AYAT GUNUNG NABI TAK TAHU GUNUNG BERAPI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Qur’an bahas fenomena bumi.
Meskipun Nabi Muhammad.
Tak pernah belajar:
1)
Geologi.
2)
Teori gunung berapi.
Al-Qur’an tak sebut :
1)
Gunung berapi.
2)
Istilah spesifik.
3)
Seperti magma, lava, dsb.
Al-Quran hanya sebut:
1)
Gunung (jibāl).
2)
Bumi terbelah.
3)
Api besar.
4)
Fenomena azab gempa atau api.
A.
Nabi Muhammad tak tahu gunung berapi.
1)
Nabi tidak punya ilmu geologi.
2)
Nabi nhanya menyampaikan wahyu.
3)
Orang Arab Hijaz tidak punya gunung
berapi aktif besar.
4)
Meskipun ada jejak lava di Madinah,
Harrah.
5)
Konsep gunung berapi bukan bagian ilmu umum mereka.
6)
Tafsir klasik tak singgung vulkanologi.
7)
Mereka menafsirkan ayat tentang gunung.
8)
Sesuai bahasa dan makna iman.
Bukan sains.
Tafsir Ulama vs Tafsir Sains Modern
Tafsir klasik:
Gunung.
1)
Penyeimbang bumi.
2)
Bukti kekuasaan Allah.
3)
Tanda keagungan Allah.
Tafsir kontemporer:
Gunung termasuk gunung berapi.
1)
terbentuk dari lempeng tektonik.
2)
Bisa mengeluarkan api dan lahar.
3)
Sesuai ayat bumi memuntahkan isinya.
Kesimpulan
1)
Al-Qur’an tidak menyebut “gunung
berapi” secara eksplisit.
2)
Ayat tentang gunung, bumi terbelah,
dan api.
3)
Bisa ditafsirkan isyarat fenomena
vulkanik.
4)
Nabi Muhammad tak tahu geologi.
5)
Tapi wahyu beri gambaran universal.
6)
Bisa dipahami luas.
7)
Seiring perkembangan ilmu.
Apakah Nabi Muhammad melihat gunung berapi?
1)
Zaman Nabi tak ada catatan letusan
aktif.
2)
Nabi dan para sahabat melihat padang
lava hitam di sekitar Madinah.
3)
Madinah dikelilingi 2 padang lava.
4)
Timur : Harrah Syarqiyah.
5)
Barat : Harrah Gharbiyah.
6)
Beberapa Hadis sebut “Al-Harrah”
sebagai batas Madinah.
7)
Nabi tahu ada “tanah hitam berbatu”
(lava tua).
8)
Tapi bukan gunung meletus dengan lava
menyala.
B.
Letusan besar setelah Nabi
1)
Tahun 654 H / 1256 M.
Terjadi letusan dahsyat di Madinah.
Di kawasan Ḥarrat Rahat (selatan kota).
2)
Lava bercahaya terlihat dari Masjid
Nabawi.
Mengalir sejauh ±23 km.
3)
Peristiwa ini dicatat sejarawan Islam.
4)
Dianggap tanda kebesaran Allah.
C.
Relevansi dengan tafsir Al-Qur’an
1)
Di zaman Nabi.
2)
Orang belum paham “gunung berapi”.
3)
Mereka hanya tahu tanah hitam keras
(lava beku).
4)
Al-Qur’an berbicara tentang:
a.
bumi memuntahkan isinya (Az-Zalzalah
2).
b.
gunung-gunung bergerak (An-Naml 88).
c.
api besar dari bumi (beberapa ayat
tentang azab).
5)
Tafsir klasik.
Memahami metaforis.
6)
Tafsir kontemporer.
Hubungkan fenomena vulkanik (lava, magma, gempa tektonik).
Catatan.
1)
Nabi tidak melihat gunung berapi Meletus.
2)
Tapi jejak lava hitam di Madinah
sangat dikenal,
3)
Sekitar 500 tahun setelah nabi.
4)
Madinah menyaksikan letusan vulkanik
besar (1256 M).
Al-Quran surah Az-Zalzalah (surah ke-99) ayat 1-2.
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
1. Apabila bumi
digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
2. dan bumi mengeluarkan
beban berat (yang dikandung)nya.
Catatan.
1)
Tafsir klasik:
Bumi memuntahkan isi perutnya (emas, perak, mayat untuk dibangkitkan).
2)
Tafsir kontemporer:
Bumi memuntahkan magma, gas, dan isi geologisnya.
Mirip proses vulkanik.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 31.
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا
فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Dan Kami jadikan di bumi
gunung-gunung kokoh supaya bumi (tidak) goncang bersama mereka dan Kami jadikan
(pula) di bumi jalan-jalan luas, agar
mereka mendapat petunjuk.
Al-Quran surah An-Naba’ (surah ke-78) ayat 6-7.
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
6. Bukankah Kami telah
menjadikan bumi sebagai hamparan?,
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
7. dan gunung-gunung
sebagai pasak?,
Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 88.
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ۚ
صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۚ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا
تَفْعَلُونَ
Dan kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Al-Quran surah Al-Ma’arij (surah ke-70) ayat 8-9.
يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ
8. Pada hari ketika
langit menjadi seperti luluhan perak,
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ
9. dan gunung-gunung
menjadi seperti bulu (yang berterbangan),
Catatan.
1)
Tafsir klasik:
Gambaran kiamat.
Gunung hancur luluh.
2)
Tafsir modern:
Gunung berapi bisa melelehkan batu jadi lava.
Mirip tembaga cair, debu vulkanik .
Menyebar seperti bulu di udara.
Al-Quran surah Al-Qari‘ah (surah ke-101) ayat 5.
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
Dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Catatan.
1)
Tafsir klasik:
Gunung hancur dan beterbangan di hari kiamat.
2)
Tafsir modern:
Letusan dahsyat melempar material ke udara.
Debu vulkanik beterbangan seperti kapas/bulu.
Kesimpulan
1)
Tafsif Klasik:
Gunung = pasak, tanda kekuasaan Allah,
stabilitas bumi, azab kiamat.
2)
Tafsir Modern:
Banyak ayat dapat dipahami isyarat
vulkanologi.
Gunung berapi, magma, tektonik, debu
vulkanik.
3)
Nabi Muhammad tak tahu teori gunung
berapi.
4)
Al-Qur’an memakai bahasa universal.
5)
Bisa dipahami lintas zaman.
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.





