE(ABOVE) 82.38
|
=AVERAGE(ABOVE) 82.32
|
=AVERAGE(ABOVE) 80.68
|
=AVERAGE(ABOVE) 82.49
|
=AVERAGE(ABOVE) 77.81
|
=AVERAGE(ABOVE) 81.58
|
Keterangan :
1. Menguasai karakteristik
peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang
mendidik
5. Pengembangan potensi
peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta
didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kriteria :
0 < X ≤ 25 = Kurang
baik
25 < X ≤ 50 = Cukup
baik
50 < X ≤ 75 = Baik
75 < X ≤ 100 = Sangat
baik
Buduran,
Kepala SMP Negeri 2 Buduran
Drs. H. YUSRON HADI, M.M.
NIP. 19570925 197803 1 008
Data nilai kompetensi pedagogik guru siklus
II menunjukkan pada aspek:
1.
Menguasai karakteristik peserta didik, nilai
rata-ratanya 83,66 (sangat baik), dengan sebanyak 41 orang guru ( 89,1 %)
mendapatkan nilai sangat baik.
2.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, nilai rata-rata 82,30 (sangat baik), dengan
sebanyak sebanyak 39 orang guru ( 84,8 %) mendapatkan nilai sangat baik.
3.
Pengembangan kurikulum, nilai rata-rata 82,38
(sangat baik), dengan sebanyak 29 orang guru (63 %) memperoleh nilai sangat
baik.
4.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik, nilai
rata-rata 82,32 (sangat baik), dengan sebanyak 44 orang guru ( 95,7 %) mencapai
nilai sangat baik.
5.
Pengembangan potensi peserta didik nilai
rata-rata 80,68 (sangat baik), dengan sebanyak 32 orang guru (69,7 %) mendapatkan
nilai sangat baik.
6.
Komunikasi dengan peserta didik, nilai
rata-rata 82,49 (sangat baik), dengan sebanyak 38 orang guru ( 82,6 %) memperoleh
nilai sangat baik.
7.
Penilaian dan evaluasi, nilai rata-rata 77,81 (sangat
baik), dengan sebanyak 35 orang guru (76,1 %) mencapai nilai sangat baik.
Refleksi Hasil Siklus II
Berdasarkan dekripsi pada siklus II di atas, tampak semuanya
sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada semua aspek.
Dengan kondisi seperti ini berarti strategi Abinawas berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik
guru di SMP Negeri 2 Buduran dengan baik.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis dan pembahasan
seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan keaktifan guru dalam kegiatan peningkatan kompetensi
pedagogik guru di SMP Negeri 2 Buduran.
Dengan
membandingkan hasil nilai pada siklus I dan
siklus II di atas, tampak pada aspek :
1.
Menguasai karakteristik peserta didik: hasil nilai dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 6,34 % (83,66 % - 77,32 %).
2.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik: terjadi kenaikan hasil nilai dari siklus I ke
siklus II sebesar 6,7 % (82,3 % - 75,6
%).
3.
Pengembangan kurikulum: nilai dari siklus I ke
siklus II berhasil mendapatkan kenaikan sebesar 6,57 % (82,38 % - 73,89 %).
4.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik: kenaikan
hasil nilai dari siklus I ke siklus II sebesar
8,43 % (82,32 % - 73,89 %).
5.
Pengembangan potensi peserta didik: hasil nilai
dari siklus I ke siklus II menghasilkan
kenaikan sebesar 3,83 % (80,68 % - 76,85
%).
6.
Komunikasi dengan peserta didik: hasil nilai
dari siklus I ke siklus II memperoleh
kenaikan sebesar 5,98 % (82,49 % - 76,51
%).
7.
Penilaian dan evaluasi: hasil nilai dari siklus
I ke siklus II mengalami pertambahan sebesar 5,32 % (77,81 % - 69,81%).
Kesimpulan
Berdasarkan dekripsi pada siklus I dan siklus II di atas, tampak semuanya sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada semua aspek.
Dengan kondisi seperti ini berarti strategi
Abinawas berhasil meningkatkan kompetensi
pedagogik guru di SMP Negeri 2 Buduran dengan baik.
Keunggulan strategi Abinawas dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah mampu meningkatkan perasaan tanggung jawab guru terhadap tugasnya sendiri dan juga tugas orang lain. Guru tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga
harus siap berbagi dan
mengimbaskan materi tersebut pada anggota yang lain. Keunggulan lainnya dari strategi Abinawas ini adalah mampu menumbuhkan kebersamaan dan
keterbukaan dari setiap guru sehingga semua guru saling memberikan informasi
dan kerjasama positif dengan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi
dalam memecahkan masalah bersama. Yang juga menggembirakan adalah apabila guru
menemui kesulitan yang belum dapat dipecahkan, mereka tidak segan dan berani
bertanya kepada Kepala Sekolah dan Pengawas SMP maupun sumber lain yang dianggap mampu memberikan solusi
terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Belajar Mandiri
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah, 2009. Penelitian
Tindakan Sekolah. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Balai Pustaka, 2003.
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2005 tentang Penetapan angka Kredit Jabatan
Fungsional Guru.
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 29 Tahun 2005 tentang badan Akreditasi nasional Sekolah..
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi satuan pendidikan dasar
dan menengah..
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nsioanal Pendidikan..
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Kepala Sekolah.
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
Peraturan Menteri Pendidian
Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam
Jabatan.
Peraturan Menteri Pendidian Nasional
(Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.