MAKLUMAT JUANDA 2023 REFORMASI BALIK
KE TITIK NOL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ratusan tokoh.
Sampaikan Maklumat Prihatin.
Disebut Maklumat Juanda.
“Reformasi Kembali ke Titik Nol”.
Hal itu.
Sikap berbagai isu di tanah air.
Salah satunya.
Mahkamah Konstitusi (MK) izinkan.
Calon belum usia 40 tahun.
Tapi pernah jadi Kepala Daerah.
Untuk maju sebagai:
1)
Calon
presiden.
2)
Calon
wakil presiden.
Juru bicara Maklumat.
Usman Hamid sebutkan.
Bahwa putusan MK.
Sangat kecewakan warga.
Menurut dia.
Seharusnya tak ada diskriminasi usia.
Bagi capres dan cawapres.
Keputusan hari ini.
Dianggap berpihak.
“Bukan gejala.
Tapi fenomena nyata.
Bahwa sejumlah anak presiden.
Sejumlah anak kepala negara.
Menikmati:
1)
Kekuasaan.
1)
Jabatan
public.
2)
Fasilitas
bisnis.
Dari kelompok oligarki.
Saat Bapaknya berkuasa," kata
dia.
Maklumat Juanda 2023:
Reformasi Kembali ke Titik Nol
1)
Reformasi
kembali ke titik nol.
2)
Mundurnya
Reformasi ditandai dengan merosotnya demokrasi dan diperburuk oleh fenomena
politik dinasti.
3)
Reformasi
dan Demokrasi yang kita tegakkan bersama dalam 25 tahun terakhir, dikhianati.
4)
Kedaulatan
rakyat disingkirkan.
5)
Ruang
publik dipersempit, oposisi menjelma aliansi kolusif, lembaga anti-korupsi
dilemahkan, dan kekuatan eksekutif ditebalkan.
6)
Yang
menentukan nasib kita: kekuasaan pemimpin nasional dan para majikan partai.
7)
Penguasa
menyalahgunakan demokrasi melalui peraturan perundang-undangan, mulai dari
Revisi UU KPK, KUHP, hingga UU Cipta Kerja.
8)
Konflik
kepentingan pejabat kabinet sangat kuat.
9)
Prosedur
demokrasi disalahgunakan untuk memfasilitasi oligarki yang lama mengakar di era
rezim Soeharto.
10) Penyelesaian pelanggaran HAM berat berhenti di ranah non-yudisial, instan, dan
terhalang oleh kompromi politik jangka pendek.
11) Politik dinasti terasa kental ketika
Presiden menyalahgunakan kekuasaan yang sedang dipegangnya untuk
mengistimewakan keluarga sendiri.
12) Anak-anaknya yang minim pengalaman dan
prestasi politik menikmati jabatan publik maupun fasilitas bisnis yang tak
mungkin didapat tanpa status anak Kepala Negara/Presiden yang berkuasa.
13) Presiden pun terus bermanuver untuk
menentukan proses Pemilu 2024 dengan menggandeng kubu politik yang menjamin
masa depan sendiri dan dinasti keluarga.
14) Rasa keadilan diinjak-injak.
15) Masa depan bangsa dijadikan permainan
kotor.
16) Kami memergoki perilaku politik yang
nista dari penguasa dan kalangan atas ini.
17) Ukuran moral, tentang yang adil dan
tidak adil, yang patut dan tidak patut telah hilang.
18) Perilaku yang nista itu adalah kolusi
dan nepotisme yang dirobohkan oleh gerakan reformasi, seperempat abad lalu.
19) Itu sebabnya di sini kami, sejumlah
warga negara dari pelbagai kalangan, bersuara. Indonesia memerlukan politik
yang diabdikan untuk kedaulatan rakyat.
20) Kami mendesak para pemimpin bangsa,
terutama Kepala Negara, Presiden Jokowi, agar
memberi teladan, dan bukan memberi contoh buruk memperpanjang kebiasaan
membangun kekuasaan bagi keluarga.
Dibacakan di Jalan Juanda, Jakarta
Senin, 16 Oktober 2023.
(Sumber jpnn)
.png)
0 comments:
Post a Comment