Saturday, February 24, 2024

32685. POLITIK GULA GULA JANJI MANIS JOKOWI BUNUH DEMOKRASI

 


POLITIK GULA GULA JANJI MANIS JOKOWI BUNUH DEMOKRASI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Guru Besar Hukum Tata Negara

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

 

Iwan Satriawan katakan.

 Presiden Joko Jokowi.

 

1)        Membunuh oposisi.

2)        Melemahkan civil society.

 

Dengan 'politik gula-gula'.

1)                Janji manis.

2)                Pembagian kekuasaan. 

 

Civil society.

Atau warga sipil.

 

Yaitu  warga yang punya peradaban.

Atau civilization.

 

Dalam sistem budaya.

Warga madani.

Diatur oleh agama.

 

"Presiden Jokowi

1)        Membunuh oposisi.

2)        Melemahkan civil society.

 

Dengan politik gula-gula.

1)        Membius banyak orang.

2)        Menyihir banyak politisi.

 

3)        Banyak pihak terpana.

4)        Banyak kelompok tertarik.

 

Kamis, 22 Febuari 2024.

 

Iwan katakan.

Bahwa Jokowi.

 

1)        Mudah merangkul lawan.

2)        Di luar pemerintah masuk pemerintah.

 

3)        Oposisi masuk pemeritah.

4)        Lewat politik gula-gula.

 

Iwan katakan.

Indonesia sulit jadi bangsa besar.

Jika  civil society.

Tak punya independen.

Syarat bangsa besar.

Yaitu:

 

1)        Independen civil society.

2)        Civil Society kuat.

 

3)         Profesor, Doktor, dan dosen.

Harus independen.

 

4)        Profesor, Doktor, digaji negara.

Agar independen.

 

5)        Bebas bersuara objektif.

 

6)        Bukan jadi “Pak Turut”.

 

7)        Jika tak independen.

Maka siapa yang akan ngomong?.

 

"Siapa mengingatkan negara ini?

Para  dosen, Doktor, Profesor.

 

1)        Punya kewajiban moral dan intelek.

2)        Untuk ingatkan pemerintah.

3)        Bukan menghakimi.

 

Agar pemerintah.

Tak bisa salah dunakan wewenang," kata dia.

 

Partai oposisi

Masuk pemerintah.

 

Tak bisa kritis.

Sebab 'main 2 kaki'

 

 

Masuk pemerintah.

Sebab janji politik gula-gula.

Maka oposisi tidak berjalan.

 

 Iwan berharap.

Pemerintah selanjutnya.

 

1)        Ada partai oposisi.

2)        Jaga demokrasi stabil.

 

3)        Dengan suara signifikan.

4)        Parlemen tampil politik indah.

 

5)        Warga juga turut bersuara.

 

6)        Jika oposisi lemah.

 

 

Maka rakyat tak punya saluran.

Akan cari jalan sendiri.

 

(Sumber kba)

0 comments:

Post a Comment