Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, August 6, 2021

10755. BENARKAH ORANG INDONESIA TAK TULUS DAN PUNYA PAMRIH

 



BENARKAH ORANG INDONESIA TAK TULUS DAN PUNYA PAMRIH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Beda Tanggal, Beda Nasib: Antara Korea dan Indonesia

 Warga mengikuti lomba panjat pinang di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Senin (17/8).  (Republika/Yasin Habibi)

Indonesia dan Korea Selatan merdeka pada hari yang berdekatan.

 

Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945.

 

Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.

 

Hanya beda 2 hari.

 

Korea Selatan yang dahulu lebih miskin dari Indonesia.

 

Sekarang lbh maju dan menempati papan atas Negara Maju.

 

"Hmmm .... hanya berbeda 2 hari tapi bisa berbeda segalanya … !"

 

Orang Korea tidak merayakan 15 Agustus-an seperti kita di Indonesia.

 

*Mereka hanya mengibarkan bendera, sudah.!!!!

 

Tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.

 

"Apakah tanpa semua itu mereka disebut tidak cinta negaranya?"

 

Jawabannya, pasti tidak!

 

Karena Orang Korea, tidak ada yang tidak cinta negaranya.

 

Jika di Indonesia di tiap kantor dipasang foto Presiden dan Wakil Presiden.

 

Orang Korea hanya memasang bendera negaranya.

 

 

Bagi orang Korsel mereka,

 

"Siapapun presidennya, negaraku tetap Korea".

 

Setelah Korea merdeka dari Jepang.

 

Mereka masih harus melewati fase perang saudara.

 

Hingga akhirnya pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.

 

 Saat itu, orang Korea teramat miskin.

 

Hingga makan nasi (yang merupakan kebutuhan pokok) saja susah.

 

Sehingga setiap bertemu.

 

Satu sama lain mereka akan bertanya,

 

 밥을 먹었어요?”

 

(“Sudah makan nasi?”).

 

Jika belum maka akan diajak makan.

 

Begitu pula dengan kerja keras.

 

Sudah tidak diragukan lagi hasil nyata dari kerja keras Korea Selatan saat ini.

 

 

Pesan dari Presiden Korea saat itu:

 

 :_*"Let’s work harder and harder.

Let’s work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”*

 

(Mari kita bekerja lebih keras dan lebih keras.

 

Mari kita bekerja lebih keras untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri)

 

Dan kemudian ditutup oleh quote ini :

 

Now, we promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the country worthy to be proud as well.”*

 

("Sekarang, kita berjanji bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita.

 

 

Kita akan memberikan negara yg layak untuk dibanggakan."

 

 

Terakhir, di sela Muktamar Muhammadiyah di Makassar beberapa tahun silam terselip seorang peninjau asal Korea Selatan.

 

 

Dia adalah Prof Hyun Jun Kim. Orang ini menjadi ahli tentang Indonesia di negaranya.

 

 

Pada kesempatan itu sebuah pertanyaan pendek dan sederhana.

 

Kami tanyakan padanya: Apa kesan anda tentang manusia Indonesia?

Tanpa berpikir terlalu panjang dan sembari mengulumkan senyum.

 

Hyun Jun Kim mengatakan:

 

Orang Indonesia tak lagi tulus bersikap.

 

 

Tak peduli elit atau rakyatnya.

 

Baik yang tinggal di kota atau di desa.

 

Ketika melakukan suatu tindakan mereka selalu punya pamrih.

 

 

"Di depan semula memang ramah dan seolah ikhlas.

 

Dan berkata: ya ya saja.

 

Tapi sebetulnya dia punya tujuan atau tak ikhlas,'' katanya.

 

 

Seraya mengatakan baru saja menemukan kata 'pamrih'.

 

 

Dalam bahasa Inggris.

 

Yakni intention.

 

 

Alhasil silakan pikir sendiri apa yang sedang terjadi di Indonesia tercinta ini.

 

 

Dan sebenarnya kalau kita mau, apa yang Korea Selatan dapatkan hari ini bisa juga kita raih.

 

Akhirnya, Bisakah kita?

 

 

(Sumber republika)

 

10754. PERGANTIAN SIANG DAN MALAM MENURUT AL-QURAN

 



PERGANTIAN SIANG DAN MALAM MENURUT AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 BENTUK BUMI DALAM AL-QURAN

 

Selama berabad-abad masyarakat meyakini bumi berbentuk datar.

 

Orang-orang tak berani berpetualang terlalu jauh, karena takut jatuh ke tepi bumi.

 

Sir France Drake adalah orang pertama yang membuktikan bumi itu bulat.

 

 Dia menyimpulkan bumi itu bulat, setelah berkeliling bumi tahun 1597.

 

 Al-Quran menerangkan pergantian siang dan malam.

 

 Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 29.

 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 

Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 

Kata “memasukkan” artinya perubahan bertahap dan perlahan-lahan.

Dari malam menjadi siang dan sebaliknya.

 

Fenomena ini hanya bisa terjadi jika bumi berbentuk bulat.

 

Jika bumi itu datar, maka tentu terjadi ada perubahan drastis atau mendadak.

 

Dari malam ke siang dan dari siang ke malam.

 

Ayat Al-Quran di bawah ini menunjukkan bumi itu bulat.

 

Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke) ayat 5.

 

خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ

 

 

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

 

Kata “kawwara” artinya tumpang tindih atau menggulung.

 

 Seperti gulungan kain yang dililitkan di kepala.

 

Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam hanya terjadi jika bumi berbentuk bulat.

 

Bumi tak berbentuk bulat seperti bola.

 

 

Tapi geospherical yaitu sedikit rata di ujungnya.

 

Al-Quran surah An-Naziyat (surah ke-79) ayat 30.

 

وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ

 

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

 

 

Kata “Dahahaa” dapat diartikan telur burung unta.

 

Bentuk telur burung unta mirip geo-spherical bumi.

 

BULAN MEMANTULKAN SINAR MATAHARI DALAM AL-QURAN

 

 

 

 

Peradaban zaman lampau meyakini bahwa bulan memancarkan cahayanya sendiri.

 

Tapi perkembangan sains modern  menjelaskan cahaya bulan adalah pantulan dari cahaya matahari.

 

 Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 61.

 

تَبَارَكَ ٱلَّذِى جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَٰجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا

 

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

 

Dalam bahasa Arab (Al-Quran), kata untuk menunjuk matahari adalah “syams”.

 

 Kata “syams” punya arti:

 

1.              Siraj maknanya obor.

2.              Wahhaj maknanya lampu menyala.

3.              Diya maknanya sinar kemuliaan.

 

 Semua deskripsi ini tepat untuk matahari

 

 

 

Karena matahari menghasilkan panas dan cahaya oleh pembakaran internal.

 

Kata “bulan” dalam bahasa Arab yang dipakai Al-Quran adalah qamar.

 

Kata qamar dijelaskan Al-Quran sebagai munir.

 

 Artinya tubuh yang memberi cahaya.

 

Deskripsi ini cocok dan sempurna untuk bulan yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri dan tubuhnya sebagai materi pemantul sinar.

 

 Al-Quran tak pernah menyebut bulan sebagai siraj, wahhaj, atau diya.

Dan sebaliknya, Al-Quran tak pernah menyebut matahari sebagai nur atau munir.

 

Al-Quran mengakui perbedaan antara sinar matahari dan cahaya bulan.

 

Al-Quran surah Nuh (surah ke-71) ayat 15-16.

 

 

 

 أَلَمْ تَرَوْا۟ كَيْفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا

وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا

 

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

 

Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

 

 

Daftar Pustaka

 

1.      Naik, Zakir. Miracles of Al-Quran and Sunnah. Penerbut Aqwam, Jakarta. 2016.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

3.      Tafsirq.com online