Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, August 1, 2024

35495. ALQURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (2)

 


 AL-QURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (2)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 Tak ada bacaan sebanyak kosakata.

Dalam Al-Quran.

 

Berjumlah 77.439 kata.

Jumlah 323.015 huruf .

 

Seimbang jumlah kata-katanya.

Serasi  kata dengan padanannya.

Juga kata dengan lawan kata.

Dan dampaknya.

 

Misalnya.

1)        Kata “hayat” dan antonimnya.

Atau kata berlawanan maknanya.

 

Yaitu “maut”.

Terulang masing-masing 145 kali.

 

2)        Kata “akhirat” dan “dunia”.

Masing-masing terulang 115 kali.

 

3)        Kata “malaikat” dan “setan”.

Masing-masing terulang 88 kali.

 

4)        Kata “thuma’ninah” artinya “ketenangan”.

Dan “dhijg” artinya “kecemasan”.

Masing-masing terulang 13 kali.

 

5)        Kata “panas” dan “dingin”.

Masing-masing terulang 4 kali.

 

6)        Kata “infaq” dan dampak ditimbulkannya.

Yaitu “rida” artinya “kepuasan”.

Masing-masing terulang 73 jkali.

 

7)        Kata “kikir” dan akibatnya.

Yaitu “penyesalan”.

Masing-masing terulang 12 kali.

 

8)        Kata “zakat” dan “berkat”.

Artinya “kebaikan melimpah”.

Masing-masing terulang 32 kali.

 

9)        Banyak lainnya.

 

10)  Kata “yaum” artinya “hari”.

Terulang 365 kali

Sebanyak hari dalam setahun.

 

11)  Kata “syahr” yang artinya “bulan”.

Terulang 12 kali.

Sejumlah bulan dalam setahun.

 

Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 17.


اللَّهُ الَّذِي أَنْزَلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ

 

Allah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?

 

Apakah bacaan ciptaan makhluk .

Yang seperti Al-Quran?

 

Al-Quran menantang.

 

Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 88.


قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

 

Katakan: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, meskipun mereka bekerja sama".

 

 

 

Orientalis H.A.R. Gibb menulis,

 

“Tak ada seorang pun.

Dalam 1.500 tahun ini.

 

Memainkan 'alat' bernada nyaring.

Yang mampu dan berani.

 

Sangat luas getaran jiwa.

Yang diakibatkannya.

 

Seperti dibaca Muhammad.

Yaitu Al-Quran."

 

 Al-Quran berisi:

1)        Bahasa indah.

2)        Teliti.

 

3)        Seimbang.

4)        Makna mendalam.

 

5)        Kekayaan.

6)        Kebenaran.

 

7)        Mudah dipahami.

8)        Timbul kesan hebat.

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

 

 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

 

Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

 

Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

 

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

 

 Mengapa perintah pertama.

 Pada Nabi Muhammad

Yaitu “iqra” atau “bacalah”.

 

Padahal Nabi Muhammad.

Tak pandai baca dan tulis?

 

Mengapa demikian?

 

Kata “Iqra” terambil dari akar kata.

Yang berarti “menghimpun”.

 

Tak selalu “iqra”.

Diartikan “membaca teks tertulis dengan aksara tertentu”.

 

Dari “menghimpun”.

Muncul aneka ragam makna.

 

Seperti:

 

1)        Menyampaikan.

2)        Menelaah.

 

3)        Mendalami.

4)        Meneliti.

 

5)        Mengetahui ciri sesuatu.

6)        Membaca teks tertulis atau tidak.

 

Perintah “Iqra”.

Maksudnya yaitu:

 

1)        Bacalah.

2)        Telitilah.

 

3)        Dalami.

4)        Ketahui ciri-ciri sesuatu.

 

5)        Baca alam.

6)        Baca tanda zaman.

 

7)        Baca Sejarah diri sendiri.

8)        Baca yang tertulis dan tidak.

 

Kesimpulan.

 

Objek perintah “iqra”.

Mencakup segala sesuatu.

Yang dapat dijangkau manusia.

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

 

35494. ALQURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (1)

 


AL-QURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (1)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 Al-Quran secara harfiah.

Artinya “bacaan sempurna”.

 

Nama pilihan Allah sungguh tepat.

Karena tak ada satu bacaan pun.

 

Sejak manusia kenal tulis baca.

Sekitar 5.000 tahun lampau.

 

Bisa tandingi “Al-Quran Al-Karim”.

Bacaan sempurna dan mulia.

 

 Tak ada bacaan semacam Al-Quran.

Dibaca ratusan juta orang.

 

Yang tak paham artinya.

Tak bisa menulis aksaranya.

 

Bahkan dihafalkan huruf per huruf.

Oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

 

  Tak ada bacaan melebihi Al-Quran.

 Dalam focus perhatiannya.

 

Tak saja sejarah secara umum.

Tapi ayat per ayat, dalam segi masa.

 

Musim, dan saat turunnya.

Sampai sebab dan waktu turunnya.

 

 Tidak ada bacaan seperti Al-Quran.

Dipelajari susunan redaksi.

Dan pilihan kosa katanya.

 

Juga kandungan tersurat dan tersirat.

Sampai pada kesan yang ditimbulkan.

 

 Semua hasil bahasan Al-Quran.

Dibuat dalam jutaan jilid buku.

 

Dari generasi ke generasi.

Sesuai kemampuan mereka.

Semua mengandung kebenaran.

 

 Al-Quran layaknya permata.

Pancarkan cahaya menakjubkan.

 

Yang berbeda ke segala penjuru.

Sesuai sudut pandang masing-masing.

 

Tak ada bacaan seperti Al-Quran.

Diatur tata cara membacanya.

 

Ada bacaan harus dipendekkan, dipanjangkan.

Dipertebal atau diperhalus ucapannya.

 

Diatur tempat terlarang, boleh, harus mulai dan berhenti.

 

Diatur lagu dan iramanya.

Sampai pada etika membacanya.

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

35493. ALQURAN BACAAN MANUSIA TAK TERTANDINGI (1)

 


AL-QURAN BACAAN MANUSIA TAK TERTANDINGI (1)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 Al-Quran secara harfiah.

Artinya “bacaan sempurna”.

 

Nama pilihan Allah sungguh tepat.

Karena tak ada satu bacaan pun.

 

Sejak manusia kenal tulis baca.

Sekitar 5.000 tahun lampau.

 

Bisa tandingi “Al-Quran Al-Karim”.

Bacaan sempurna dan mulia.

 

 Tak ada bacaan semacam Al-Quran.

Dibaca ratusan juta orang.

 

Yang tak paham artinya.

Tak bisa menulis aksaranya.

 

Bahkan dihafalkan huruf per huruf.

Oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

 

  Tak ada bacaan melebihi Al-Quran.

 Dalam focus perhatiannya.

 

Tak saja sejarah secara umum.

Tapi ayat per ayat, dalam segi masa.

 

Musim, dan saat turunnya.

Sampai sebab dan waktu turunnya.

 

 Tidak ada bacaan seperti Al-Quran.

Dipelajari susunan redaksi.

Dan pilihan kosa katanya.

 

Juga kandungan tersurat dan tersirat.

Sampai pada kesan yang ditimbulkan.

 

 Semua hasil bahasan Al-Quran.

Dibuat dalam jutaan jilid buku.

 

Dari generasi ke generasi.

Sesuai kemampuan mereka.

Semua mengandung kebenaran.

 

 Al-Quran layaknya permata.

Pancarkan cahaya menakjubkan.

 

Yang berbeda ke segala penjuru.

Sesuai sudut pandang masing-masing.

 

Tak ada bacaan seperti Al-Quran.

Diatur tata cara membacanya.

 

Ada bacaan harus dipendekkan, dipanjangkan.

Dipertebal atau diperhalus ucapannya.

 

Diatur tempat terlarang, boleh, harus mulai dan berhenti.

 

Diatur lagu dan iramanya.

Sampai pada etika membacanya.

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2