Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, May 1, 2020

4294. NAMA 99 ASMAUL HUSNA

NAMA 99 ASMAUL HUSNA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


1.    Asmaulhusna adalah nama-nama yang baik yang dimiliki Allah SWT yang terdapat dalam Al-Quran.
2.    Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 180.

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

     Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

A.   Daftar nama 99 asmaulhusna, yaitu:
1.    . الرحمن = Ar Rahman.
Artinya: Yang Maha Pengasih.
2.    . الرحيم = Ar Rahiim
Artinya: Yang Maha Penyayang.
3.     الملك = Al Malik
Artinya: Yang Maha Merajai (Raja di atas semua Raja).
4.     القدوس = Al Quddus
Artinya: Yang Maha Suci.
5.     السلام = As Salaam
Artinya: Yang Maha Memberi Kesejahteraan.
6.     المؤمن = Al Mu'min
Artinya: Yang Maha Memberi Keamanan.
7.    المهيمن = Al Muhaimin
Artinya: Yang Maha Mengatur.
8.     العزيز = Al 'Aziiz
Artinya: Yang Maha Perkasa.
9.    الجبار = Al Jabbar
Artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan.
10.  المتكبر = Al Mutakabbir
Artinya: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran.
11. . الخالق = Al Khaliq
Artinya: Yang Maha Pencipta.
12. . البارئ = Al Baari'
Artinya: Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan).
13. . المصور = Al Mushawwir
Artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya).
14. . الغفار = Al Ghaffaar
Artinya: Yang Maha Pengampun.
15. . القهار = Al Qahhaar
Artinya: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu.
16. . الوهاب = Al Wahhaab
Artinya: Yang Maha Pemberi Karunia.
17. . الرزاق = Ar Razzaaq
Artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki.
18. . الفتاح = Al Fattaah
Artinya: Yang Maha Pembuka Rahmat.
19. . العليم = Al 'Aliim
Artinya: Yang Maha Mengetahui.
20. . القابض = Al Qaabidh
Artinya: Yang Maha Menyempitkan.
21. . الباسط = Al Baasith
Artinya: Yang Maha Melapangkan.
22. . الخافض = Al Khaafidh
Artinya: Yang Maha Merendahkan.
23. . الرافع = Ar Raafi'
Artinya: Yang Maha Meninggikan.
24. . المعز = Al Mu'izz
Artinya: Yang Maha Memuliakan.
25. . المذل = Al Mudzil
Artinya: Yang Maha Menghinakan.
26. . السميع = Al Samii'
Artinya: Yang Maha Mendengar.
27. . البصير = Al Bashiir
Artinya: Yang Maha Melihat.
28. . الحكم = Al Hakam
Artinya: Yang Maha Menetapkan.
29. . العدل = Al 'Adl
Artinya: Yang Maha Adil.
30. . اللطيف = Al Lathiif
Artinya: Yang Maha Lembut.
31. . الخبير = Al Khabiir
Artinya: Yang Maha Mengenal.
32. . الحليم = Al Haliim
Artinya: Yang Maha Penyantun.
33. . العظيم = Al 'Azhiim
Artinya: Yang Maha Agung.
34. . الغفور = Al Ghafuur
Artinya: Yang Maha Memberi Pengampunan.
35. . الشكور = As Syakuur
Artinya: Yang Maha Pembalas Budi (menghargai).
36. . العلى = Al 'Aliy
Artinya: Yang Maha Tinggi.
37. . الكبير = Al Kabiir
Artinya: Yang Maha Besar.
38. . الحفيظ = Al Hafizh
Artinya: Yang Maha Memelihara.
39. . المقيت = Al Muqiit
Artinya: Yang Maha Pemberi Kecukupan.
40. . الحسيب = Al Hasiib
Artinya: Yang Maha Membuat Perhitungan.
41. . الجليل = Al Jaliil
Artinya: Yang Maha Luhur.
42. . الكريم = Al Kariim
Artinya: Yang Maha Pemurah.
43. . الرقيب = Ar Raqiib
Artinya: Yang Maha Mengawasi.
44. . المجيب = Al Mujiib
Artinya: Yang Maha Mengabulkan.
45. . الواسع = Al Waasi'
Artinya: Yang Maha Luas.
46. . الحكيم = Al Hakim
Artinya: Yang Maha Bijaksana.
47. . الودود = Al Waduud.
Artinya: Yang Maha Mengasihi.
48.  المجيد = Al Majiid
Artinya: Yang Maha Mulia.
49. . الباعث = Al Baa'its
Artinya: Yang Maha Membangkitkan.
50. . الشهيد = As Syahiid
Artinya: Yang Maha Menyaksikan.
51. . الحق = Al Haqq
Artinya: Yang Maha Benar.
52. . الوكيل = Al Wakiil
Artinya: Yang Maha Memelihara.
53. . القوى = Al Qawiyyu
Artinya: Yang Maha Kuat.
54. . المتين = Al Matiin
Artinya: Yang Maha Kokoh.
55. . الولى = Al Waliyy
Artinya: Yang Maha Melindungi.
56. . الحميد = Al Hamiid
Artinya: Yang Maha Terpuji.
57. . المحصى = Al Muhshii
Artinya: Yang Maha Mengalkulasi (menghitung segala sesuatu).
58. . المبدئ = Al Mubdi'
Artinya: Yang Maha Memulai.
59. . المعيد = Al Mu'iid
Artinya: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan.
60. . المحيى = Al Muhyii
Artinya: Yang Maha Menghidupkan.
61. . المميت = Al Mumiitu
Artinya: Yang Maha Mematikan.
62. . الحي = Al Hayyu.
Artinya: Yang Maha Hidup.
63. . القيوم = Al Qayyuum
Artinya: Yang Maha Mandiri.
64. . الواجد = Al Waajid
Artinya: Yang Maha Penemu.
65. . الماجد = Al Maajid
Artinya: Yang Maha Mulia.
66. . الواحد = Al Wahid
Artinya: Yang Maha Tunggal.
67. . الاحد = Al Ahad
Artinya: Yang Maha Esa.
68. . الصمد = As Shamad
Artinya: Yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta).
69. . القادر = Al Qaadir
Artinya: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan.
70. . المقتدر = Al Muqtadir
Artinya: Yang Maha Berkuasa.
71. . المقدم = Al Muqaddim
Artinya: Yang Maha Mendahulukan.
72. . المؤخر = Al Mu'akkhir
Artinya: Yang Maha Mengakhirkan.
73. . الأول = Al Awwal
Artinya: Yang Maha Awal.
74. . الأخر = Al Aakhir
Artinya: Yang Maha Akhir.
75. . الظاهر = Az Zhaahir
Artinya: Yang Maha Nyata.
76. . الباطن = Al Baathin
Artinya: Yang Maha Gaib.
77. . الوالي = Al Waali
Artinya: Yang Maha Memerintah.
78. . المتعالي = Al Muta'aalii
Artinya: Yang Maha Tinggi.
79. . البر = Al Barru
Artinya: Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan).
80. . التواب = At Tawwaab
Artinya: Yang Maha Penerima Taubat.
81. . المنتقم = Al Muntaqim
Artinya: Yang Maha Pemberi Balasan.
82. . العفو = Al Afuww
Artinya: Yang Maha Pemaaf.
83. . الرؤوف = Ar Ra'uuf
Artinya: Yang Maha Pengasuh.
84. . مالك الملك = Malikul Mulk
Artinya: Yang Maha Penguasa Kerajaan (semesta).
85. . ذو الجلال و الإكرام = Dzul Jalaali WalIkraam
Artinya: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.
86. . المقسط = Al Muqsith
Artinya: Yang Maha Pemberi Keadilan.
87. . الجامع = Al Jamii'
Artinya: Yang Maha Mengumpulkan.
88. . الغنى = Al Ghaniyy
Artinya: Yang Maha Kaya.
89. . المغنى = Al Mughnii
Artinya: Yang Maha Pemberi Kekayaan.
90. . المانع = Al Maani
Artinya: Yang Maha Mencegah.
91. . الضار = Ad Dhaar
Artinya: Yang Maha Penimpa Kemudaratan.
92. . النافع = An Nafii'
Artinya: Yang Maha Memberi Manfaat.
93. . النور = An Nuur
Artinya: Yang Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya).
94. . الهادئ = Al Haadii
Artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk.
95. . البديع = Al Badii'
Artinya: Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya.
96. . الباقي = Al Baaqii
Artinya: Yang Maha Kekal.
97.  الوارث = Al Waarits
Artinya: Yang Maha Pewaris.
98. . الرشيد = Ar Rasyiid
Artinya: Yang Maha Pandai.
99. . الصبور = As Shabuur
Artinya: Yang Maha Sabar.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

4293. PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR


PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Target adalah “sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai”.
2.    Kehendak adalah “kemauan” atau “keinginan dan harapan yang keras”.
3.    Para ulama menjelaskan bahwa setiap umat Islam diwajibkan menyusun rencana dan memiliki target menyangkut masa depan dalam hidupnya, serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
4.    Tetapi, pada saat yang sama, seorang manusia harus ingat bahwa sistem kerja alam semesta adalah saling berkaitan.
5.    Artinya seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena yang direncanakan dan dikehendakinya belum tentu dikehendaki oleh pihak lain.
6.    Dan di atas semuanya, terdapat Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang memelihara alam semesta.
7.    Allah Maha Bijaksana yang mengatur kepentingan semua makhluk, sehingga diharapkan kita dapat mengaitkan semua target dalam hidup dengan kehendak Allah.
8.    Dalam kenyataannya, manusia sering kali berhitung di atas kertas tentang kesuksesan yang akan dicapai.
9.    Tetapi apabila tiba saatnya memetik keberhasilan kadang kala terjadi sesuatu yang di luar perhitungan, sehingga hilanglah segala impian.
10. Oleh karena itu, mari kita kaitkan target yang ingin kita capai dengan kehendak Allah yang Maha Kuasa.
11. Janganlah berkata,”Aku pasti akan mengerjakannya esok hari”.
12. Tetapi harus dengan menyebutkan, ”Insya Allah (apabila Allah menghendaki), saya akan mengerjakannya esok hari.”
13. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 24.

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

      Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut), Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah,”Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”

14. Para ulama berpesan janganlan seseorang banyak melamun dengan berandai-andai yang tidak bermanfaat.
15. Jangan berkata,“Seandainya saya tinggal di sana dan tidak tinggal di sini, pasti saya akan berumur panjang”.
16. Jangan berkata,”Seandainya aku melewati jalan yang di sana dan tidak melewati jalan yang disini, pasti saya akan selamat”.
17. Jangan suka mengeluh dengan berkata,”Seandainya aku menjadi seorang dokter dan tidak menjadi seorang guru, saya akan kaya raya.”
18.  Tetapi yakinlah bahwa yang kita terima sekarang adalah yang terbaik sesuai dengan kondisi dan situasi kita saat ini.
19. Apabila kita terkena musibah janganlah suka mengeluh dan jangan berputus asa dari rahmat Allah, tetapi anggaplah musibah tersebut adalah yang paling ringan yang menimpa kita.
20. Musibah dan penderitaan yang lebih hebat dapat terjadi menimpa kita kapan pun, sehingga kita selalu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan.
21. Kesimpulannya, ketika merencanakan dan menargetkan mengerjakan sesuatu, marilah kita biasakan berkata,”Insya  Allah, saya akan mengerjakannya esok hari, semoga Allah mengizinkan dan meridai”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

4293. PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR


PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Target adalah “sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai”.
2.    Kehendak adalah “kemauan” atau “keinginan dan harapan yang keras”.
3.    Para ulama menjelaskan bahwa setiap umat Islam diwajibkan menyusun rencana dan memiliki target menyangkut masa depan dalam hidupnya, serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
4.    Tetapi, pada saat yang sama, seorang manusia harus ingat bahwa sistem kerja alam semesta adalah saling berkaitan.
5.    Artinya seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena yang direncanakan dan dikehendakinya belum tentu dikehendaki oleh pihak lain.
6.    Dan di atas semuanya, terdapat Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang memelihara alam semesta.
7.    Allah Maha Bijaksana yang mengatur kepentingan semua makhluk, sehingga diharapkan kita dapat mengaitkan semua target dalam hidup dengan kehendak Allah.
8.    Dalam kenyataannya, manusia sering kali berhitung di atas kertas tentang kesuksesan yang akan dicapai.
9.    Tetapi apabila tiba saatnya memetik keberhasilan kadang kala terjadi sesuatu yang di luar perhitungan, sehingga hilanglah segala impian.
10. Oleh karena itu, mari kita kaitkan target yang ingin kita capai dengan kehendak Allah yang Maha Kuasa.
11. Janganlah berkata,”Aku pasti akan mengerjakannya esok hari”.
12. Tetapi harus dengan menyebutkan, ”Insya Allah (apabila Allah menghendaki), saya akan mengerjakannya esok hari.”
13. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 24.

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

      Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut), Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah,”Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”

14. Para ulama berpesan janganlan seseorang banyak melamun dengan berandai-andai yang tidak bermanfaat.
15. Jangan berkata,“Seandainya saya tinggal di sana dan tidak tinggal di sini, pasti saya akan berumur panjang”.
16. Jangan berkata,”Seandainya aku melewati jalan yang di sana dan tidak melewati jalan yang disini, pasti saya akan selamat”.
17. Jangan suka mengeluh dengan berkata,”Seandainya aku menjadi seorang dokter dan tidak menjadi seorang guru, saya akan kaya raya.”
18.  Tetapi yakinlah bahwa yang kita terima sekarang adalah yang terbaik sesuai dengan kondisi dan situasi kita saat ini.
19. Apabila kita terkena musibah janganlah suka mengeluh dan jangan berputus asa dari rahmat Allah, tetapi anggaplah musibah tersebut adalah yang paling ringan yang menimpa kita.
20. Musibah dan penderitaan yang lebih hebat dapat terjadi menimpa kita kapan pun, sehingga kita selalu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan.
21. Kesimpulannya, ketika merencanakan dan menargetkan mengerjakan sesuatu, marilah kita biasakan berkata,”Insya  Allah, saya akan mengerjakannya esok hari, semoga Allah mengizinkan dan meridai”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

4293. PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR


PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Target adalah “sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai”.
2.    Kehendak adalah “kemauan” atau “keinginan dan harapan yang keras”.
3.    Para ulama menjelaskan bahwa setiap umat Islam diwajibkan menyusun rencana dan memiliki target menyangkut masa depan dalam hidupnya, serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
4.    Tetapi, pada saat yang sama, seorang manusia harus ingat bahwa sistem kerja alam semesta adalah saling berkaitan.
5.    Artinya seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena yang direncanakan dan dikehendakinya belum tentu dikehendaki oleh pihak lain.
6.    Dan di atas semuanya, terdapat Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang memelihara alam semesta.
7.    Allah Maha Bijaksana yang mengatur kepentingan semua makhluk, sehingga diharapkan kita dapat mengaitkan semua target dalam hidup dengan kehendak Allah.
8.    Dalam kenyataannya, manusia sering kali berhitung di atas kertas tentang kesuksesan yang akan dicapai.
9.    Tetapi apabila tiba saatnya memetik keberhasilan kadang kala terjadi sesuatu yang di luar perhitungan, sehingga hilanglah segala impian.
10. Oleh karena itu, mari kita kaitkan target yang ingin kita capai dengan kehendak Allah yang Maha Kuasa.
11. Janganlah berkata,”Aku pasti akan mengerjakannya esok hari”.
12. Tetapi harus dengan menyebutkan, ”Insya Allah (apabila Allah menghendaki), saya akan mengerjakannya esok hari.”
13. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 24.

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

      Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut), Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah,”Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”

14. Para ulama berpesan janganlan seseorang banyak melamun dengan berandai-andai yang tidak bermanfaat.
15. Jangan berkata,“Seandainya saya tinggal di sana dan tidak tinggal di sini, pasti saya akan berumur panjang”.
16. Jangan berkata,”Seandainya aku melewati jalan yang di sana dan tidak melewati jalan yang disini, pasti saya akan selamat”.
17. Jangan suka mengeluh dengan berkata,”Seandainya aku menjadi seorang dokter dan tidak menjadi seorang guru, saya akan kaya raya.”
18.  Tetapi yakinlah bahwa yang kita terima sekarang adalah yang terbaik sesuai dengan kondisi dan situasi kita saat ini.
19. Apabila kita terkena musibah janganlah suka mengeluh dan jangan berputus asa dari rahmat Allah, tetapi anggaplah musibah tersebut adalah yang paling ringan yang menimpa kita.
20. Musibah dan penderitaan yang lebih hebat dapat terjadi menimpa kita kapan pun, sehingga kita selalu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan.
21. Kesimpulannya, ketika merencanakan dan menargetkan mengerjakan sesuatu, marilah kita biasakan berkata,”Insya  Allah, saya akan mengerjakannya esok hari, semoga Allah mengizinkan dan meridai”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

4293. PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR


PERBEDAAN TARGET DAN TAKDIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Target adalah “sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai”.
2.    Kehendak adalah “kemauan” atau “keinginan dan harapan yang keras”.
3.    Para ulama menjelaskan bahwa setiap umat Islam diwajibkan menyusun rencana dan memiliki target menyangkut masa depan dalam hidupnya, serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
4.    Tetapi, pada saat yang sama, seorang manusia harus ingat bahwa sistem kerja alam semesta adalah saling berkaitan.
5.    Artinya seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, karena yang direncanakan dan dikehendakinya belum tentu dikehendaki oleh pihak lain.
6.    Dan di atas semuanya, terdapat Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang memelihara alam semesta.
7.    Allah Maha Bijaksana yang mengatur kepentingan semua makhluk, sehingga diharapkan kita dapat mengaitkan semua target dalam hidup dengan kehendak Allah.
8.    Dalam kenyataannya, manusia sering kali berhitung di atas kertas tentang kesuksesan yang akan dicapai.
9.    Tetapi apabila tiba saatnya memetik keberhasilan kadang kala terjadi sesuatu yang di luar perhitungan, sehingga hilanglah segala impian.
10. Oleh karena itu, mari kita kaitkan target yang ingin kita capai dengan kehendak Allah yang Maha Kuasa.
11. Janganlah berkata,”Aku pasti akan mengerjakannya esok hari”.
12. Tetapi harus dengan menyebutkan, ”Insya Allah (apabila Allah menghendaki), saya akan mengerjakannya esok hari.”
13. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 24.

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

      Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut), Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah,”Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”

14. Para ulama berpesan janganlan seseorang banyak melamun dengan berandai-andai yang tidak bermanfaat.
15. Jangan berkata,“Seandainya saya tinggal di sana dan tidak tinggal di sini, pasti saya akan berumur panjang”.
16. Jangan berkata,”Seandainya aku melewati jalan yang di sana dan tidak melewati jalan yang disini, pasti saya akan selamat”.
17. Jangan suka mengeluh dengan berkata,”Seandainya aku menjadi seorang dokter dan tidak menjadi seorang guru, saya akan kaya raya.”
18.  Tetapi yakinlah bahwa yang kita terima sekarang adalah yang terbaik sesuai dengan kondisi dan situasi kita saat ini.
19. Apabila kita terkena musibah janganlah suka mengeluh dan jangan berputus asa dari rahmat Allah, tetapi anggaplah musibah tersebut adalah yang paling ringan yang menimpa kita.
20. Musibah dan penderitaan yang lebih hebat dapat terjadi menimpa kita kapan pun, sehingga kita selalu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan.
21. Kesimpulannya, ketika merencanakan dan menargetkan mengerjakan sesuatu, marilah kita biasakan berkata,”Insya  Allah, saya akan mengerjakannya esok hari, semoga Allah mengizinkan dan meridai”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online