Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, April 1, 2020

4032. HUKUM GAMBAR, FOTO, VIDEO


HUKUM GAMBAR, FOTO, VIDEO
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Rasulullah bersabda.
إنَّ أشدَّ النَّاسِ عذابًا عندَ اللَّهِ يومَ القيامةِ المصوِّرونَ

      Rasulullah bersabda,”Manusia yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah orang yang menggambar.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2.    Syekh Ibnu ‘Utsaimin berpendapat.
1)    Gambar pada zaman modern sekarang dibuat oleh orang yang menggunakan alat untuk mengambil gambar objek tertentu.
2)    Gambar tersebut terbentuk di atas permukaan kertas, sehingga gambar itu  bukan makna “tashwir”.
3)    Tashwir adalah bentuk “mashdar” dari kata “shawwara” yang artinya “menjadikan sesuatu dalam bentuk tertentu”.
4)    Suatu gambar yang diambil dengan alat tidak menjadikannya dalam bentuk sesuatu.
5)    Gambar yang berbentuk adalah gambar yang dibentuk menirukan bentuk kedua mata, hidung, bibir, dan sejenisnya.
6)    Orang yang memakai kamera untuk mengambil gambar suatu objek tertentu, hal itu bukan termasuk “tashwir”.
7)    Manusia adalah benda ruang dalam bentuk tiga dimensi.
8)    Gambar hanya dalam dua dimensi yang tidak ada garis, bentuk mata, tidak ada garis hidung, tidak ada garis mulut yang timbul.

3.    Rasulullah bersabda,”Manusia paling keras azabnya pada hari kiamat adalah orang menggambar yaitu orang yang menandingi penciptaan Allah.”
4.    Para ulama salaf pada zaman dahulu mengharamkan patung yang berbentuk 3 dimensi.
5.    Mereka berkata, “Sesungguhnya bentuk patung dalam 3 dimensi terdapat sikap menandingi penciptaan Allah”.
6.    Tetapi gambar dan foto hanya sekedar warna, Zaid bin Khalid berkata, “Kecuali goresan pada kain”.

7.    Sebagian ulama berpendapat.
1)    Gambar dibentuk dengan tangan, berupa goresan pada kain atau adonan yang dibentuk berbentuk makhluk hidup adalah haram.
2)    Tetapi mengambil gambar dengan kamera dan alat fotografi lainnya tidak haram.
8.    Sebagian ulama membolehkan menggambar, berfoto, dan video karena tidak termasuk menandingi ciptaan Allah.
9.    Gambar, foto, dan video adalah cahaya yang tertahan seperti pantulan gambar pada cermin.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online










4032. HUKUM GAMBAR, FOTO, VIDEO


HUKUM GAMBAR, FOTO, VIDEO
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Rasulullah bersabda.
إنَّ أشدَّ النَّاسِ عذابًا عندَ اللَّهِ يومَ القيامةِ المصوِّرونَ

      Rasulullah bersabda,”Manusia yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah orang yang menggambar.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2.    Syekh Ibnu ‘Utsaimin berpendapat.
1)    Gambar pada zaman modern sekarang dibuat oleh orang yang menggunakan alat untuk mengambil gambar objek tertentu.
2)    Gambar tersebut terbentuk di atas permukaan kertas, sehingga gambar itu  bukan makna “tashwir”.
3)    Tashwir adalah bentuk “mashdar” dari kata “shawwara” yang artinya “menjadikan sesuatu dalam bentuk tertentu”.
4)    Suatu gambar yang diambil dengan alat tidak menjadikannya dalam bentuk sesuatu.
5)    Gambar yang berbentuk adalah gambar yang dibentuk menirukan bentuk kedua mata, hidung, bibir, dan sejenisnya.
6)    Orang yang memakai kamera untuk mengambil gambar suatu objek tertentu, hal itu bukan termasuk “tashwir”.
7)    Manusia adalah benda ruang dalam bentuk tiga dimensi.
8)    Gambar hanya dalam dua dimensi yang tidak ada garis, bentuk mata, tidak ada garis hidung, tidak ada garis mulut yang timbul.

3.    Rasulullah bersabda,”Manusia paling keras azabnya pada hari kiamat adalah orang menggambar yaitu orang yang menandingi penciptaan Allah.”
4.    Para ulama salaf pada zaman dahulu mengharamkan patung yang berbentuk 3 dimensi.
5.    Mereka berkata, “Sesungguhnya bentuk patung dalam 3 dimensi terdapat sikap menandingi penciptaan Allah”.
6.    Tetapi gambar dan foto hanya sekedar warna, Zaid bin Khalid berkata, “Kecuali goresan pada kain”.

7.    Sebagian ulama berpendapat.
1)    Gambar dibentuk dengan tangan, berupa goresan pada kain atau adonan yang dibentuk berbentuk makhluk hidup adalah haram.
2)    Tetapi mengambil gambar dengan kamera dan alat fotografi lainnya tidak haram.
8.    Sebagian ulama membolehkan menggambar, berfoto, dan video karena tidak termasuk menandingi ciptaan Allah.
9.    Gambar, foto, dan video adalah cahaya yang tertahan seperti pantulan gambar pada cermin.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online










4031. HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN



HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Syakban adalah bulan ke-8 tahun Hijriah, jumlahnya 29 hari.
2.    Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan ke-8 (Syakban) dalam kalender Islam Hijriah.
3.    Malam nisfu Syakban adalah malam tanggal 15 bulan Syakban pada tahun Islam Hijriah, dimulai setelah Magrib sampai Subuh.
4.    Imam Thabrani berkata,”Allah memperhatikan para makhluk-Nya pada malam Nisfu Syakban. Allah mengampuni kesalahan dan dosa seluruh makhluk-Nya, kecuali orang yang musyrik serta orang yang bertengkar dan belum berdamai.”
5.    Imam Qasthallani berkata,”Sesungguhnya kalangan tabiin di negeri Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan ibadah. Dari merekalah orang banyak mengambil pengagungan malam Nishfu Sya’ban.”
6.    Para tabiin itu termasuk kalangan salaf, artinya sejak zaman salaf (generasi tiga ratus tahun pertama Hijriah) telah ada pengagungan malam nisfu Syakban.
7.    Para ulama di negeri Syam berbeda pendapat tentang cara menghidupkan malam Nisfu Syakban.

8.    Cara ke-1: Di negeri Syam.
1)    Dianjurkan menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan salat berjamaah di masjid.
2)    Khalid bin Ma’dan, Luqman bin ‘Amir, dan para tabiin yang lain pada malam nisfu Syakban memakai pakaian terbaik, harum-haruman, celak, dan mereka menghidupkan malam nisfu Syakban di masjid.
3)    Imam Ishaq bin Rahawaih setuju dengan mereka dalam hal itu dan ia berkata tentang menghidupkan malam nishfu Sya’ban di masjid hukumnya tidak bid’ah.

9.    Cara ke-2: Di negeri Syam.
1)    Hukumnya makruh, apabila orang-orang berkumpul di masjid untuk salat, membacakan kisah dan berdoa.
2)    Tetapi hukumnya tidak makruh, apabila orang melaksanakan salat secara khusus untuk dirinya sendiri.

10. Imam Ibnu Taimiah berpendapat tentang malam nisfu Syakban.
1)    Jika orang melaksanakan salat pada malam nishu Syakban sendirian atau berjamaah secara khusus seperti yang dilakukan beberapa kelompok salaf, maka itu perbuatan yang baik.
2)    Berkumpul di masjid dengan salat tertentu seperti berkumpul melaksanakan salat 100 rakaat dengan membaca 1.000 kali surat Al-Ikhlas secara terus menerus, hukumnya bid’ah, karena tidak seorang pun dari para ulama menganjurkannya.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online







































4031. HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN



HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Syakban adalah bulan ke-8 tahun Hijriah, jumlahnya 29 hari.
2.    Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan ke-8 (Syakban) dalam kalender Islam Hijriah.
3.    Malam nisfu Syakban adalah malam tanggal 15 bulan Syakban pada tahun Islam Hijriah, dimulai setelah Magrib sampai Subuh.
4.    Imam Thabrani berkata,”Allah memperhatikan para makhluk-Nya pada malam Nisfu Syakban. Allah mengampuni kesalahan dan dosa seluruh makhluk-Nya, kecuali orang yang musyrik serta orang yang bertengkar dan belum berdamai.”
5.    Imam Qasthallani berkata,”Sesungguhnya kalangan tabiin di negeri Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan ibadah. Dari merekalah orang banyak mengambil pengagungan malam Nishfu Sya’ban.”
6.    Para tabiin itu termasuk kalangan salaf, artinya sejak zaman salaf (generasi tiga ratus tahun pertama Hijriah) telah ada pengagungan malam nisfu Syakban.
7.    Para ulama di negeri Syam berbeda pendapat tentang cara menghidupkan malam Nisfu Syakban.

8.    Cara ke-1: Di negeri Syam.
1)    Dianjurkan menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan salat berjamaah di masjid.
2)    Khalid bin Ma’dan, Luqman bin ‘Amir, dan para tabiin yang lain pada malam nisfu Syakban memakai pakaian terbaik, harum-haruman, celak, dan mereka menghidupkan malam nisfu Syakban di masjid.
3)    Imam Ishaq bin Rahawaih setuju dengan mereka dalam hal itu dan ia berkata tentang menghidupkan malam nishfu Sya’ban di masjid hukumnya tidak bid’ah.

9.    Cara ke-2: Di negeri Syam.
1)    Hukumnya makruh, apabila orang-orang berkumpul di masjid untuk salat, membacakan kisah dan berdoa.
2)    Tetapi hukumnya tidak makruh, apabila orang melaksanakan salat secara khusus untuk dirinya sendiri.

10. Imam Ibnu Taimiah berpendapat tentang malam nisfu Syakban.
1)    Jika orang melaksanakan salat pada malam nishu Syakban sendirian atau berjamaah secara khusus seperti yang dilakukan beberapa kelompok salaf, maka itu perbuatan yang baik.
2)    Berkumpul di masjid dengan salat tertentu seperti berkumpul melaksanakan salat 100 rakaat dengan membaca 1.000 kali surat Al-Ikhlas secara terus menerus, hukumnya bid’ah, karena tidak seorang pun dari para ulama menganjurkannya.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online







































4031. HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN


HUKUM MALAM NISFU SYAKBAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


1. Syakban adalah bulan ke-8 tahun Hijriah, jumlahnya 29 hari.
2. Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan ke-8 (Syakban) dalam kalender Islam Hijriah.
3. Malam nisfu Syakban adalah malam tanggal 15 bulan Syakban pada tahun Islam Hijriah, dimulai setelah Magrib sampai Subuh.
4. Imam Thabrani berkata,”Allah memperhatikan para makhluk-Nya pada malam Nisfu Syakban. Allah mengampuni kesalahan dan dosa seluruh makhluk-Nya, kecuali orang yang musyrik serta orang yang bertengkar dan belum berdamai.”
5. Imam Qasthallani berkata,”Sesungguhnya kalangan tabiin di negeri Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan ibadah. Dari merekalah orang banyak mengambil pengagungan malam Nishfu Sya’ban.”
6. Para tabiin itu termasuk kalangan salaf, artinya sejak zaman salaf (generasi tiga ratus tahun pertama Hijriah) telah ada pengagungan malam nisfu Syakban.
7. Para ulama di negeri Syam berbeda pendapat tentang cara menghidupkan malam Nisfu Syakban.

8. Cara ke-1: Di negeri Syam.
1) Dianjurkan menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan salat berjamaah di masjid.
2) Khalid bin Ma’dan, Luqman bin ‘Amir, dan para tabiin yang lain pada malam nisfu Syakban memakai pakaian terbaik, harum-haruman, celak, dan mereka menghidupkan malam nisfu Syakban di masjid.
3) Imam Ishaq bin Rahawaih setuju dengan mereka dalam hal itu dan ia berkata tentang menghidupkan malam nishfu Sya’ban di masjid hukumnya tidak bid’ah.

9. Cara ke-2: Di negeri Syam.
1) Hukumnya makruh, apabila orang-orang berkumpul di masjid untuk salat, membacakan kisah dan berdoa.
2) Tetapi hukumnya tidak makruh, apabila orang melaksanakan salat secara khusus untuk dirinya sendiri.

10. Imam Ibnu Taimiah berpendapat tentang malam nisfu Syakban.
1) Jika orang melaksanakan salat pada malam nishu Syakban sendirian atau berjamaah secara khusus seperti yang dilakukan beberapa kelompok salaf, maka itu perbuatan yang baik.
2) Berkumpul di masjid dengan salat tertentu seperti berkumpul melaksanakan salat 100 rakaat dengan membaca 1.000 kali surat Al-Ikhlas secara terus menerus, hukumnya bid’ah, karena tidak seorang pun dari para ulama menganjurkannya.

Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online