BERTEMAN
DENGAN NON-MUSLIM
Oleh:
Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala
SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

Beberapa orang bertanya,”Bolehkah orang
Islam berteman dengan orang non-Islam? Apakah orang Islam hanya bergaul dengan
sesama orang Islam saja? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang pergaulan
dengan orang non-muslim.
Asma, putri Abu Bakar tak mau menerima
pemberian hadiah dari ibu kandungnya, yang ketika itu belum memeluk Islam. Nabi
Muhammad mengetahuinya. Nabi memerintahkan Asma binti Abu Bakar untuk menerima
hadiah itu dan berbuat baik kepada ibunya. Meskipun, saat itu ibunya masih
kafir.
Al-Quran surah Al-Muntahanah. Surah ke-60
ayat 8-9. “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada orang
yang tidak memerangimu karena agama, dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
“Sesungguhnya, Allah hanya melarang kamu
menjadikan kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, dan mengusir
kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa
menjadikan mereka sebagai kawan, mereka orang-orang yang zalim.”
Kata “Saudara” dalam bahasa Arab disebut
“Akh”. Kata ‘akh” pada awalnya bermakna“ persamaan dan keserasian”. Dalam
Al-Quran kata “akh” ditemukan dalam bentuk tunggal sebanyak 52 kali.
Kata “akh” bisa berarti “Saudara kandung”
atau “saudara sebangsa”. Meskipun tidak seagama. Seperti kita sesama bangsa Indonesia.
Al-Quran surah Al-A’raf. Surah ke-7 ayat
65. “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Gia berkata,“Wahai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Allah. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
Agama Islam mengajarkan hubungan
antarmanusia adalah hubungan persaudaraan. Mari kita memperlakukan orang lain
seperti saudara. Bukankah kita berasal dari ayah dan ibu yang sama? Yaitu Nabi
Adam dan Hawa.
Bukahkah kita sesama manusia? Yang
merasa sakit bila dicubit dan senang jika dihibur? Nabi bersabda,”Hendaknya
kalian saling mengunjungi dan memberikan hadiah”
Agama Islam tak melarang pemberian hadiah kepada
siapa pun dan menerima hadiah dari mana pun, asalkan tidak mencermarkan
keyakinan Islam. Nabi Muhammad menerima hadiah dari pemimpin Mesir yang
beragama Kristen.
Maria Qipti, istri Nabi hadiah dari
pemimpin Mesir. Melahirkan seorang putra bernama Ibrahim. Yang meninggal waktu
kecil. Nabi bersabda,”Janganlah mengaitkan sebuah hadiah dengan keimanan dan kekafiran,
tetapi berdasarkan kemanusiaan.”
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
0 comments:
Post a Comment