WASIT HARUS ADIL AGAR
PEMILU DAMAI DAN GEMBIRA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Berkaca perkelahian.
Official Timnas Sepakbola Indonesia.
Dengan Thailand U20.
Ketua Umum Pimpinan Pusat .
Muhammadiyah.
Haedar Nashir.
Berpesan jangan berkelahi.
Dalam kontestasi politik
nasional.
Pertandingan sepakbola.
Sudah ada pakemnya.
Masih terjadi
perkelahian.
Apalagi dalam kompetisi
politik.
Akan jauh lebih keras.
Jika ditarik pada ranah
ideologi.
“Ideologi timbulkan
fanatik kuat.
Dan militan.
Apalagi fanatik buta.
Fanatik sudah masalah.
Ditambah buta.” Ungkap
Haedar.
Rabu (17/5/2023).
Peresmian Gedung
Jenderal Sudirman.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
(UMKT).
Haedar Nashir.
Guru Besar Sosiologi.
Dalam politik praktis.
Disenyawakan ideologi.
Sering lahirkan
kontestasi keras.
Seperti di Indonesia.
Pada tahun 1955.
Picu tragedi tahun 1965.
Tugas negara untuk:
1)
Redam ketegangan.
2)
Atasi faktor konflik.
Pemerintah Tak Boleh
Memihak.
Pemerintah bertugas.
Menciptakan Pemilu:
1)
Langsung.
2)
Bersih.
3)
Jujur.
4)
Adil.
Hal itu.
Tugas penyelenggara
negara.
Pemerintah harus jadi wasit
yang baik.
Dalam pertandingan.
Maka pemerintah:
1)
Harus adil.
2)
Tak memihak.
Jika tak adil.
Maka itu awal panasnya
pertandingan.
“Jika pengawas
pertandingan.
Tak jalankan tugas yang
baik.
Bahkan terlibat.
Maka timbul benih
konflik,” ungkapnya.
Selain elit pemerintahan.
Maka elit agama.
Dan tokoh warga.
Juga berperan redam
potensi konflik.
Kunci meredam konflik.
Yaitu para elit .
Bisa menjaga ucapan.
Ketika kampanye.
Boleh bicara.
Tapi tak boleh memecah
belah.
Ucapan memecah belah.
Harus dilarang.
“Muhammadiyah bukan
pemain.
Tak terlibat kontestasi.
Juga bukan wasit.
Tapi wasit moral dan agama.
Muhammadiyah ormas agama.
Dan ormas dakwah.
Harus pandai posisikan
diri,” ungkapnya.
Haedar berpesan.
Agar warga Muhammadiyah.
Dan warga bangsa.
Tak membeli ujaran
kebencian.
Pemain politik yang suka
hoax.
Sebabkan pecah belah.
Meskipun ujaran dari
tokoh politik.
Yang dia pilih.
Ciri warga berkemajuan.
Yaitu kritis.
Bisa bedakan baik atau
jelek.
(Sumber muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment