Thursday, May 18, 2023

18923. WASIT HARUS ADIL AGAR PEMILU DAMAI DAN GEMBIRA

 





WASIT HARUS ADIL AGAR PEMILU DAMAI DAN GEMBIRA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Berkaca perkelahian.

 Official Timnas Sepakbola Indonesia.

Dengan Thailand U20.

 

 Ketua Umum Pimpinan Pusat .

Muhammadiyah.

Haedar Nashir.

 

Berpesan jangan berkelahi.

Dalam kontestasi politik nasional.

 

Pertandingan sepakbola.

Sudah ada pakemnya.

Masih terjadi perkelahian.

 

Apalagi dalam kompetisi politik.

Akan jauh lebih keras.

Jika ditarik pada ranah ideologi.

 

“Ideologi timbulkan fanatik kuat.

Dan militan.

 

Apalagi fanatik buta.

Fanatik sudah masalah.

 

Ditambah buta.” Ungkap Haedar.

 Rabu (17/5/2023).

 

Peresmian Gedung Jenderal Sudirman.

 Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

 

Haedar Nashir.

Guru Besar Sosiologi.

 

Dalam politik praktis.

Disenyawakan ideologi.

Sering lahirkan kontestasi keras.

 

Seperti di Indonesia.

Pada tahun 1955.

Picu tragedi tahun 1965.

 

Tugas negara untuk:

1)        Redam ketegangan.

2)        Atasi faktor konflik.

 

Pemerintah Tak Boleh Memihak.

 

Pemerintah bertugas.

Menciptakan Pemilu:

 

1)        Langsung.

2)        Bersih.

 

3)        Jujur.

4)        Adil.

 

Hal itu.

Tugas penyelenggara negara.

 

Pemerintah harus jadi wasit yang baik.

Dalam pertandingan.

 

Maka pemerintah:

1)        Harus adil.

2)        Tak memihak.

 

Jika tak adil.

Maka itu awal panasnya pertandingan.

 

“Jika pengawas pertandingan.

Tak jalankan tugas yang baik.

 

Bahkan terlibat.

Maka timbul benih konflik,” ungkapnya.

 

Selain elit pemerintahan.

Maka elit agama.

 

Dan tokoh warga.

Juga berperan redam potensi konflik.

 

Kunci meredam konflik.

Yaitu para elit .

Bisa menjaga ucapan.

 

Ketika kampanye.

Boleh bicara.

 

Tapi tak boleh memecah belah.

Ucapan memecah belah.

Harus dilarang.

 

“Muhammadiyah bukan pemain.

Tak terlibat kontestasi.

 

Juga bukan wasit.

Tapi wasit moral dan agama.

 

Muhammadiyah ormas agama.

Dan ormas dakwah.

 

Harus pandai posisikan diri,” ungkapnya.

 

Haedar berpesan.

Agar warga Muhammadiyah.

Dan warga bangsa.

 

Tak membeli ujaran kebencian.

Pemain politik yang suka hoax.

Sebabkan pecah belah.

 

Meskipun ujaran dari tokoh politik.

Yang dia pilih.

 

Ciri warga berkemajuan.

Yaitu kritis.

Bisa bedakan baik atau jelek.

 

(Sumber muhammadiyah)

0 comments:

Post a Comment