Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, January 2, 2025

38749. TAK ADA ALASAN RETAK HUBUNGAN SESAMA ISLAM

 


TAK ADA ALASAN RETAK HUBUNGAN SESAMA ISLAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 Da 4 macam ukhuwah (persaudaraan) di Al-Quran.

Yaitu ukhuwah:



1)        Ubudiah.

2)        Insaniah.

 

3)        Wathaniah.

4)        lslamiah.

 

1.         Ukhuwah Ubudiah.

 

Yaitu saudara sesama makhluk Allah.

Atau sesama tunduk pada Allah.

 

2.        Ukhuwah Insaniah (Basyariah).

 

Yaitu saudara sesama umat manusia.

 

3.        Ukhuwah Wathaniah.

 

Yaitu saudara sebangsa.

 

4.        Ukhuwah Islamiah.

 

Yaitu saudara sesama umat Islam.

 

Rasulullah bersabda,

 

”Kalian adalah para sahabatku.

Para pemeluk Islam setelah wafatku adalah saudaraku”.

 

 Kata “Ukhuwah”.

Jelas dinyatakan Al-Quran.

Yaitu:

 

1)        Saudara sesama Islam.

2)        Saudara bukan karena agama.

 

Bentuk jamak dalam Al-Quran.

Tunjukkan 2 arti kata “akh”.

 

Yaitu :

1)        Ikhwan.

2)        Ikhwat.

 

Kata “ikhwan”.

Biasanya untuk “saudara tak sekandung”.

 

Kata “ikhwan”.

Ditemukan 22 kali.

Sebagian disertai kata “addin” (agama).

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 11.

 

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

 

 

Jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka) adalah saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.

          

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 220. 

 

فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۗ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

 

Tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

 

Teks ayat Al-Quran.

Tegas  tunjukkan:

 

1)        Saudara seagama.

2)        Saudara tidak seagama.

 

 

Bentuk jamak kedua dipakai Al-Quran.

Yaitu “ikhwat” 7 kali.

 

Untuk  “saudara seketurunan”.

Kecuali 1 ayat.

 

Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10. 

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikan kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

 

 Al-Quran pakai kata “ikhwah”.

 Dalam  arti “saudara seketurunan” .

Saat bicara “saudara sesama Muslim”.

 

Padahal kata “ikhwan”.

Untuk  makna  “saudara  tak  seketurunan” .

 

Hal itu mempertegas dan mempererat.

Jalinan hubungan sesama Islam.

 

Seakan-akan hubungan  itu.

Tak saja dijalin oleh keimanan.

 

Dalam ayat itu ditunjuk kata “al-mukminun”.

 

Tapi juga terjalin “persaudaraan seketurunan”.

Yang ditunjukkan kata “ikhwah”.

 

Sehingga  umat Islam punya kewajiban ganda.

 

Yaitu umat Islam.

1)        Jalin  hubungan saudara harmonis sesama lslam.

 

2)        Tak ada alasan retak hubungan sesama umat Islam.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.

38748. ADA 4 MACAM UKHUWAH DALAM ISLAM

 


ADA 4 MACAM UKHUWAH DALAM ISLAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 Da 4 macam ukhuwah (persaudaraan) di Al-Quran.

Yaitu ukhuwah:



1)        Ubudiah.

2)        Insaniah.

 

3)        Wathaniah.

4)        lslamiah.

 

1.         Ukhuwah Ubudiah.

 

Yaitu saudara sesama makhluk Allah.

Atau sesama tunduk pada Allah.

 

2.        Ukhuwah Insaniah (Basyariah).

 

Yaitu saudara sesama umat manusia.

 

3.        Ukhuwah Wathaniah.

 

Yaitu saudara sebangsa.

 

4.        Ukhuwah Islamiah.

 

Yaitu saudara sesama umat Islam.

 

Rasulullah bersabda,

 

”Kalian adalah para sahabatku.

Para pemeluk Islam setelah wafatku adalah saudaraku”.

 

 Kata “Ukhuwah”.

Jelas dinyatakan Al-Quran.

Yaitu:

 

1)        Saudara sesama Islam.

2)        Saudara bukan karena agama.

 

Bentuk jamak dalam Al-Quran.

Tunjukkan 2 arti kata “akh”.

 

Yaitu :

1)        Ikhwan.

2)        Ikhwat.

 

Kata “ikhwan”.

Biasanya untuk “saudara tak sekandung”.

 

Kata “ikhwan”.

Ditemukan 22 kali.

Sebagian disertai kata “addin” (agama).

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 11.

 

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

 

 

Jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka) adalah saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.

          

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 220. 

 

فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۗ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

 

Tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

 

Teks ayat Al-Quran.

Tegas  tunjukkan:

 

1)        Saudara seagama.

2)        Saudara tidak seagama.

 

 

Bentuk jamak kedua dipakai Al-Quran.

Yaitu “ikhwat” 7 kali.

 

Untuk  “saudara seketurunan”.

Kecuali 1 ayat.

 

Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10. 

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikan kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

 

 Al-Quran pakai kata “ikhwah”.

 Dalam  arti “saudara seketurunan” .

Saat bicara “saudara sesama Muslim”.

 

Padahal kata “ikhwan”.

Untuk  makna  “saudara  tak  seketurunan” .

 

Hal itu mempertegas dan mempererat.

Jalinan hubungan sesama Islam.

 

Seakan-akan hubungan  itu.

Tak saja dijalin oleh keimanan.

 

Dalam ayat itu ditunjuk kata “al-mukminun”.

 

Tapi juga terjalin “persaudaraan seketurunan”.

Yang ditunjukkan kata “ikhwah”.

 

Sehingga  umat Islam punya kewajiban ganda.

 

Yaitu umat Islam.

1)        Jalin  hubungan saudara harmonis sesama lslam.

 

2)        Tak ada alasan retak hubungan sesama umat Islam.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.

Wednesday, January 1, 2025

38744. BADUI YAKIN ALLAH PEMURAH BANYAK MENGAMPUNI

 






BADUI YAKIN ALLAH PEMURAH BANYAK MENGAMPUNI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Seorang lelaki Badui tinggal di pedalaman.

 

Dia hidup di pelosok pedesaan.

Jauh dari pusat keramaian kota.

 

Tempat tinggalnya termasuk daerah terpencil, terjauh, dan terluar.

 

Wilayahnya sulit terjangkau.

 

Si Badui tak berpendidikan.

Orang bodoh dan tak pernah makan sekolah.

 

Si Badui datang menjumpai Rasulullah di Madinah.

 

Badui bertanya,

“Wahai Rasulullah.

Siapakah yang mengurus hisabnya seluruh makhluk?”

 

Rasulullah bersabda,“Allah”.

 

Badui bertanya lagi,

“Apakah Allah mengurusnya seorang diri?”

 

Rasulullah bersabda, “Ya.”

 

Mendengar jawaban Nabi Muhammad.

Si Badui tersenyum puas.

 

Dan tampaknya dia amat gembira.

 

Rasulullah bersabda,

“Mengapa engkau tersenyum, wahai orang Badui?”

 

Badui menjawab,

“Seorang pemurah, jika menghisab pasti akan banyak memaafkan.”

 

Si Badui melanjutkan,

 

”Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

 

Jika Allah menghisab manusia.

Pasti akan banyak memaafkan.

Dan banyak memberi ampunan.”

 

Rasulullah tersenyum mendengarkan jawaban si Badui.

 

Rasulullah bersabda,

”Engkau benar, tidak ada yang lebih pemurah dibandingkan dengan Allah.

 

 Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.”

 

Si Badui mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah.

 

Dan pamit pulang dengan wajah puas dan lega.

 

Rasulullah bersabda,

“Dia sungguh pintar.”

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.

 

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

 

  Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi  Maha Penyayang.”

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Katsir, Ibnu. Kisah Para Nabi. Penerbit Pustaka Azzam. Jakarta 2011.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.      Tafsirq.com online.

 

 

 

 

 

 

 

38743. NABI SEBUT BADUI BODOH TAPI PINTAR

 






NABI MUHAMMAD SEBUT BADUI BODOH TAPI PINTAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Seorang lelaki Badui tinggal di pedalaman.

 

Dia hidup di pelosok pedesaan.

Jauh dari pusat keramaian kota.

 

Tempat tinggalnya termasuk daerah terpencil, terjauh, dan terluar.

 

Wilayahnya sulit terjangkau.

 

Si Badui tak berpendidikan.

Orang bodoh dan tak pernah makan sekolah.

 

Si Badui datang menjumpai Rasulullah di Madinah.

 

Badui bertanya,

“Wahai Rasulullah.

Siapakah yang mengurus hisabnya seluruh makhluk?”

 

Rasulullah bersabda,“Allah”.

 

Badui bertanya lagi,

“Apakah Allah mengurusnya seorang diri?”

 

Rasulullah bersabda, “Ya.”

 

Mendengar jawaban Nabi Muhammad.

Si Badui tersenyum puas.

 

Dan tampaknya dia amat gembira.

 

Rasulullah bersabda,

“Mengapa engkau tersenyum, wahai orang Badui?”

 

Badui menjawab,

“Seorang pemurah, jika menghisab pasti akan banyak memaafkan.”

 

Si Badui melanjutkan,

 

”Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

 

Jika Allah menghisab manusia.

Pasti akan banyak memaafkan.

Dan banyak memberi ampunan.”

 

Rasulullah tersenyum mendengarkan jawaban si Badui.

 

Rasulullah bersabda,

”Engkau benar, tidak ada yang lebih pemurah dibandingkan dengan Allah.

 

 Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.”

 

Si Badui mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah.

 

Dan pamit pulang dengan wajah puas dan lega.

 

Rasulullah bersabda,

“Dia sungguh pintar.”

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.

 

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

 

  Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi  Maha Penyayang.”

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Katsir, Ibnu. Kisah Para Nabi. Penerbit Pustaka Azzam. Jakarta 2011.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.      Tafsirq.com online.