MUHAMMADIYAH TOLERANSI
DALAM DAN LUAR
Oleh Drs H M
Yusron Hadi, MM
Toleransi atau tasamuh.
Dalam Muhammadiyah.
Tak serampangan.
Ketua Pimpinan Pusat
(PP) Muhammadiyah.
Agung Danarto jelaskan.
Bahwa toleransi itu
bertingkat.
Toleransi pada
non-muslim.
Sesuai dengan surah Al-Kafirun
ayat 6.
Al-Quran surah Al-Kafirun (surah ke-109) ayat 1-6.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
Katakan (Muhammad): "Hai
orang-orang kafir.
لَا أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ
2. Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah.
وَلَا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah.
وَلَا أَنَا
عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
4. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah.
وَلَا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
5. Dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ
وَلِيَ دِينِ
6. Untukmu agamamu dan untukku
agamaku".
Prinsip Al Kafirun.
Tak diterapkan dalam toleransi.
Pada sesama umat Islam.
Bagi seorang muslim.,
Warga Muhammadiyah
ditekankan.
Bahwa berbuat toleran
itu baik.
Tapi tetap berpegang
teguh pada Islam.
Seperti surah Ali Imran
ayat 19.
Al-Quran surah Ali lmran
(surah ke-3) ayat 19.
نَّ الدِّينَ
عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ
بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang
diridai) Allah hanya Islam. Tidak berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barang siapa kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya.
Prinsip ini wajib dipegang.
Kita toleran dengan yang
lain.
Dengan prinsip:
Tak anggap semua agama:
1)
Sama.
2)
Baik.
3)
Benar.
4)
Antarkan ke surga.
Sebab hal itu.
Dapat merusak iman,”
kata Agung.
Rabu (8/1/2025.
Di Kantor PP
Muhammadiyah Yogyakarta.
Warga Muhammadiyah harus
yakin.
1)
Islam agama yang
benar.
2)
Islam antarkan ke surga.
Tapi realisasi Islam rahmat
bagi seluruh alam.
Muhammadiyah siap kerja sama dengan semua
pihak.
Dalam konteks relasi
sosial di Indonesia.
Konflik yang terjadi.
Tak selalu latar belakang
agama.
Kebanyakan mulai konteks.
1)
Sosial.
2)
Ekonomi.
3)
Dikipasi isu agama.
Kesenjangan dalam bidang:
1)
Sosial.
2)
Ekonomi.
3)
Pendidikan.
4)
Pengetahuan.
Jadi pemicu konflik
horizontal.
Muhammadiyah lewat pendidikan.
Untuk pangkas
kesenjangan.
Fasilitas pendidikan diMuhammadiyah.
Bagi semua tanpa
terkecuali.
Termasuk pada orang beda
agama.
Tapi pendidikan
Muhammadiyah.
Tak bermaksud
mengislamkan non-muslim.
Nabi Muhammad tak bisa paksa
orang.
Agar jadi muslim.
Misalnya.
Abu Thalib, Paman Nabi.
Yang luar biasa
membelanya.
Tak dipaksa masuk lslam.
Hidayah atau petunjuk
bagi orang.
Untuk jadi muslim.
Hak prerogatif Allah
SWT.
Tapi semua umat lslam.
Wajib dakwah pesan Islam.
Meskipun hanya 1 ayat.
Jika ada peserta didik.
Dalam pendidikan
Muhammadiyah.
1)
Rela hati anut Islam.
2)
Tak boleh dihalangi.
3)
Tapi tak boleh paksa orang.
4)
Untuk masuk Islam.
Dalam toleransi internal.
Sesama umat Islam.
Berpegang pada:
1)
Al-Quran.
2)
Sunah Nabi.
Sebagai dalil pedoman dalam
berbuat.
(Sumber Muhammadiyah)



.png)