Wednesday, January 31, 2018

677. SUNAH

SUNAH SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sunah salat menurut  agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 103.

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

       “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikan salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
      Salat fardu atau salat wajib adalah salat yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam yang “mukalaf” (orang yang telah balig lagi berakal) sebanyak lima kali dalam sehari semalam.
      Kata “sunah” (menurut KBBI V) dapat diartikan “jalan yang ditempuh”, “kebiasaan”, “auran agama yang didasarkan atas segala apa yang dinukilkan dari Nabi Muhammad, baik perbuatan, perkataan, sikap, maupun kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan”, “hadis”,  “perbuatan yang apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa”.
      Sunah salat adalah berikut ini.
      Ke-1, mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram setinggi kedua telinga atau setinggi pundak. Ke-2, meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri, keduanya ditaruh di bawah pusar, atau di pusar, atau di atas pusar, atau di dada, atau di atas jantung agak sebelah kiri dada, atau kedua tangan tidak bersedekap tetapi kedua tangan lurus ke bawah. 
      Ke-3, membaca doa iftitah setelah “takbiratul ihram”. Ke-4,  membaca “auzubillahi minas syaitanir rajim” sebelum membaca surah Al-Fatihah. Ke-5, membaca “amin” setelah membaca surah Al-Fatihah.
      Ke-6, membaca surah atau ayat Al-Quran setelah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua. Ke-7, melihat ke arah tempat sujud, kecuali waktu tasyahud membaca “asyhadu anla ilaha ilallah” melihat ke ujung jari telunjuk tangan kanan.
      Ke-8, para makmum mendengarkan bacaan imam. Ke-9, mengeraskan bacaan pada salat Magrib, Isya, Subuh, Jumat, Idul Fitri Idul Adha, tarawih, dan witir. Ke-10, mengangkat kedua tangan dan takbir ketika akan rukuk, serta ketika akan bangkit dari rukuk.
      Ke-11, meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut, ketika rukuk. Ke-12, membaca tasbih tiga kali ketika rukuk. Ke-13, membaca “samiallahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk. Ke-14, membaca “rabbana walakal hamdu” ketika iktidal. Ke-15, membaca tasbih tiga kali ketika sujud.
      Ke-16, membaca doa ketika duduk di antara dua sujud. Ke-17, duduk “iftirasy” pada semua duduk kecuali duduk akhir. Duduk “iftirasy” adalah duduk di atas mata kaki kiri, tapak kaki kanan ditegakkan, dan ujung kaki kanan menghadap ke kiblat.
       Ke-18, duduk sebentar setelah sujud kedua sebelum berdiri tegak. Ke-19, bertumpu ke lantai ketika akan berdiri dari duduk sebentar. Ke-20, duduk “tawarruk” ketika duduk akhir. Duduk “tawarruk” adalah seperti duduk “iftirasy” tetapi tapak kaki kiri dikeluarkan ke sebelah kanan dan pantat sampai ke tanah.
      Ke-21, mengucapkan salam kedua, yaitu menoleh ke kiri sampai pipi kiri tampak dari belakang. Ke-22, ketika mengucapkan salam diniatkan memberikan salam kepada manusia dan malaikat yang berada di sebelah kanan dan kiri, imam  memberikan salam kepada makmum dan makmum berniat mejawab salam imam.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment