Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, September 1, 2021

10760. ANAK KITA IBARAT BIBIT TANAMAN YANG HARUS DIRAWAT

 




ANAK KITA IBARAT BIBIT TANAMAN YANG HARUS DIRAWAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

  

Anakku, Ladang Amalku

 

Anak itu ibarat bibit tumbuhan yang Allah amanahkan pada kita.

 

 Ingat masih bibit, bukan bunga atau buah.

 

 Jika berupa bibit, maka belum tampak bagaimana tumbuhnya nanti.

 

 

Masih perlu waktu dan cara tepat untuk menumbuhkannya sesuai dengan harapan kita.

 

 Proses tumbuhnya pun tidak bisa kita hindarkan dari gangguan.

 yang ada dari luar.

 

 

Kita sudah merawatnya dengan baik.

  

Ketika mulai muncul bunganya, bisa jadi angin bertiup kencang menggugurkan bunga itu.

  

Selama akarnya kuat maka kita masih dapat melihat bunga tersebut tumbuh lagi bahkan sampai berbuah.

 

 Itu bahasa sederhana  menggambarkan bagaimana perilaku kita terhadap anak2.

 

 Tidak patut ketika belum tahu dan berupaya.

  

Kita mengatakan bahwa bibit tersebut tidak bagus tumbuhnya.

 

 Tidak patut pula kita mengatakan bahwa anak kita ini tidak bisa apa2.

 

 Bisanya merepotkan.

 

 Kita belum memahaminya bukan hanya menuntutnya.

  

 Jika orangtuanya bisa seperti pencapaian saat ini.

 

 Berarti ada yang salah dari diri kita kenapa anak2 tidak bisa seperti kita.

 

 

Ibarat pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

 

 Buah yang bagus dihasilkan dari pohon yang kuat.

  

Sehat.

 

Tidak mudah terserang hama.

Bibit yang Allah berikan pada kita juga tidak sama.

 

 

Allah sudah tahu kemampuan kita menumbuhkan bibit itu.

 

 Anak pertama ibarat bibit jambu.

 

 Anak kedua bibit melati.

 

 Anak ketiga bibit durian.

 

 Ketiganya jelas berbeda bukan ?

 

 

Bibit jambu jika kita rawat dengan baik, akan tumbuh menjadi pohon jambu dengan akar yang kuat, berdaun lebat, dan buahnya lezat tanpa ulat.

  Bibit melati juga demikian, jika benar merawatnya maka akan tumbuh menjadi bunga melati yang rimbun dan harum nian.

 

  

Bagaimana dengan bibit durian, jelas bisa berbuah durian yang rasanya maknyuss jika kita juga becus merawatnya.

  

Jangan pernah memaksakan bahwa bibit jambu akan menjadi bunga melati atau bahkan buah durian.

  

Salah merawat akan menyesal sampai akhir hayat.

 

 Apakah sama cara merawat dan memperlakukan ketiga bibit tadi ?

 

 

  

Jelas tidak sama.

  

Meskipun di ladang yang sama.

 

  Apalagi ladang yang berbeda.

  

Jadi, mulai sekarang STOP membandingkan anak2 kita dengan saudaranya sendiri.

 

 Apalagi dengan anak yang lain.

 

 JELAS ladangnya berbeda.

  

Terlebih bibit yang diberikan bisa jadi sama tapi cara kita merawat dan menumbuhkannya tentu berbeda.

 

Fokus saja merawat bibit2 yang sudah ada pada kita.

 

 Artinya fokus saja pada anak2 kita, bukan anak yang lain.

 

 Tumbuhkan dengan doa dan perilaku yang patut diikuti bukan ditakuti.

  

Itu akan membentuk akar yang kuat, tidak mudah tumbang.

 

 Anak yang tumbuh dengan akhlaq kuat akan kokoh menjadi pribadi tangguh.

  

Semoga Allah memampukan kita menumbuhkan dan merawat 'bibit2' yang sudah diamanahkan pada kita.

 

 Dengan istikomah sabar dan mau belajar.

  

Aamiin yaa rabbal 'alamiin.

 

 (Sumber Bunda Lita)

10759. BERSEDIH TAK BISA MENGUBAH APA PUN

 







BERSEDIH TAK BISA MENGUBAH APA PUN

Oleh: Drs. H. M. Yusron  Hadi, M.M.

 

 

Jangan bersedih.

Sebab kesedihan akan membuat air yang segar terasa pahit.

Sinar matahari pagi yang indah terasa suram.

Dan suara burung yang merdu bagaikan suara hantu menyeramkan.

 

Jangan bersedih.

Karena kesedihan akan membuat rumah yang luas terasa sempit.

Istri yang cantik tampak menyeramkan.

Dan anak-anak yang lucu terasa membisingkan.

 

Jangan bersedih.

Sebab kesedihan akan membuat udara yang sejuk tampak menyesakkan.

Pemandangan yang elok menjadi menakutkan.

Dan kebun yang indah tampak seonggok sampah menjengkelkan.

 

Jangan bersedih.

Karena kesedihan akan membuat suasana rumah terasa pengap laksana penjara.

Hubungan harmonis dalam keluarga menjadi berantakan bagaikan kapal pecah.

Dan kendaraan yang bagus tidak bermanfaat sedikit pun.

 

Jangan bersedih karena kita masih punya dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki, dua bibir, pikiran, dan hati.

 

Kita masih punya kesehatan, waktu luang, dan keamanan.

 

Jangan bersedih.

Sebab kita masih memiliki agama yang kita anut.

Tempat tinggal  yang kita huni.

Nasi yang kita makan.

Air yang kita minum.

Pakaian yang kita kenakan.

Dan keluarga tempat berbagi perasaan.

Mengapa harus bersedih?

 

Jangan bersedih.

Ketika anak kita gagal dalam ujian, lalu kita bersedih.

Apakah anak kita menjadi lulus?

 

 Saat keluarga kita ada yang meninggal dunia.

Apakah dia akan hidup kembali?

Jika kita rugi dalam bisnis.

Apakah kita menjadi untung?

 

Jangan bersedih.

Ketika kita berada di pagi hari, jangan menunggu datangnya sore hari.

 

Hari ini yang kita jalani, bukan hari kemarin.

 

Juga bukan hari esok yang belum pasti datangnya.

 

Mari kita nikmati dan syukuri hari ini.

Karena hari ini adalah milik kita.

Jangan bersedih.

Mari kita jalani hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

 

Jika hari ini kita minum air jernih yang segar.

Mengapa kita harus bersedih dengan air asin yang kita minum kemarin.

Atau mengkhawatirkan air pahit esok hari yang belum tentu terjadi?

 

Hal itu akan membuat kita bertekad dalam hati, hanya hari ini kesempatan saya.

 Cuma saat ini waktu saya.

Dan akan saya manfaatkan dengan maksimal.

 

Saya akan berbicara yang bermanfaat.

Berkata yang baik-baik saja.

Tidak berkata dusta jelek dan kotor.

Tidak akan mencela dan menghardik.

Tidak membicarakan kejelekan orang lain.

Dan tidak berbuat yang sia-sia.

 

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kecemasan.

Dari kemalasan dan kebakhilan.

Dari sifat pengecut, beban utang.

Dan tekanan orang jahat.

 

Cukuplah Allah bagi kita, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Amin.

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 139.

 

 

       وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 

       

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.

 

 

      إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

 

      

Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedangkan dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itu yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.

 

.  لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ

 

 

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.

 

 

 

. Daftar Pustaka

1.    Al-Qarni, Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.    Tafsirq. com online.