ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
Organisasi Profesi Guru
Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.
Tema Gambar Slide 2
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Tema Gambar Slide 3
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Monday, March 5, 2018
725. TAK
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
725. TAK
ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang yang tidak berhak menerima zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat terdapat lima kelompok.
Pertama, orang-orang kaya, yaitu orang-orang yang mempunyai harta kekayaan atau memiliki usaha dan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan sendiri dan orang yang dalam tanggungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, seorang budak tidak berhak menerima zakat karena telah mendapatkan nafkah dari tuannya. Ketiga, keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat.
Keempat, orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat dilarang memberikan zakatnya kepada orang yang berada dalam tanggungannya. Kelima, bukan orang Islam tidak berhak menerima zakat.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
724. HIKMAH
HIKMAH ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hikmah dan manfaat zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “hikmah” menurut KBBI V dapat diartikan “kebijaksanaan dari Allah”, “sakti”, “kesaktian”, “arti atau makna yang dalam”, “makna yang terkandung di balik suatu perisyiwa”, atau “manfaat”.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Hikmah zakat adalah berikut ini.
Pertama, sebagai tanda bersyukur dan terima kasih atas segala nikmat dari Allah yang diberikan kepada orang yang mengeluarkan zakat. Kedua, membantu orang miskin yang kesusahan agar dapat mengerjakan kewajiban kepada Allah dan terhadap sesama makhluk.
Ketiga, membersihkan dan menyucikan hati orang yang mengeluarkan zakat dari sifat kikir dan tercela, serta mendidik agar bersifat mulia dan membiasakan membayarkan amanat kepada yang berhak.
Keempat, mencegah perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang miskin yang kesusahan. Kelima, mendekatkan hubungan kasih sayang antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin.
Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 103.
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 180.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
724. HIKMAH
HIKMAH ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hikmah dan manfaat zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “hikmah” menurut KBBI V dapat diartikan “kebijaksanaan dari Allah”, “sakti”, “kesaktian”, “arti atau makna yang dalam”, “makna yang terkandung di balik suatu perisyiwa”, atau “manfaat”.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Hikmah zakat adalah berikut ini.
Pertama, sebagai tanda bersyukur dan terima kasih atas segala nikmat dari Allah yang diberikan kepada orang yang mengeluarkan zakat. Kedua, membantu orang miskin yang kesusahan agar dapat mengerjakan kewajiban kepada Allah dan terhadap sesama makhluk.
Ketiga, membersihkan dan menyucikan hati orang yang mengeluarkan zakat dari sifat kikir dan tercela, serta mendidik agar bersifat mulia dan membiasakan membayarkan amanat kepada yang berhak.
Keempat, mencegah perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang miskin yang kesusahan. Kelima, mendekatkan hubungan kasih sayang antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin.
Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 103.
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 180.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
724. HIKMAH
HIKMAH ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hikmah dan manfaat zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
Kata “hikmah” menurut KBBI V dapat diartikan “kebijaksanaan dari Allah”, “sakti”, “kesaktian”, “arti atau makna yang dalam”, “makna yang terkandung di balik suatu perisyiwa”, atau “manfaat”.
Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
Hikmah zakat adalah berikut ini.
Pertama, sebagai tanda bersyukur dan terima kasih atas segala nikmat dari Allah yang diberikan kepada orang yang mengeluarkan zakat. Kedua, membantu orang miskin yang kesusahan agar dapat mengerjakan kewajiban kepada Allah dan terhadap sesama makhluk.
Ketiga, membersihkan dan menyucikan hati orang yang mengeluarkan zakat dari sifat kikir dan tercela, serta mendidik agar bersifat mulia dan membiasakan membayarkan amanat kepada yang berhak.
Keempat, mencegah perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang miskin yang kesusahan. Kelima, mendekatkan hubungan kasih sayang antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin.
Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 103.
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 180.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online


