ITB
MANDALIKA DAN WAKATOBI PROYEK POLITIK MERUGI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Dosen
ITB.
Mandalika.
1)
Tak
transparan.
2)
Tak
ada naskah akademis.
3)
merusak
lingkungan.
4)
Rugi.
5)
Tak
ada turis datang.
6)
Proyek
politik.
7)
Uang
masuk dan keluar tertutup.
Video kritik
Dosen Institusi Teknologi Bandung
(ITB).
Myra P Gunawan.
Terkait Mandalika.
Sebagai destinasi wisata.
Super prioritas.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf).
Selain Mandalika.
Destinasi wisata.
Super prioritas.
1)
Mandalika.
2)
Likupang.
3)
Labuan Bajo.
4)
Candi Borobudur.
5)
Danau Toba.
Kritik Dosen ITB.
Terkait pengelolaan uangnya.
Tak transparan.
Menurut pakar pariwisata.
Myra P Gunawan.
Pemerintah harus umumkan.
1)
Jumlah modal.
2)
Jumlah utang.
Bukan sekadar:
1)
Hasil jual karcis.
2)
Jumlah penonton.
Jumat, 16 Juni 2023.
Soal Mandalika.
Modal dan utangnya.
Tak pernah diumumkan.
Menurut Myra P Gunawan.
Wisata super prioritas Mandalika.
Sisakan masalah.
Yakni perputaran uangnya.
Seharusnya dana untuk membangun.
Bahkan utangnya.
Perlu disandingkan pendapatannya.
“Seperti kita bangun Mandalika.
Yang diinfokan jumlah penontonnya.
Jumlah karcisnya.
Tapi modal membangun berapa.
Utangnya berapa.
Tak pernah diomongkan.
Data tak pernah disandingkan,”
tuturnya.
Modal pembangunan Mandalika.
Mungkin belum kembali.
“Udah balik modal, gitu?
Saya yakin, belum,” katanya.
Acara Neraca Ruang dan Sekolah
Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB.
Pada 23 Mei 2023.
Biaya yang keluar.
Harus disandingkan.
Agar transparan.
Harus diinfokan.
1)
Uang keluar.
2)
Uang diterima.
Juga :
1)
Tak ada naskah akademisnya.
2)
Lingkungan hidup terdampak.
3)
Proyek politik.
“Sekarang, pariwisata jadi agenda
politisi.
Saya tidak tahu.
Bagaimana 10 destinasi prioritas.
Atau 5 prioritas dipilih.
Tak ada naskah akademisnya,” ucapnya.
Myra juga kritik.
Destinasi Wakatobi.
1)
Lingkungan rusak.
2)
Jumlah wisatawan asing.
“Pemerintah target 500.000 wisatawan.
Tapi dalam 10 tahun terakhir.
Hanya 23.000 orang.
Bagaimana menyulap 23.000 orang .
Jadi 500.000 orang ?” katanya.
Pada destinasi .
Dubangun infrastruktur besar-besaran.
Tapi kini.
Berceceran di taman nasional.
Dan di perairan.
Tak terpakai.
Atau tidak bisa dipakai.
“Uang hilang, lingkungan rusak, wisatawan tidak datang.
Tak pernah ada yang menghitung,” ujarnya.
(Sumber pikiran rakyat)
0 comments:
Post a Comment