Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, June 14, 2018

884. ZAKAT


 ZAKAT DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang zakat menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 43.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

       “Dan dirikan salat, tunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
      Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 103.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

      “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu menenteramkan jiwa  mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
     Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 35.

يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ

      “Pada hari dipanaskan emas perak dalam neraka Jahanam. Lalu dibakar dengannya dahi, lambung, dan punggung mereka. Lalu dikatakan kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Rasakan sekarang akibat yang kamu simpan itu."
      Al-Quran surah Al-Anam (surah ke-6) ayat 141.

۞ وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

      “Dia menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman beraneka buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-macam itu) bila berbuah. Tunaikan haknya pada hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya). Jangan kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”
       Zakat (menurut KBBI V) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, misalnya fakir miskin dan sebagainya.
       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Zakat mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahak (orang yang berhak, patut, dan pantas menerima zakat). Zakat dikeluarkan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh syarak (hukum yang bersendi ajaran dan hukum Islam).
        Zakat menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam dan zakat  bersifat “fardu ain“ (kewajiban perorangan) artinya wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
     Zakat adalah ibadah sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
      Macam-macam zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat Islam pada bulan Ramadan menjelang Idul Fitri yang besarnya setara dengan 3,5 liter ( 2,7 kilogram)  makanan pokok.
      Ke2,  Zakat mal (zakat harta kekayaan) yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak, yang masing-masing memiliki perhitungan sendiri.
     Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanya untuk orang fakir, miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan. Sebagai  ketetapan yang diwajibkan Allah.  Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
      Delapan orang yang berhak menerima zakat adalah berikut ini.
      Ke-1,  Fakir yaitu orang yang amat berkekurangan, orang yang terlalu miskin, hampir tidak memiliki apa-apa, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
     Ke-2, Miskin yaitu orang yang tidak mempunyai harta, serba kekurangan, berpenghasilan rendah atau memiliki harta yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
      Ke-3, Amil zakat yaitu orang yang bertugas mengurus, mengumpulkan, dan membagikan zakat.
      Ke-4, Mualaf yaitu orang yang baru masuk Islam, orang yang imannya belum kukuh, karena baru masuk Islam dan masih membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
      Ke-5, Hamba sahaya yaitu seorang budak yang ingin memerdekakan dirinya.   
      Ke-6, “Gharim” yaitu orang yang terlilit utang untuk kebutuhan pokok yang halal dan tidak sanggup  memenuhinya.
      Ke-7, “Fisabilillah” yaitu orang yang berjuang di jalan Allah.
      Ke-8, “Ibnus sabil” yaitu orang yang kehabisan ongkos dan biaya dalam perjalanan yang tidak maksiat.
      Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Orang kaya dan orang yang masih memiliki kemampuan dan tenaga untuk mencari nafkah tidak berhak menerima zakat.
      Ke-2, Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari juragannya tidak berhak menerima zakat.
      Ke-3, Keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat
      Ke-4, Orang yang dalam tanggungan orang berzakat, misalnya istri dan anaknya tidak boleh menerima zakat dari orang yang menanggungnya.
      Manfaat zakat dalam agama adalah berikut ini.
      Ke-1, Melaksanakan rukun Islam yang membuat kesejahteraan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
      Ke-2, Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
      Ke-3, Orang yang mengeluarkan zakat mendapatkan pahala besar berlipat ganda.
      Ke-4, Sebagai sarana penghapus dosa bagi orang yang mengeluarkannya.
      Manfaat zakat dalam akhlak adalah berikut ini.
      Ke-1, Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran, dan kelapangan dada. Ke-2, Menumbuhkan sifat penyayang dan belas kasih. Ke-3, Melapangkan dan memuaskan perasaan.
      Ke-4, Orang yang mengeluarkan zakat akan dicintai dan dihormati oleh masyarakat sekitarnya. Ke-5, Sebagai pembersihan akhlak bagi orang yang mengeluarkannya.       Ke-6, Orang yang mengeluarkan zakat menjadi orang yang bermanfaat buat sesama manusia.
      Manfaat sosial zakat adalah berikut ini.
       Ke-1, Membantu orang-orang yang kekurangan. Ke-2, Memperkuat persatuan umat Islam. Ke-3, Mengurangi kecemburuan sosial. Ke-4, Memacu pertumbuhan ekonomi. Ke-5, Memperluas kesejahteraan.
  Keuntungan zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Mengurangi kesenjangan sosial. Ke-2, Sebagai dakwah Islam. Ke-3, Membersihkan harta yang dimiliki. Ke-4, Ungkapan bersyukur atas nikmat Allah. Ke-5, Mengurangi ketamakan.
      Ke-6, Pengembangan potensi umat. Ke-7, Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam. Ke-8, Menambah pendapatan negara untuk proyek yang berguna bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
1.    Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).     Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
6.    Kisah Para Sahabat.
7.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
8.    Tafsirq.com online


884. ZAKAT


 ZAKAT DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang zakat menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 43.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

       “Dan dirikan salat, tunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
      Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 103.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

      “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu menenteramkan jiwa  mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
     Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 35.

يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ

      “Pada hari dipanaskan emas perak dalam neraka Jahanam. Lalu dibakar dengannya dahi, lambung, dan punggung mereka. Lalu dikatakan kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Rasakan sekarang akibat yang kamu simpan itu."
      Al-Quran surah Al-Anam (surah ke-6) ayat 141.

۞ وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

      “Dia menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman beraneka buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-macam itu) bila berbuah. Tunaikan haknya pada hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya). Jangan kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”
       Zakat (menurut KBBI V) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, misalnya fakir miskin dan sebagainya.
       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Zakat mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahak (orang yang berhak, patut, dan pantas menerima zakat). Zakat dikeluarkan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh syarak (hukum yang bersendi ajaran dan hukum Islam).
        Zakat menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam dan zakat  bersifat “fardu ain“ (kewajiban perorangan) artinya wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
     Zakat adalah ibadah sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
      Macam-macam zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat Islam pada bulan Ramadan menjelang Idul Fitri yang besarnya setara dengan 3,5 liter ( 2,7 kilogram)  makanan pokok.
      Ke2,  Zakat mal (zakat harta kekayaan) yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak, yang masing-masing memiliki perhitungan sendiri.
     Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanya untuk orang fakir, miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan. Sebagai  ketetapan yang diwajibkan Allah.  Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
      Delapan orang yang berhak menerima zakat adalah berikut ini.
      Ke-1,  Fakir yaitu orang yang amat berkekurangan, orang yang terlalu miskin, hampir tidak memiliki apa-apa, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
     Ke-2, Miskin yaitu orang yang tidak mempunyai harta, serba kekurangan, berpenghasilan rendah atau memiliki harta yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
      Ke-3, Amil zakat yaitu orang yang bertugas mengurus, mengumpulkan, dan membagikan zakat.
      Ke-4, Mualaf yaitu orang yang baru masuk Islam, orang yang imannya belum kukuh, karena baru masuk Islam dan masih membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
      Ke-5, Hamba sahaya yaitu seorang budak yang ingin memerdekakan dirinya.   
      Ke-6, “Gharim” yaitu orang yang terlilit utang untuk kebutuhan pokok yang halal dan tidak sanggup  memenuhinya.
      Ke-7, “Fisabilillah” yaitu orang yang berjuang di jalan Allah.
      Ke-8, “Ibnus sabil” yaitu orang yang kehabisan ongkos dan biaya dalam perjalanan yang tidak maksiat.
      Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Orang kaya dan orang yang masih memiliki kemampuan dan tenaga untuk mencari nafkah tidak berhak menerima zakat.
      Ke-2, Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari juragannya tidak berhak menerima zakat.
      Ke-3, Keturunan Nabi Muhammad tidak berhak menerima zakat
      Ke-4, Orang yang dalam tanggungan orang berzakat, misalnya istri dan anaknya tidak boleh menerima zakat dari orang yang menanggungnya.
      Manfaat zakat dalam agama adalah berikut ini.
      Ke-1, Melaksanakan rukun Islam yang membuat kesejahteraan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
      Ke-2, Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
      Ke-3, Orang yang mengeluarkan zakat mendapatkan pahala besar berlipat ganda.
      Ke-4, Sebagai sarana penghapus dosa bagi orang yang mengeluarkannya.
      Manfaat zakat dalam akhlak adalah berikut ini.
      Ke-1, Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran, dan kelapangan dada. Ke-2, Menumbuhkan sifat penyayang dan belas kasih. Ke-3, Melapangkan dan memuaskan perasaan.
      Ke-4, Orang yang mengeluarkan zakat akan dicintai dan dihormati oleh masyarakat sekitarnya. Ke-5, Sebagai pembersihan akhlak bagi orang yang mengeluarkannya.       Ke-6, Orang yang mengeluarkan zakat menjadi orang yang bermanfaat buat sesama manusia.
      Manfaat sosial zakat adalah berikut ini.
       Ke-1, Membantu orang-orang yang kekurangan. Ke-2, Memperkuat persatuan umat Islam. Ke-3, Mengurangi kecemburuan sosial. Ke-4, Memacu pertumbuhan ekonomi. Ke-5, Memperluas kesejahteraan.
  Keuntungan zakat adalah berikut ini.
      Ke-1, Mengurangi kesenjangan sosial. Ke-2, Sebagai dakwah Islam. Ke-3, Membersihkan harta yang dimiliki. Ke-4, Ungkapan bersyukur atas nikmat Allah. Ke-5, Mengurangi ketamakan.
      Ke-6, Pengembangan potensi umat. Ke-7, Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam. Ke-8, Menambah pendapatan negara untuk proyek yang berguna bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
1.    Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).     Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
6.    Kisah Para Sahabat.
7.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
8.    Tafsirq.com online


Wednesday, June 13, 2018

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

883. ISRAIL

AYAT AL-QURAN TENTANG BANI ISRAIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat-ayat Al-Quran tentang Bani Israil ?” Berikut ini penjelasannya
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4.

وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:’Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’."
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5.

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

      “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
     
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 7.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
      “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 8.

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

      “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 4 sampai 8 menegaskan terjadinya dua kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh Bani Israil.
      Sekiranya dua kerusakan yang dimaksudkan telah terjadi pada masa lampau, padahal sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan di bumi berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.
      Dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah puncak kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil di muka bumi. Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan kepada Bani Israil azab yang sangat pedih.
      Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu, sedangkan dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 6 menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh saat mereka berbuat kerusakan yang pertama, karena Allah berfirman:“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
     Seandainya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak dipakai lafaz “idza”, karena lafaz “idza” mengandung makna “zharfiyah” (keterangan waktu) dan “syarthiyah” (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa lampau.
      Apabila kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, maka lafaz yang dipakai “lamma” bukan “idza” dan kata “latufsidunna” (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan) dengan huruf “lam” dan “nun” berfungsi sebagai “ta’kid” (penegasan) pada masa mendatang.
      Firman Allah: “Dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang, karena “janji ketetapan” adalah untuk sesuatu yang belum terlaksana.
      Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, tetapi dalam Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 5 menyebutkan,“Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar.”
      Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk “tasyrif” (penghormatan), sedangkan kehormatan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang beriman kepada Allah.
      Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit), dalam sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan pencakar langit.
     Para ulama berpendapat bahwa hakikat dan analisa ayat-ayat Al-Quran di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat Al-Isra.
      Sekarang ini, bangsa Yahudi Israil telah menguasai Baitul Maqdis, banyak berbuat kerusakan di muka bumi, membunuh kaum wanita, orang tua, serta membunuh anak-anak lemah yang tidak dapat melarikan diri.
      Bani Israil telah membakar tempat bersejarah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj, merobek-robek mushaf Al-Quran, dan melakukan puncak kejahatan di muka bumi.
      Nabi bersabda,” Tidak akan datang hari kiamat, sehingga umat Islam berperang melawan orang Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pepohonan dan bebatuan itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia. Selain pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online