PANCASILA
18 AGUSTUS 1945
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Din
Syamsuddin: Pancasila Lahir 18 Agustus 1945
2. Minggu
21 Juni 2020.
3. PWMU.CO
– Din Syamsuddin: Pancasila Lahir 18 Agustus 1945.
4. Hal
itu dia sampaikan pada kegiatan Syawalan yang diselenggarakan Pimpinan Cabang
IMM AR Fachruddin Yogyakarta dengan tema “Spirit Kebangsaan: Potret dan
Problematika Bangsa di Tengah Arus Oligarki”, Jumat (19/6/2020)
5. Din
menyatakan, jika mau objektif dan jujur, sebenarnya hari lahir Pancasila itu
pada 18 Agustus 1945.
6. Karena
saat itu Pancasila dengan urutan dan dengan isi redaksi yang 5 itu disepakati.
7. “Kalau
1 Juni, pidato Bung Karno belum menampilkan isi-isi Pancasila yang sekarang.
8. Bahkan
Ketuhanan itu nomor 5 dalam pidato Bung Karno.
9. Kecuali
memang Bung Karno mengemukakan istilah Pancasila sebagai nama yang digali dari
khazanah yang ada di Indonesia,” terangnya.
10. Din
Syamsuddin menegaskan, hari jadi Pancasila boleh disebut 1 Juni.
11. Tapi
hari lahir Pancasila dengan isinya yang 5 seperti sekarang ini adalah 18
Agustus 1945.
12. Din
mengaku sengaja mengangkat ini yang sebenarnya sudah banyak diketahui agar
menjadi analisis ketika ada Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila
(RUU HIP)
13. RUU
HIP Penafsiran Subjektif dan Sepihak
14. Sebelumnya,
Pimpinan Pondok Pesantren Internasional Dea Malela Sumbawa itu menuturkan,
bangsa ini mengalami problematika besar.
15. Penyebabnya
distorsi, deviasi, dan disorientasi pada nilai-nilai dasar Pancasila dan
Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
16. “Kita
amati telah terjadi perubahan dan pergeseran kehidupan kebangsaan kita.
17. Sering
saya katakan masalah besar yang dihadapi bangsa dewasa ini sebab utamanya
adalah telah terjadinya deviasi (penyimpangan), distorsi (pelencengan), dan
disorientasi (membalikkan arah) kehidupan nasional dari nilai nilai dasar dan
dari cita-cita nasional itu sendiri,” tutur Din.
18. Din
menjelaskan, cita-cita nasional menyatakan, Indonesia yang kita cita-citakan
adalah Indonesia yang:
1) Merdeka.
2) Bersatu.
3) Berdaulat.
4) Adil.
5) Makmur.
19. Ad 5 kata
mengandung makna yang dalam.
20. “Tentu
pelaksanaan dan pencapaian cita-cita nasional ini bertolak dan bertumpu pada
nilai-nilai dasar atau konstitusi UUD 1945.
21. Namun
dalam pelaksanaannya kita tidak secara konsisten menjalankan nilai-nilai dasar
itu, baik secara formal struktural maupun implementatif,” tuturnya.
22. Perubahan
Tafsir Pancasila Menjadikan Carut-marutnya Negara
23. Menurut
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu, di
tengah perjalanan telah terjadi perubahan memang bukan pada Pancasila.
24. Namun
tafsir terhadap Pancasila dalam rancang bangun ketatanegaran dan kenegaraan
Indonesia yaitu UUD telah mengalami perubahan.
25. “Perubahannya
sangat fundamental dan signifikan terutama pada aspek-aspek dasar dari
kehidupan berbangsa dan bernegara.
26. Terutama
aspek politik dan ekonomi,” ujar Din.
27. Tokoh
bangsa yang telah 8 kali meraih penghargaan internasional ini mengatakan,
pasal-pasal jantung UUD 1945 yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa.
28. Tokoh-tokoh
kemerdekaan—termasuk dari Muhammadiyah—mengalami perubahan fundamental yang
menjadikan carut-marutnya kondisi bangsa.
29. “Ini
yang membawa dampak sistemik dan menimbulkan carut-marutnya situasi dan kondisi
yang kita alami terakhir ini seperti politik, ekonomi, dan kehidupan sosial.
30. Termasuk
adanya oligarki politik,” tandas Din.
31. Din
menjelaskan, kekuasaan segelintir orang atau segelintir elit yang berdampak pada perwakilan, kualitas dan
kapasitas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
32. Sehingga
proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh oligarki.
33. “Sebenarnya
tidak hanya pada tingkat ini sumber dari kerusakan demi kerusakan, tapi pada
pengabaian terhadap Pancasila itu sendiri.
34. Padahal
Pancasila itu luar biasa mengandung filosofical foundation,” tandas Din.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment