MBAH
MOEN BERDOA CAPRES RUKUN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Ceramah
Gus Baha' banyak dinanti karena memberi pilihan menyegarkan di tengah banjirnya
ustad di televisi dan medsos yang kadang ceramahnya hanya ngalor ngidul dan
dianggap kurang berbobot.
2. Hadirnya
Gus Baha' menjawab itu semua.
3. Apalagi
ceramah Gus Baha' sering menyejukkan dan tidak menghakimi, dibangun berdasar
argumentasi keagamaan okoh, meskipun disampaikan dengan gaya ceplas-ceplos.
4. KH
Baha'uddin bin Nur Salim (Gus Baha) adalah salah satu santri kesayangan kiai
Maimoen Zubair (Mbah Moen).
5. Gus
Baha' nyantri (belajar di pesantren) kepada Mbah Moen sejak usia sangat belia
hingga dewasa.
6. Ia
dikabarkan sebagai santri cerdas meskipun agak "njandab".
7. Ketika
remaja telah hafal Al-Qur'an 30 juz.
8. Dan
kabarnya hafal Shahih Muslim, salah satu kitab induk hadis berisi ribuan hadis.
9. Gus
Baha' alim bidang fikih (hukum Islam) dan ushul fiqih.
10. Gus
Baha' lama menetap di Yogjakarta.
11. Sudah
lama mengisi majelis pengajian di Yogya dan mengajar di universitas Islam
Indonesia.
12. Di UII
Gus Baha' menjadi pentashih terjemah Al-Qur'an yang diterbitkan kampus.
13. Gus
Baha' nyantri kepada Mbah Moen sejak kecil hingga dewasa dan tidak nyantri di
pesantren lain.
14. Gus Baha
banyak memahami manhaj (metode) dakwah kiai Maimoen.
15. Gus
Baha' mungkin satu-satunya santri kiai Maimoen yang hanya nyantri di Pesantren
Al-Anwar yang diasuh Mbah Moen.
16. Banyak
santri Mbah Moen menjadi tokoh berpengaruh atau punya pesantren besar dengan
ribuan santri, tapi kebanyakan mereka tidak hanya nyantri kepada Mbah Moen.
17. Artinya
setelah lulus pesantren Al-Anwar mereka melanjutkan ke Mekah dan lainnya.
18. Putra-putra
mbah Moen, setelah selesai belajar kepada ayahnya sendiri, mereka dikirim ke
Mekah, Syria, dan Mesir.
19. Gus
Baha' menceritakan, "Saya itu nyantri di mbah Moen sejak sangat kecil.”
20. Saking
belum dewasanya, ketika Mbah Moen lewat dan saya bermain kelereng dengan Gus
Ghofur (salah satu putera mbah Moen) di depannya, saya tidak bergeming, dan
tetap aja asyik main.
21. Saya nyantri
sejak kecil sampai besar dan tak pernah kemana-mana.
22. Saya
menyaksikan Mbah Moen mengajar dan berdakwah.
23. Saya sering
mengikuti berbagai tahapan kehidupan yang dilalui Yai.
24. Yai
adalah sebutan para santri kepada Mbah Moen.
25. Gus
Baha' adalah orang bebas.
26. Artinya
tidak suka terikat urusan administratif menegemen organisasi dan birokrasi.
27. PBNU sering
menawari menjadi pengurus Syuriah Pusat, Gus Baha' menolaknya.
28. Akhirnya,
Gus Baha' menerima karena Kiai Maimoen
yang minta.
29. Mbah
Moen berpesan agar Gus Baha bisa menjaga Indonesia.
30. Jika perlu
masukkan dalam lembaga NU orang dari berbagai latar belakang, termasuk dari
berbagai partai politik.
31. Yang
bisa menjaga Indonesia itu nasionalis dan religius.
32. Jangan
sampai terjadi dosa sejarah pertumpahan darah sesama anak bangsa.
33. Mbah
Moen prihatin memanasnya situasi dan kondisi politik Indonesia.
34. Menurut Gus Baha', sebelum ke Mekah yang mengantarkan
Mbah Moen menghadap keharibaan Allah, beliau
menulis doa dikirim untuk dibaca para santrinya.
35. Terdapat
kalimat doa,”Allahumma alqi baynahuma ulfatan ma mawaddatan".
36. Ya
Allah pertemukan mereka berdua (Jokowi
dan Prabowo) dalam cinta kasih dan saling mengasihi.
37. Sampai
menjelang akhir hayat, Mbah Moen ingin kedua tokoh bersatu dan rukun.
38. Tak
heran Cak Bakir, wartawan senior harian Kompas, dalam acara 40 hari Mbah Moen, menjuluki
Mbah Moen sebagai "juru damai".
39. Saya
sering mendengar berbagai kesan yang disampaikan oleh orang yang pernah kenal,
dekat, atau hanya berkunjung ke Mbah Moen.
40. Kalangan
pejabat, santri, masyarakat awam, hingga pejabat militer maupun kepolisian yang
pernah bertugas di Rembang.
41. Mbah
Moen meninggalkan kesan mendalam di mata mereka.
42. Di
tengah orang saling mengumpat, menyebarkan kebencian, mengecam atas nama keyakinan
(tak jarang hanya karena penafsiran) terjadi di masyakat kita, terutama media
sosial, kita merindukan adanya santri, murid, atau putera beliau yang suatu
saat bisa muncul menjadi sosok seperti Mbah Moen.
43. Saya
yakin Mbah Moen menjadi sosok yang demikian, bukan hanya karena kedalaman ilmu
agamanya, tapi juga spititualitasnya dipadukan kekayaan pengalaman dan
perjalanan kehidupan dalam berbagai aspek (sosial, politik, kegamaan).
44. Termasuk
bergaul dengan orang berbagai latar belakang profesi, peran, hingga agama dan
suku bangsa.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment