Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, January 2, 2018

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

609. ULANG

SALAT TIDAK TUMA’NINAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hukum salat yang dikerjakan oleh seseorang, tetapi dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
    Salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila gerakannya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.
      Abu Hurairah berkata,”Seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, lalu ia melaksanakan salat, Nabi sedang berada di sudut masjid, kemudian Nabi mendatangi orang tersebut.”
     Nabi mengucapkan salam kepada orang tersebut dan bersabda,”Kembalilah dan ulangilah salatmu, sesungguhnya engkau belum salat”. Orang itu kembali melaksanakan salat. Nabi bersabda lagi,”Engkau mesti kembali, salatlah, sesungguhnya engkau belum salat”. Nabi mengulangi sampai tiga kali agar orang tersebut mengulangi salatnya.
     Orang tersebut berkata,”Ya Rasul, mohon ajarkanlah cara salat kepada saya”. Nabi bersabda,”Apabila kamu akan melaksanakan salat, maka sempurnakan wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.”
    Nabi bersabda,”Bacalah surah Al-Fatihah, dan surah Al-Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah dengan tuma’ninah, kemudian angkat kepalamu hingga engkau tegak sempurna, dan kemudian sujudlah kamu dengan tuma’ninah.”
     Nabi bersabda,”Kemudian bangunlah hingga engkau duduk di anatar dua sujud dengan tuma’ninah, kemudian sujudlah dengan tuma’ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk sempurna, dan lakukanlah seperti itu dalam semua salatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Kesimpulannya, bahwa salat yang telah dikerjakan oleh seseorang, tetapi apabila dalam gerakan salatnya dilaksanakan tidak dengan tuma’ninah, maka salatnya tidak sah sehingga dia harus mengulangi salatnya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Monday, January 1, 2018

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

608. SALAM

SALAM AKHIR SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengucapkan salam ketika mengakhiri salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
      Pertama, menurut mazhab Hanafi ketika mengakhiri salat, maka minimal mengucapkan salam dua kali, yaitu dengan menoleh ke arah kanan,”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum” dan menoleh ke arah kiri dengan ucapan, ”Assalamu” tanpa ucapan “alaikum”.
      Menurut mazhab Hanafi ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kiri.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kanan, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kanannya.
      Ketika mengucapkan salam ke arah sebelah kiri, maka imam berniat untuk mengucapkan salam kepada para malaikat, umat Islam, dan jin yang berada di sebelah kirinya.
     Kedua, menurut mazhab Syafii menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dan mengucapkan salam minimal satu kali ke kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum”, sedangkan menurut mazhab Hambali mengucapkan salam minimal dua kali, yaitu ke kanan dengan ucapan, ”Assalamu alaikum” dan ke kiri dengan ucapan,”Assalamu alaikum”.
      Ucapan salam yang sempurna adalah,”Assalamu alaikum warahmatullah” dengan menoleh ke kanan hingga terlihat pipi kanan dengan ucapan,”Assalamu alaikum warahmatullah” dan menoleh ke kiri hingga tampak pipi kiri dengan ucapan,’Assalamu alaikum warahmatullah.”
     Dengan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kanan ketika menengok ke kanan, dan berniat mengucapkan salam kepada para malaikat, manusia, dan jin yang berada di sebelah kiri ketika menengok ke kiri.
     Imam juga berniat menambahkan ucapan salam kepada para makmum, serta para makmum juga berniat membalas ucapan salam imam dan para makmum lain yang mengucapkan salam.
     Menurut mazhab Syafii makmum sebelah kanan imam berniat pada salam kedua,  makmum di sebelah kiri imam berniat pada salam pertama, dan makmum yang berada di belakang berniat sesuai keinginan mereka.
       Samurah bin Jundub berkata,”Rasulullah memerintahkan kami membalas ucapan salam imam, agar kami saling berkasih saying dan agar kami mengucapkan salam kepada yang lain”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
      Menurut mzhab Hanafi makmum berniat membalas salam imam pada salam pertama apabila ia berada di sebelah kanan imam, pada salam kedua apabila ia berada di sebelah kiri imam, dan makmum yang berada sejajar dengan imam maka ia berniat pada kedua salam tersebut, sedangkan untuk orang yang salat sendirian sunah berniat mengucapkan salam untuk malaikat saja.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
      “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah menyertai kalian.”
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online