Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, August 2, 2024

35516. ILMU MANUSIA DARI ALLAH TAK EBETULAN

 


ILMU MANUSIA DARI ALLAH BUKAN KEBETULAN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Perintah “iqra” atau “membaca”.

Sungguh paling berharga.

Yang diberikan pada umat manusia.

 

Membaca dalam aneka maknanya.

Syarat pertama dan utama.

Dalam pengembangan:

 

1)        Ilmu sains dan teknologi.

2)        Pembangunan peradaban.

 

 Peradaban Islam.

Lahir dengan kehadiran Al-Quran.

 

Al-Quran tak lekang oleh panas.

Dan tak lapuk oleh hujan.

 

Selama umat Islam bersama Allah.

Tetap menjaganya.

 

Al-Quran surah Al-Hijir (surah ke-15) ayat 9.

 


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

 

Sesungguhnya Kami (Allah dan Malaikat Jibril) yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami (Allah dengan keterlibatan manusia) akan menjaganya.

 

Pengetahuan dan peradaban.

Yang dirancang Al-Quran.

 

Pengetahuan terpadu.

Melibatkan akal dan kalbu.

 

Wahyu pertama AlQuran jelaskan.

Ada 2 cara pengembangan ilmu.

 

1)        Tiap pengetahuan punya subjek dan objek.

 

Secara umum.

Subjek dituntut berperan.

Guna memahami objek.

 

Tapi pengalaman ilmiah tunjukkan.

Objek terkadang kenalkan dirinya.

 

Kepada subjek.

Tanpa usaha si subjek.

 

 

 Misalnya.

Komet Halley.

 

Masuk cakrawala hanya sebentar.

Tiap 76 tahun sekali.

 

Dalam kasus ini.’

Meskipun para astronom.

 

Siap segala alat.

Untuk amati.

 

Tapi  yang lebih berperan.

Kehadiran komet itu sendiri.

Untuk kenalkan diri.

 

 Wahyu, ilham, intuisi, atau firasat.

Yang diperoleh manusia.

Yang siap dan suci jiwanya.

 

Dianggap “kebetulan”.

Dialami ilmuwan tekun.

 

Yaitu bentuk pengajaran Allah.

Analogi kasus komet Halley.

 

 Hal itu pengajaran tanpa kalam.

 Dalam wahyu pertama.

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 4-5.


الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Daftar Pustaka

1.     Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.     Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.     Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.     Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

35515. ALQURAN BACAAN MULIA TAK TERTANDINGI (3)

 


AL-QURAN BACAAN MULIA TAK TERTANDINGI (3)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Perintah “iqra” atau “membaca”.

Sungguh paling berharga.

Yang diberikan pada umat manusia.

 

Membaca dalam aneka maknanya.

Syarat pertama dan utama.

Dalam pengembangan:

 

1)        Ilmu sains dan teknologi.

2)        Pembangunan peradaban.

 

 Peradaban Islam.

Lahir dengan kehadiran Al-Quran.

 

Al-Quran tak lekang oleh panas.

Dan tak lapuk oleh hujan.

 

Selama umat Islam bersama Allah.

Tetap menjaganya.

 

Al-Quran surah Al-Hijir (surah ke-15) ayat 9.

 


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

 

Sesungguhnya Kami (Allah dan Malaikat Jibril) yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami (Allah dengan keterlibatan manusia) akan menjaganya.

 

Pengetahuan dan peradaban.

Yang dirancang Al-Quran.

 

Pengetahuan terpadu.

Melibatkan akal dan kalbu.

 

Wahyu pertama AlQuran jelaskan.

Ada 2 cara pengembangan ilmu.

 

1)        Tiap pengetahuan punya subjek dan objek.

 

Secara umum.

Subjek dituntut berperan.

Guna memahami objek.

 

Tapi pengalaman ilmiah tunjukkan.

Objek terkadang kenalkan dirinya.

 

Kepada subjek.

Tanpa usaha si subjek.

 

 

 Misalnya.

Komet Halley.

 

Masuk cakrawala hanya sebentar.

Tiap 76 tahun sekali.

 

Dalam kasus ini.’

Meskipun para astronom.

 

Siap segala alat.

Untuk amati.

 

Tapi  yang lebih berperan.

Kehadiran komet itu sendiri.

Untuk kenalkan diri.

 

 Wahyu, ilham, intuisi, atau firasat.

Yang diperoleh manusia.

Yang siap dan suci jiwanya.

 

Dianggap “kebetulan”.

Dialami ilmuwan tekun.

 

Yaitu bentuk pengajaran Allah.

Analogi kasus komet Halley.

 

 Hal itu pengajaran tanpa kalam.

 Dalam wahyu pertama.

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 4-5.


الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Daftar Pustaka

1.     Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.     Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.     Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.     Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

35514. ALQURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (3)

 


AL-QURAN BACAAN MULIA SEMPURNA (3)

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Perintah “iqra” atau “membaca”.

Sungguh paling berharga.

Yang diberikan pada umat manusia.

 

Membaca dalam aneka maknanya.

Syarat pertama dan utama.

Dalam pengembangan:

 

1)        Ilmu sains dan teknologi.

2)        Pembangunan peradaban.

 

 Peradaban Islam.

Lahir dengan kehadiran Al-Quran.

 

Al-Quran tak lekang oleh panas.

Dan tak lapuk oleh hujan.

 

Selama umat Islam bersama Allah.

Tetap menjaganya.

 

Al-Quran surah Al-Hijir (surah ke-15) ayat 9.

 


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

 

Sesungguhnya Kami (Allah dan Malaikat Jibril) yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami (Allah dengan keterlibatan manusia) akan menjaganya.

 

Pengetahuan dan peradaban.

Yang dirancang Al-Quran.

 

Pengetahuan terpadu.

Melibatkan akal dan kalbu.

 

Wahyu pertama AlQuran jelaskan.

Ada 2 cara pengembangan ilmu.

 

1)        Tiap pengetahuan punya subjek dan objek.

 

Secara umum.

Subjek dituntut berperan.

Guna memahami objek.

 

Tapi pengalaman ilmiah tunjukkan.

Objek terkadang kenalkan dirinya.

 

Kepada subjek.

Tanpa usaha si subjek.

 

 

 Misalnya.

Komet Halley.

 

Masuk cakrawala hanya sebentar.

Tiap 76 tahun sekali.

 

Dalam kasus ini.’

Meskipun para astronom.

 

Siap segala alat.

Untuk amati.

 

Tapi  yang lebih berperan.

Kehadiran komet itu sendiri.

Untuk kenalkan diri.

 

 Wahyu, ilham, intuisi, atau firasat.

Yang diperoleh manusia.

Yang siap dan suci jiwanya.

 

Dianggap “kebetulan”.

Dialami ilmuwan tekun.

 

Yaitu bentuk pengajaran Allah.

Analogi kasus komet Halley.

 

 Hal itu pengajaran tanpa kalam.

 Dalam wahyu pertama.

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 4-5.


الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Daftar Pustaka

1.     Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.     Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.     Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.     Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

 

Thursday, August 1, 2024

35509. DPR PANSUS BENAHI SISTEM HAJI TAK TERKAIT PBNU

 


DPR PANSUS BENAHI SISTEM HAJI TAK TERKAIT PBNU

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Anggota Pansus Angket

Pengawasan Haji DPR RI.

 

 John Kennedy Azis sebut.

 Masalah haji 2024.

Tak terkait PBNU.

 

John katakan.

Pansus bertujuan.

Perbaiki manajemen haji.

 

Dia ungkapkan.

Yaitu masalah.

 

1)        Kuota haji.

2)        Diduga melanggar UU.

 

3)        Carut marut ibadah haji.

 

4)        Pembagian kuota haji.

Melanggar kesepakatan.

 

 

Rabu (31/7/2024).

 

John menilai.

 

Mekanisme ibadah haji.

Makin bermasalah.

 

Mulai antre jamaah.

Hingga kualitas makanan.

 

“Orang antre 4 tahun.

 Bisa berangkat haji.

Sebab sesuatu.

 

Tapi antre puluhan tahun.

Tak berangkat.

 

Hal itu dirapikan,” ujarnya.

 

John tekankan.

Pastikan Pansus Haji bekerja.

 

Tak respons Ketum PBNU.

Sebab tak jelas landasannya,” ucapnya.

 

 

(Sumber genpi)